Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Mitos Seputar Seks yang Tak Harus Kita Percaya

KOMPAS.com - Bagi suami-istri, kualitas kehidupan seksual turut menunjang kebahagiaan dalam pernikahan.

Ada banyak mitos seputar seks yang bisa kita temui di media sosial atau internet. Namun, jangan terlalu mempercayainya.

Mitos-mitos tersebut bisa jadi hanya membawa kesalahpahaman yang dan kebingungan.

Nah, agar kita tidak salah kaprah, berikut mitos seputar seks yang tak harus kita percayai.

1. Seks membakar kalori

Melakukan hubungan seksual selama 30 menit dapat membakar 80 hingga 300 kalori. Nyatanya, riset yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine mengklaim pasangan rata-rata melakukan sesi bercinta selama enam menit.

Selama rentang yang singkat itu, peningkatan terbesar dalam detak jantung dan tekanan darah hanya terjadi selama sekitar 15 detik selama orgasme, dan cepat kembali normal.

Jadi, jika kita membakar empat kalori per menit maka itu berarti total kalori yang kita bakar sebesar 24 kalori, jumlah yang sangat kecil.

2. Pakai kaus kaki saat berhubungan seks adalah pembunuh mood

Peneliti Denmark berusaha melakukan pemindaian otak pada pria dan wanita saat pasangan mereka mencoba memberi mereka orgasme.

Riset tersebut mengklaim, hawa dingin yang ada di ruang pemindaian membuat sulit bagi subjek mereka untuk menikmati kegiatan bercinta. Jadi peneliti memberi peserta kaus kaki.

"Saat mengenakan kaus kai, 80 persen pasangan mampu mencapai orgasme dibandingkan dengan pasangan yang tidak memakainya," ucap Gert Holstege, pemimpin riset.

Tidak ada yang tahu pasti mengapa ini berhasil, tetapi untuk mencapai orgasme kita harus benar-benar santai dan bebas dari kecemasan.

"Kaki yang dingin dapat mengganggu kemampuan kita untuk benar-benar berhubungan seks, terutama bagi wanita, kata psikoterapis Fran Walfish.


 3. Semua wanita mengalami orgasme melalui hubungan intim

Peneliti di The Kinsey Institute Justin Lehmiller mengatakan, sekitar setengah dari wanita heteroseksual kadang-kadang mengalami orgasme sebagai hasil dari penetrasi saja.

Namun, separuh dari yang lainnya membutuhkan tambahan stimulasi klitoris atau aktivitas seksual lainnya untuk mencapai klimaks.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sex and Marital Therapy juga mengklaim, 37 persen wanita membutuhkan semacam rangsangan lain selama hubungan seksual untuk mencapai orgasme.

Tidak mengherankan, cara mencapai orgasme adalah salah satu pertanyaan terapis seks yang paling sering ditanyakan kepada pasangan.

4. Seks dapat memengaruhi kinerja olahraga

Teori ini telah diperdebatkan selama bertahun-tahun. Para pelatih sering mengatakan kepada atlet mereka untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum pertandingan besar atau kompetisi.

Gagasan ini datang dari Yunani Kuno dan pengobatan Tiongkok tradisional, yang menganggap tidak berhubungan seks akan meningkatkan frustrasi dan agresi, dan meningkatkan energi.

Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Frontiers in Physiology, menunjukkan seks hanya memiliki sedikit dampak pada kinerja atletik dan mungkin bisa memiliki efek positif sebagai gantinya.

5. Berhubungan seks dapat menyebabkan wanita hamil segera melahirkan

Mitos ini begitu dipercaya, sehingga dokter kerap memberi tahu pasien untuk tidak terlalu mempercayai hal ini.

Menurut riset dari ohio State University Medical center, melakukan hubungan seks di dekat tanggal persalinan tidak akan menyebabkan wanita melahirkan dini, tetapi justu menunda persalinan.

Para peneliti menemukan, wanita yang aktif secara seksual dalam tiga minggu terakhir kehamilan mereka mengalami masa kehamilan ratarata 39, 9 minggu daripada wanita yang tidak melakukan hubungan seks.

Ini memang bukan perbedaan besar, namun akan menjadi tekanan tersendiri bagi para ibu hamil.


6. Alat kontrasepsi dapat membunuh gairah seksual

Hormon memengaruhi dorongan seks kita dan pil KB dapat mengubah kadar hormon wanita. Jadi, hal yang masuk akal jika meminum pil mungkin berdampak pada dorongan seksualnya.

Tapi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Medicine, mengonsumsi pil KB tidak berpengaruh pada dorongan seksual wanita.

Mitos mengenai alat kontrasepsi populer lainnya adalah kondom membuat seks kurang menyenangkan.

Nyatanya, studi terpisah yang dilakukan oleh Indiana University menemukan, pasangan justru memperoleh lebih banyak kesenangan seksual ketika menggunakan alat kontrasepsi. Kemungkinan besar ini terjadi, karena mereka kurang merasa khawatir tentang konsekuensi kehamilan.

7. Wanita membutuhkan waktu lebih lama untuk bergairah daripada pria

Banyak orang berpikir wanita butuh waktu lebih lama untuk mencapai gairah puncak saat bercinta.

Nyatanya, riset dari McGill University membuktikan sama sekali tak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan antara pria dan wanita dalam mencapai gairah puncak.

Dalam riset ini para peneliti menggunakan pencitraan termal daripada mengandalkan laporan dari peserta riset.

Ini berarti, jika para wanita berpikir perlu lebih lama untuk merasakan gairah daripada sang suami, penyebabnya mungkin karena masalah mental bukan fisik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/06/220300720/7-mitos-seputar-seks-yang-tak-harus-kita-percaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke