Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Telapak Tangan Berkeringat, Benarkah Tanda Gangguan Kesehatan?

KOMPAS.com - Saat gugup atau cemas, sebagian besar orang mungkin saja mengalami telapak tangan berkeringat. Tetapi ada juga orang-orang yang telapak tangannya sering kali berkeringat walau tidak dalam keadaan gugup maupun cemas.

Kondisi telapak tangan yang berkeringat kerap dikaitkan dengan gangguan jantung (seperti lemah jantung), namun anggapan ini tidaklah benar. Keringat berlebih pada telapak tangan umumnya disebabkan oleh hiperhidrosis. Apakah sebenarnya hiperhidrosis ini?

Hiperhidrosis adalah keringat berlebih yang terjadi akibat kelenjar-kelenjar keringat terlalu aktif. Kondisi ini dapat muncul pada seluruh tubuh maupun bagian-bagian tubuh yang memiliki banyak kelenjar keringat saja (seperti, telapak tangan, telapak kaki, ketiak, maupun selangkangan).

Bila terjadi di sekujur tubuh, kondisi ini dikenal dengan generalized hyperhidrosis. Pengidapnya bisa tampak seperti seperti mandi keringat.

Sementara itu, keringat berlebih yang hanya terjadi pada bagian-bagian tertentu tubuh disebut focal hyperhidrosis. Misalnya, telapak tangan berkeringat.

Hiperhidrosis sebenarnya tidak mengganggu kesehatan seseorang, dan justru lebih sering menjadi masalah bagi penampilan dan pergaulan. Apabila kondisinya sangat parah, tentu bisa memengaruhi kepercayaan diri maupun kehidupan sosial penderitanya.

Kenapa hiperhidrosis bisa terjadi?

Keringat berlebihan bisa saja tidak memiliki penyebab apapun dan diistilahkan dengan hiperhidrosis idiopatik primer. Namun ada juga hiperhidrosis yang dipicu oleh kondisi medis tertentu, yang dikenal dengan istilah hiperhidrosis sekunder.

Hiperhidrosis idiopatik primer

Idiopatik berarti tanpa sebab yang diketahui. Pada sebagian besar kasus, jenis hiperhidrosis idiopatik primer muncul sebagai focal hyperhidrosis. Contohnya, keringat berlebihan di telapak tangan atau telapak kaki.

Diduga, hiperhidrosis primer ini disebabkan faktor genetik karena mayoritas penderitanya memiliki saudara atau orangtua kandung yang juga mengalami kondisi yang sama.

Ada juga yang menduga hiperhidrosis jenis ini berkaitan dengan sifat orang mudah cemas, gampang gugup, serta rentan tertekan. Tetapi sejumlah penelitian membantah dugaan tersebut.

Sebuah studi menemukan bahwa orang-orang yang mengalami hiperhidrosis tidak lebih rentan terhadap rasa cemas, gugup, atau stres jika dibanding dengan populasi umum yang dipaparkan dengan pemicu stres yang serupa.

Yang terjadi justru sebaliknya, penderita hiperhidrosis jadi lebih mudah cemas, gugup dan stres akibat memikirkan keringat yang keluar berlebihan.

Hiperhidrosis sekunder

Selain hiperhidrosis primer, ada juga hiperhidrosis sekunder. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengeluarkan keringat berlebihan akibat mengidap kondisi medis tertentu.

Obesitas, penyakit asam urat (gout), menopause, diabetes mellitus, hipertiroid, dan tumor termasuk beberapa contoh gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan munculnya keringat berlebihan pada tubuh penderitanya.

Ciri-ciri terjadinya hiperhidrosis meliputi telapak tangan berkeringat, telapak kaki berkeringat, berkeringat terlalu sering, serta jumlah keringat yang sangat banyak hingga pakaian basah.

Keringat berlebihan pada penderita hiperhidrosis bisa saja memicu dampak-dampak lain yang berupa:

  • Masalah iritasi pada kulit seperti infeksi jamur.
  • Enggan melakukan kontak fisik.
  • Menarik diri dari pergaulan sosial sehingga rentan depresi.
  • Sulit untuk bekerja di sektor yang mengutamakan penampilan atau harus sering berhubungan dengan orang banyak.
  • Lebih rentan mengalami bau keringat dan bau badan.

Bagaimana cara mengatasi telapak tangan berkeringat akibat hiperhidrosis?

Mengatasi telapak tangan yang berkeringat atau hiperhidrosis pada umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut:

Gunakan antiperspirant

Produk ini dimaksudkan untuk mengurangi keringat dengan cara sedikit menyumbat pori-pori di area tubuh yang memiliki banyak kelenjar keringat. Jangan hanya menggunakannya di ketiak. Bila telapak tangan berkeringat banyak, antiperspirant juga bisa dioleskan pada telapak tangan, bahkan telapak kaki.

Jauhi pemicu keringat

Langkah ini bisa kita lakukan mulai dari memilih bahan pakaian secara cermat, serta menghindari bahan yang tebal atau bahan sintetik yang umumnya panas dan tidak menyerap keringat.

Pilihlah bahan pakaian yang cukup tipis dan mudah menyerap keringat, seperti katun. Jangan lupa juga untuk membawa pakaian ganti saat beraktivitas, serta beberapa lembar sapu tangan bagi pengidap telapak tangan berkeringat.

Selain pakaian, makanan pemicu keringat berlebih pun sebaiknya dijauhi. Misalnya, makanan pedas dan panas, maupun yang mengandung alkohol.

Atasi stres

Bila telapak tangan sering berkeringat karena rasa gugup, cemas, atau tekanan stres, carilah jalan untuk mengatasi stres dengan tepat.

Kamu bisa memanjakan diri melalui hobi dan aktivitas kegemaran, maupun melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, serta taichi.

Bila telapak tangan berkeringat terus mendera meski telah melakukan langkah-langkah sederhana di atas, kamu sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih komprehensif.

Kamu dapat meminta tolong pada dokter untuk menyuntikkan botox pada bagian tubuh dengan keringat berlebih. Selain untuk mengatasi keriput, botox juga digunakan untuk mencegah kelenjar keringat yang terlalu aktif dan hasilnya bisa bertahan hingga setahun.

Telapak tangan berkeringat memang jadi masalah bagi penderitanya. Tapi kamu tidak perlu panik karena kondisi ini biasanya bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius, apalagi penyakit jantung.

Jika masih ragu, periksakan kondisi keringat berlebih itu ke dokter. Melalui langkah ini, penyebab sebenarnya bisa diketahui dengan pasti dan pengobatan dapat diperoleh dengan tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/13/080741020/telapak-tangan-berkeringat-benarkah-tanda-gangguan-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke