Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Sederhana Mencegah Ular Masuk Rumah

Di kalangan masyarakat pun beredar informasi mengenai pencegahan agar ular tidak datang dan masuk ke dalam rumah.

Namun, berhati-hatilah karena tidak semua informasi yang beredar itu benar. Bahkan, tak sedikit informasi yang justru salah.

Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM meluruskan beberapa informasi salah yang beredar di masyarakat. Misalnya, anjuran mempersiapkan keset atau tali ijuk di sekeliling rumah.

Maha menegaskan, ular sama sekali tidak takut dengan ijuk.

"Ular itu buta dan tuli. Dia tidak bisa takut oleh ijuk. Dia tidak bisa lihat ketika dikasih ijuk, kayu. Dia cuma takut sama satu hal, namanya manusia," kata Maha ketika dihubungi, Minggu (25/8/2019).

Informasi lainnya yang dinilai tidak benar adalah mengenai ketersediaan Serum Anti Bisa Ular (SABU).

Pertama, hal yang perlu diutamakan ketika seseorang terkena gigitan ular adalah penanganan pertama yang dilakukan secara tepat, bukan SABU. Sebab, masih banyak pihak yang salah dalam melakukan penanganan pertama korban gigitan ular, sehingga membuatnya nyawanya tak tertolong.

"Anti-venom bukan sesuatu yang prinsip. Yang prinsip adalah pertolongan," ucapnya.

Kedua, rumah sakit juga tidak bisa dipaksa untuk menyediakan SABU. Sebab, SABU memiliki masa kadaluwarsa hanya hingga dua tahun. Maka jika tidak ada pasien gigitan ular, rumah sakit akan rugi.

SABU juga tidak bisa dibeli oleh masyarakat biasa, namun harus dibeli dengan resep dokter. Penyimpanan SABU juga tidak boleh sembarangan, melainkan harus disimpan dalam sebuah tempat penyimpanan dengan suhu 2 hingga 8 derajat Celcius.

"Kalau ditaruh di kulkas lalu dibuka suhunya naik menjadi 20 derajat itu akan rusak," tutur Kepala IGD RS Umum Daha Husada, Kediri, Jawa Timur itu.

Lalu, apa yang masyarakat harus lakukan untuk mencegah ular masuk ke dalam rumah?

1. Jangan panik

Maha mengingatkan agar masyarakat tidak panik, bahkan jika melihat ular masuk ke dalam rumah.

Jangan panik dan tetaplah diam. Sebab, penglihatan dan pendengaran kebanyakan ular tidak tajam. Ular biasanya mendeteksi sensor gerak dan panas, sehingga ia tidak akan menyerang objek yang diam. 

Bahkan sekalipun kamu sebelumnya bergerak, hentikan gerakanmu. Karena jika kamu bergerak, ular justru akan merasa terancam.

"Ular tidak akan menggigit kalau tidak merasa terancam. Jadi kalau kita tidak mukul, tidak pegang dia tidak akan menggigit," tutur penasehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk gigitan ular itu.

2. Bersihkan rumah dari makanan ular

Jaga agar rumah tetap bersih, terutama dari makanan ular seperti tikus, katak atau unggas. Itulah mengapa kita dilarang memelihara unggas, misalnya ayam, di dalam rumah karena berpotensi mengundang ular masuk.

Jika memiliki kolam, jangan lupa untuk rutin membersihkannya setidaknya seminggu sekali sehingga kolam tidak rawan didatangi katak.

"Intinya, kita tidak akan lihat ular masuk rumah kalau kita tidak membuat si ular mendapatkan sesuatu yaitu makanannya. Karena reptil cuma satu tujuannya, makan," kata Maha.

Sama halnya jika kamu memiliki pekarangan yang rimbun atau kebun di rumah. Pastikan kamu rutin memangkas tanaman karena ular sangat senang berdiam di antara bebatuan atau semak belukar.

Jika pekarangan rajin dipangkas, ular tak akan betah berdiam karena merasa habitatnya diacak-acak dan diganggu.

“Potongi rutin seminggu sekali supaya tahu apakah ada ularnya atau tidak. Ular akan menetap karena habitatnya tidak diganggu,” kata perempuan yang pernah menempuh pendidikan di Universiteit Leuven, Belgia itu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/26/063301920/cara-sederhana-mencegah-ular-masuk-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke