Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Si Kecil Kurang Tidur?

Namun, jika kamu sudah mengatur tiga alarm dan masih harus membangunkan si kecil keluar dari tempat tidur di pagi hari, itu adalah pertanda sebaliknya.

Dilansir laman Cleveland Clinic, masa sekolah adalah saat di mana anak perlu konsisten dengan jadwal tidur.

Sebab, kurang tidur adalah masalah yang sering memburuk saat sekolah dimulai, dan itu masalah yang menyebabkan anak-anak dan orang tua lelah.

Berapa lama waktu tidur yang dibutuhkan anak?

Menurut spesilis tidur Vaishal Shah, anak-anak usia sekolah (5 hingga 12 tahun) membutuhkan tidur 9 hingga 12 jam setiap malam.

Namun, banyak anak hanya mendapat 7 hingga 8 jam per malam--terkadang bahkan kurang.

Penelitian mengaitkan kurang tidur dengan perubahan suasana hati dan penurunan fungsi kognitif, termasuk kesulitan konsentrasi, skor tes yang lebih rendah dan penurunan kinerja sekolah secara keseluruhan.

Tidur yang buruk juga dikaitkan dengan kebiasaan makan yang buruk dan obesitas.

"Banyak orangtua yang kurang tidur dan menganggap gejala kurang tidur sepenuhnya normal," kata Shah.

Akibatnya, mereka tidak menyadari anak-anak mereka pun tidak cukup tidur.


Untuk menentukan apakah anak cukup tidur, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini:

- Apakah anak saya perlu dibangunkan tiga hingga empat kali sebelum benar-benar bangun dari tempat tidur?

- Apakah anak saya mengeluh lelah sepanjang hari?

- Apakah anak saya tidur siang?

- Apakah anak saya perlu tidur nyenyak di akhir pekan?

- Jika kamu menjawab ya untuk semua pertanyaan itu, maka sederhananya, anak tidak cukup tidur.

8 tips mudah untuk kebiasaan tidur yang lebih sehat

Pertama, atur setidaknya 10 hingga 11 jam waktu tidur bagi anak. Jika anak tidak tidur cukup awal, buatlah waktu tidur lebih awal 15 hingga 20 menit setiap beberapa hari.

Kedua, tetapkan jadwal tidur yang teratur. Waktu tidur dan waktu bangun anak tidak boleh lebih dari 30 hingga 45 menit antara malam hari dan akhir pekan.

Ketiga, mulai penjadwalan waktu bangun rutin satu minggu sebelum sekolah dimulai.

Keempat, buat rutinitas tidur yang konsisten.

Kelima, matikan layar elektronik setidaknya 60 menit sebelum tidur.

Keenam, hindari kafein dan minuman manis, terutama ketika menjelang malam.

Ketujuh, bantu anak bersiap-siap untuk tidur dengan memastikan ia mendapatkan aktivitas fisik yang cukup sepanjang hari. Targetkan setidaknya satu jam penuh aktivitas fisik.

“Bermain di luar, terutama di pagi hari, sangat membantu karena paparan cahaya alami membantu menjaga ritme sirkadian anak tetap sinkron,” kata Shah.

Kedelapan, seperti banyak kebiasaan lainnya, penting untuk memberikan contoh yang baik dengan menjadikan tidur sebagai prioritas bagi diri orangtua sendiri.

Saat pagi hari

Sekali pun sudah tidur nyenyak, orangtua sepakat ketika pagi saat masa sekolah, kondisi biasanya cukup kacau.

Oleh karena itu, sedikit pra-perencanaan dapat membantu membuat pagi hari berjalan lebih lancar.

Beberapa hari sebelum sekolah dimulai, terapkan rutinitas pagi bersama anak-anak untuk memastikan ada cukup waktu untuk memakai seragam, sarapan dan pergi sekolah.

Ini juga sangat membantu malam sebelumnya untuk memeriksa beberapa hal yang harus dikerjakan saat pagi hari, seperti kemasan makan siang, memilih pakaian sekolah dan memastikan ransel dan siap pergi ke sekolah.

Kapan perlu menemui dokter anak

Berikut adalah beberapa alasan untuk membawa anak ke dokter untuk membahas masalah tidur:

- Anak tampak memiliki ketakutan yang berlebihan atau kecemasan untuk tidur.

- Mendengkur keras hingga mengganggu.

- Sering terbangun saat malam hari karena alasan tak jelas.

- Mengompol pada malam hari yang berlangsung melewati usia 7 tahun.

- Mengantuk di siang hari yang berlebihan, meskipun cukup jam tidur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/09/11/213409220/apakah-si-kecil-kurang-tidur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke