Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jejak Kopi Indonesia di Negeri Para Dewa, Yunani...

Kata ini pun ternyata memiliki arti penting untuk membedakan jenis minuman kopi yang akan kita pesan, apakah dingin atau panas.

Contohnya, pada saat kita menyebutkan hanya cappuccino, maka yang akan muncul adalah capuccino panas.

Berbeda jika yang disebutkan adalah freddo cappuccino, maka yang disuguhkan adalah kopi cappucino dingin. Tanpa perlu lagi menyebutkan dingin atau panas.

Kebiasaaan meminum kopi di Yunani sudah ada sejak masa kekaisaran Ottoman dan berkembang seiring waktu dengan pilihan jenis kopi yang semakin bervariasi.

Nah, khusus kebiasaan meminum kopi dingin bagi masyarakat Yunani diperkenalkan oleh Dimitris Vakondios.

Dia adalah pegawai perusahaan Nestlé yang tanpa sengaja menciptakan kopi frappé pada saat mengikuti Thessaloniki International Trade Fair tahun 1957.

Kala itu, Vakondios kesulitan mendapatkan air panas untuk membuat kopi klasik dan hanya mendapati air dingin.

Saat itu kopi langsung dicampur dengan air dingin dan dikocok secara bersamaan. Sejak saat itu tercipta kopi jenis frappé yang masih dijumpai di berbagai kafe hingga saat ini.

Jenis kopi dingin ini lamban laun berinovasi hingga tercipta jenis freddo cappuccino dan freddo espresso --kopi dingin yang sangat populer di kalangan anak muda Yunani, khususnya pada saat musim panas, pesaing terkuat frappé.

Kehidupan masyarakat Yunani memang tidak dapat dipisahkan dari kopi, di pagi hari adalah pemandangan umum melihat antrean panjang di hampir seluruh coffee shop di Yunani.

Namun sayangnya, alam Yunani tidak mendukung untuk menghasilkan kopi sendiri.

Seluruh kopi yang terdapat di Yunani adalah kopi impor dari berbagai negara.

Biasanya ajang tersebut diadakan pada akhir bulan September. Tahun ini, Athens Coffee Festival dilaksanakan pada tanggal 28-30 September 2019.

Perhelatan itu digelar di Technopolis, Gazi Athena, dan diiikuti oleh produsen kopi dari Yunani dan juga berbagai negara.

Tidak ketinggalan Indonesia ikut unjuk gigi dalam memeriahkan festival ini.

Gerai Indonesia menghadirkan dua jenis kopi single origin asli Indonesia yakni kopi Manggarai Flores oleh perusahaan Kamari, dan kopi Lintong Sumatera oleh perusahaan Bella Coffee.

Kedua perusahaan ini memamerkan kedua jenis kopi asli Indonesia dengan berbagai varian kopi.

Kehadiran Indonesia untuk pertama kali nya pada festival tersebut memberikan warna tersendiri.  Ciri khas kopi Indonesia yang masih diproduksi secara organik dilengkapi dengan beragam cita rasa pada masing-masing varian.

Heribert Aswin Muriadi dari Kamari coffee mengungkapkan, saat ini kualitas cita rasa kopi sudah dapat ditentukan sejak proses di hulu saat masih di petani.

Hal ini berbeda dengan konsep terdahulu, di mana cita rasa kopi ditentukan di hilir di saat telah menjadi roasted bean dan di tangan barista.

Untuk itulah, dalam memproduksi kopi unggulan, Kamari coffee memberikan perhatian tidak hanya pada proses akhir, namun sejak fase pembibitan.

Alhasil, kualitas kopi Manggarai Kamari coffee yang diproduksi di Pulau Flores dan didukung dengan tanah yang subur, di antara gunung volkanik kian menjanjikan.

Sepaham dengan Kamari, Lina Suahriri dari Bella coffee mengatakan, perusahaanya juga mengutamakan kualitas sejak proses di hulu hingga di hilir.

Konsep yang sedikit berbeda diterapkan dalam pengelolaan bisnis kopi oleh Bella coffee.

Dalam pengelolaannya, Bella coffee juga menyentuh nilai-nilai sosial, di mana pengelolaannya diprakarsai oleh corporate social responsibilty (CSR) dari salah satu perusahaan besar di Sumatera Utara.

CSR dilakukan untuk membantu perekonomian masyarakat sekitarnya, khususnya para petani.

"Diharapkan kopi asli Indonesia ini lebih dikenal tidak hanya di Indonesia, namun juga di mancanegara," tambah Suhariri.

Selain menghadirkan berbagai ragam varian kopi, Indonesia yang diwakili oleh Andika Priadiputra dari Kamari Coffee memberikan presentasi mengenai speciality kopi Indonesia.

Dia pun memberi gambaran proses sejak dari pembibitan hingga proses roasting.

Kegiatan dilanjutkan dengan proses cupping, --menilai rasa dan aroma kopi dengan mencium dan menyesap kopi sesuai urutan, oleh para pengunjung.

Salah satu pengunjung, Panagiotis menilai, kopi Manggarai dan kopi Lintong memiliki keunikan tersendiri dengan cita rasa yang kuat.

Selain itu, kopi Indonesia memiliki kelebihan lain, masih diproduksi secara organik, di saat sebagian besar produsen kopi lainnya telah melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan hasil kopi dalam jumlah yang besar.

Beberapa pengunjung menyatakan ketertarikan untuk melakukan kerja sama bisnis dengan dua pengusaha Indonesia baik Kamari coffee maupun Bella coffee.

“Semakin bertambahnya para penikmat kopi di negeri para dewa ini setiap tahun."

"Di sisi lain, Yunani hanya dapat mengandalkan kopi impor dari negara lain, (ini) menjadi prospek bisnis kopi yang menjanjikan bagi Indonesia."

"Keikutsertaan pertama kali Indonesia di Athens Coffee Festival ini menjadi landasan awal untuk promosi Indonesia sebagai negara produsen kopi."

Demikian diungkapkan Ferry Adamhar, Duta Besar RI untuk Yunani dalam siaran pers kepada Kompas.com.

Strategi promosi kopi Indonesia adalah dengan menekankan, Indonesia adalah salah satu dari sepuluh produsen kopi terbesar.

Adamhar mengharapkan penetrasi pasar kopi Indonesia tidak hanya sampai di Yunani, namun bisa masuk ke negara-negara Eropa Barat, kawasan Balkan dan Mediterania, bahkan lebih jauh ke Afika Utara.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/02/174008520/jejak-kopi-indonesia-di-negeri-para-dewa-yunani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke