Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kustomfest 2019, Ketika Motor Tak Cuma Sekadar Alat Transportasi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suasana di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Sabtu malam (5/10/2019) terlihat berbeda dari biasanya.

Area parkir bangunan yang berdiri di lahan seluas satu hektar itu terlihat amat padat, hingga menyebabkan kemacetan.

Ya, di sana ada tak kurang dari 150 motor dan 28 mobil "custom" yang turut meramaikan hari pertama perhelatan Kustomfest 2019.

Momen tahunan tersebut bagaikan "lebaran" bagi pecinta otomotif, khususnya penggemar kustom Indonesia.

Builder-builder Tanah Air pun berlomba menjadi yang terbaik dalam seni otak-atik otomotif ini.

Kustomfest dikenal sebagai pegiat kustom kulture yang diadakan setiap Oktober di Yogyakarta. Dari ajang ini lahir budaya baru dari kombinasi seni dan enginering.

Dalam perkembangannya, kustom kulture pun membuat motor atau mobil bukan sekadar alat transportasi, tetapi lebih dari itu mengandung nilai fesyen, sub-culture, otomotif, musik, seni dan gaya hidup.

Untuk bisa menyaksikan perhelatan tahunan ini, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp 60.000. Harga yang tidak bisa dibilang murah.

Namun, toh hal itu tetap tidak menghalangi para penghobi kustom untuk memuaskan hasrat mereka.

Kebanggaan

Momen Kustomfest seolah membuktikan, motor atau mobil bukan sekadar "alat tunggangan", namun ada unsur kebanggaan dan seni tinggi di dalamnya.

"Buat saya, motor kustom itu ada unsur pride. Jadi, waktu pakai ada rasa bangga gitu," kata Adit, salah satu pengunjung Kustomfest 2019, dalam percakapan dengan Kompas.com.

Sebagai pecinta motor kustom, Adit tampak tertarik dengan sebuah motor scrambler berbahan Yamaha Byson tahun 2011.

Motor yang dibanderol dengan harga Rp 22,5 juta itu dipamerkan di salah satu booth.

Adit terlihat melakukan transaksi dengan sang pemilik motor. "Ini nanti rencananya akan saya modif lagi biar lebih keren," ujar Adit.

Adit bercerita, ia sudah motor kustom sejak SMA. Namun, ia baru bisa meluapkan hobinya setelah bekerja.

"Dulu seneng banget liat motor-motor dimodif tapi kan belum punya uang sendiri untuk utak-atik motor."

"Sekarang, sudah ada penghasilan sendiri jadi, yah, bisa lah nabung-nabung buat utak-atik motor biar keren," kata dia.

Di sisi lain JEC, juga nampak orang-orang memadati booth Royal Enfield, yang juga menjadi motor favorit Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Royal Enfield Classic 500 Battle Green, seperti milik Ridwan Kamil juga menjadi pajangan yang menarik perhatian pengunjung malam itu.

Motor klasik Army look itu dibanderol seharga Rp 100,6 juta untuk varian standar.

Alvin, marketing Royal Enfield mengatakan, Royal Enfield Classic 500 Battle Green itu memiliki model yang dinamis dan tidak akan pernah usang termakan waktu.

Hal itulah, menurut Alvin, yang membuat banyak orang melirik motor klasik tersebut.

Ia juga menuturkan, perawatan motor klasik tersebut justru lebih mudah dan murah.

"Meski motor kustom itu terbilang mahal, tapi ada sisi kebanggaan gitu saat makai. Jadi uang yang dikeluarin nggak sia-sia," ucapnya.

Momen pesta anak kustom ini akan digelar hingga Minggu (6/10/2019) ini.

Tak hanya memamerkan motor dan mobil kustom, beragam kemeriahan turut dihadirkan.

Ada gerai merchandise, perlengkapan motor, hingga foodcourt dan hiburan musik.

Acara ini juga dimeriahkan dengan sesi talkshow yang membahas hal-hal seputar dunia otomotif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/06/123924420/kustomfest-2019-ketika-motor-tak-cuma-sekadar-alat-transportasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke