Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika Musik Keroncong Memikat Ratusan Warga Washington DC

Pergelaran keroncong ini membuka rangkaian acara "Performing Indonesia", yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2020.

Pertunjukan maestro Keroncong Indonesia dan AS ini adalah kolaborasi antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington, D.C. dan Galeri Freer & Sackler, Smithsonian.

Acara yang dilaksanakan dalam rangka memperingati perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS itu menghadirkan para maestro keroncong Indonesia.

Ada Endah Laras dan Danis Sugiyanto, serta grup Keroncong Rumput asal University of Richmond, Virginia, AS, pimpinan Profesor Andy McGraw.

Uniknya, seluruh personel grup Keroncong Rumput adalah warga negara AS.

Dalam konser ini, penonton disapa dengan langgam terkenal Bengawan Solo.

Lagu-lagu lainnya antara lain Keroncong Moritsko, Jali-jali, Keroncong Kemayoran, Ayo Ngguyu, Gado-Gado, dan Yen Ing Tawang Ana Lintang.

Lalu ada Walang Kekek, hingga Jangkrik Genggong yang dibawakan dengan aransemen Keroncong yang apik.

Seluruh lagi seperti mampu menghipnotis penonton di Auditorium Meyer.

Buktinya, meskipun lagu-lagu yang dibawakan berlirik bahasa Indonesia dan bahasa daerah, terutama Jawa, namun tidak menyurutkan minat ratusan hadirin untuk ikut bernyanyi.

Bahkan, mereka terlihat ikut tertawa bersama saat lagu "Ayo Ngguyu" (Mari Tertawa) dibawakan dengan interaktif oleh Endah Laras.

Mereka yang menonton adalah pakar seni dan budaya, diplomat asing, dan penikmat seni lokal AS.

“Saya sangat takjub melihat antusiasme yang sangat besar ini. Bukan hanya itu, grup Rumput juga membuat saya terpukau dan tidak bisa berkata-kata karena mereka sangat mahir bermain kerocong."

"Sampai-sampai saya sendiri pun rasanya perlu belajar banyak dari mereka. Tidak heran mereka sangat terkenal di sini dan di Indonesia.”

Demikian penuturan Endah Laras, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com dari KBRI Washington, D.C., Senin pagi WIB (7/10/2019).

Rasa takjub Endah dirasakan juga oleh penonton yang pada akhir konser serempak berdiri memberikan tepuk tangan panjang sebagai tanda apresiasi atas pergelaran ini.

“Sungguh mengagumkan!” seru Ari Post, seorang warga Washington, D.C. yang juga merupakan seorang pakar seni.

“Saya sudah pernah mendengar dan membaca informasi mengenai keroncong, namun ini kali pertama saya mendengar musiknya."

Senada dengan Post, Emma Stein -kurator seni Smithsonian Institution, merasa keroncong seperti sudah menjadi salah satu musik favoritnya.

“Meskipun saya sudah tahu sedikit budaya Indonesia melalui gamelan, namun ada hal lain yang sangat unik menarik saya untuk jatuh cinta terhadap keroncong," tutur Stein.

Performing Indonesia adalah program andalan Galeri Freer & Sackler Smithsonian Institution yang menampilkan seni budaya khas Indonesia.

Rangkaian festival ini mengedepankan musisi, penari, dan artis Indonesia lainnya yang berada baik di Asia maupun yang tinggal di AS.

Mereka berkolaborasi dengan para seniman asal AS dalam menyebarkan dan melestarikan seni pertunjukan bangsa Indonesia.

Tahun 2019 merupakan kali ke-4 program ini dilaksanakan dengan mengusung tema besar musik populer Indonesia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/07/065054320/ketika-musik-keroncong-memikat-ratusan-warga-washington-dc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke