Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perceraian Tak Pernah Akhiri "Perang" Putri Diana dan Pangeran Charles

Nyaris sejak awal, Diana sudah menyadari perselingkuhan Charles dengan pacar lamanya Camilla Parker Bowles, telah menghancurkan pernikahan mereka.

Namun ternyata, perceraian mereka pada tahun 1996 pun tak menjadi akhir dari perang antara Diana dan Charles.

Penny Junor, penulis The Firm, yang juga pakar kerajaan, mengatakan, Putri Diana terus menabuh genderang "perang" terhadap mantan suaminya itu.

“Itu adalah akhir dari 15 tahun pernikahan, tetapi itu bukan akhir dari perang,” tulis Junor.

"Di luar kerajaan, Diana tidak sebahagia yang terlihat, bahkan mungkin sangat membencinya ketimbang dia berada di dalam."

Menurut Junor, Putri Diana marah dan Charles, dan para penggemarnya pun mengikuti sikap itu.

"Dia masih marah dengan Charles dan bertekad untuk mempermalukan dan mengacaukannya di setiap kesempatan," tulis Junor.

"Dan, menurut jajak pendapat, dia membawa dukungan dari sebagian besar warga negara bersamanya."

Sebab, publik pun tampaknya tidak menyetujui kegilaan Pangeran Charles dengan Camilla.

"Ketika perceraian menjadi absolut, sebuah pernyataan dirilis yang mengatakan bahwa Pangeran Wales tidak memiliki rencana untuk menikah lagi," tulis Junor.

Lalu, pada sebuah debat di televisi tentang monarki dari Carlton Television dengan 3.000 partisipan yang dipilih secara acak, terungkap fakta yang tegas.

Bahwa, setiap kali nama Camilla Parker Bowles disebutkan, maka seketika itu pula nama itu ditenggelamkan dengan ejekan dan cemooh.

Jadi, jelas terlihat bahwa publik memang berada di sisi Diana. "Publik tidak akan memaafkan Camilla seperti halnya kepada Diana," tulisnya.

Bahkan, setelah segalanya berantakan, butuh beberapa saat untuk mendamaikan apa yang telah terjadi.

Dia tidak pernah menginginkan perceraian, apalagi dia pun dari keluarga yang juga dipisahkan karena perceraian.

Sebagai ibu, Diana tidak ingin menempatkan hidup anak-anaknyam, seperti hidup yang pernah dia lalui.

Dalam wawancara dengan BBC di segmen Panorama milik Martin Bashir, tahun 1995, Diana mengaku tidak ingin bercerai, dan malah mau berbicara dengan suaminya tentang berbagai hal secara terbuka.

"Saya tidak ingin bercerai, tetapi jelas kita perlu kejelasan tentang hal yang telah menjadi isu besar,-yang selama tiga tahun terakhir khususnya," kata Diana.

"Jadi yang saya katakan adalah bahwa saya menunggu keputusan suami saya tentang ke mana kita semua akan dibawa."

Diana "terkoyak" sejak sebelum bercerai

Selama pernikahan Putri Diana dan Pangeran Charles, Diana berjuang untuk menemukan kebahagiaan di dalam pernikahan yang "sepi".

Bahkan, sebelum mereka berpisah, dia kian merasa sendirian dan "terkoyak".

Menurut biografi Andrew Morton tentang Diana berjudul Diana: Her True Story – In Her Own Words, terungkap, perempuan ini berjuang untuk bertahan selama bertahun-tahun.

"Dia seperti disiksa setiap hari dengan segala hal terkait dilema dalam posisinya."

"Terus-menerus, dia terpecah antara kewajibannya kepada Ratu dan bangsa, dan keinginannya untuk menemukan kebahagiaan yang dia impikan," tulis Morton.

“Namun, jika dia bercerai dia khawatir dia pasti akan kehilangan anak-anaknya.”

Setelah mereka akhirnya bercerai, Putri Diana berjuang untuk menemukan rasa puas dalam kehidupan yang dijalani, di tengah sorotan publik.

Dia menjadi figur perempuan yang paling diburu di dunia untuk difoto, sampai kematian tragis pada tahun 1997.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/11/061928220/perceraian-tak-pernah-akhiri-perang-putri-diana-dan-pangeran-charles

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke