Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gaya Hidup Sehat untuk Kurangi Risiko Stroke, Apa Saja?

KOMPAS.com - Kebiasaan yang kita jalankan setiap hari ternyata bisa membantu mencegah terjadinya stroke. Sebuah penelitian menyebutkan, ada lima gaya hidup sehat yang bisa mereduksi potensi berbagai jenis stroke sampai 80 persen.

Hasil penelitian yang dipaparkan di jurnal kedokteran Circulation menelusuri catatan kesehatan dan gaya hidup 43.685 laki-laki serta 71.243 perempuan.

Riset berlangsung pada 1986-2002, dengan usia rata-rata 54 tahun bagi responden laki-laki dan 50 tahun bagi responden perempuan saat penelitian dimulai.

Ketika riset dimulai, tidak ada satu pun peserta yang menderita penyakit kardiovaskular atau kanker. Selama penelitian berlangsung, sebanyak 1.559 peserta perempuan dan 994 peserta laki-laki terserang stroke.

Rupanya cara mencegah stroke berkaitan erat dengan gaya hidup. Para peneliti merekomendasikan gaya hidup berikut sebagai cara mencegah stroke dan menurunkan risiko stroke:

  • Tidak merokok
  • Menjaga berat badan. Indeks massa tubuh (BMI) harus dijaga di bawah 25. BMI sebesar 25-29,9 berarti terlalu berat. BMI di atas 30 menunjukkan obesitas.
  • Beraktivitas fisik tingkat menengah sampai tinggi setidaknya 30 menit setiap hari
  • Menjalani diet sehat, dengan memperbanyak asupan buah dan sayuran kaya serat, protein seperti ayam dan ikan, kacang-kacangan, serta mengurangi lemak jahat.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol menjadi maksimal segelas sehari bagi perempuan dan dua gelas bagi laki-laki.

Peserta perempuan yang menjalani lima ketentuan di atas mengurangi risiko semua jenis stroke sampai 79 persen. Sementara, untuk stroke iskemik, risikonya berkurang 81 persen.

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak tersumbat oleh bekuan darah. Stroke iskemik menempati 87 persen dari total kasus stroke.

Bagi peserta laki-laki yang mengikuti lima gaya hidup sehat sebagai cara mencegah stroke tersebut, risiko terserang stroke secara umum turun 69 persen, dan stroke iskemik turun 80 persen.

Stephanie E. Chiuve, peneliti dari Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat mengatakan, gaya hidup sehat sangat bermanfaat mencegah stroke, khususnya stroke iskemik.

"Lebih dari separuh stroke iskemik, 52 persen pada laki-laki dan 54 persen pada perempuan, bisa dicegah dengan menjalani pola hidup sehat," kata dia.

Sementara untuk stroke jenis lain, penurunannya adalah 47 persen pada perempuan dan 35 persen pada laki-laki.

Stroke merupakan gangguan pembuluh darah di otak. Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan, kecacatan, bahkan kematian.

Kebanyakan penderita stroke, 80 persen, ada di negara berkembang. Di Indonesia, stroke menjadi penyakit paling mematikan nomor dua setelah jantung.

Penderitanya terus meningkat dari 8,3 per 1000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada 2013.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyatakan terdapat enam juta penderita stroke di Indonesia. Jumlah itu bahkan enam kali lebih banyak dari total penduduk Brunei Darussalam.

Pola hidup sehat tidak hanya berpengaruh pada potensi stroke. Penelitan Chiuve dan rekan-rekannya mendapati, orang yang menjalani lima gaya hidup sehat di atas, mengalami penurunan risiko penyakit jantung koroner sampai 80 persen, dan diabetes sampai 90 persen.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/30/172633720/gaya-hidup-sehat-untuk-kurangi-risiko-stroke-apa-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke