Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Open Relationsip, Apakah Ideal untuk Semua Pasangan?

KOMPAS.com - Mendengar kata open relationship, beberapa orang menganggapnya sebagai status individu jomblo, untuk sedang terbuka ingin menjalin hubungan dengan orang lain. Padahal, open relationship tidaklah demikian.

Sebenarnya, apa itu open relationship, yang banyak dijalani oleh pasangan artis ternama?

Secara sederhana, open relationship adalah suatu hubungan yang memperbolehkan masing-masing pihak, untuk bercinta dan berhubungan seks dengan orang selain pasangannya. Hubungan ini bersifat konsensual, atau terjadi atas persetujuan kedua pihak dalam pasangan tersebut.

Open relationship berbeda dari poliamori. Pada hubungan poliamori, kedua pihak dapat menjalin percintaan dengan orang lain, atau bukan pasangannya. Sementara itu, open relationship tidak melibatkan perasaan. Dengan kata lain, kamu boleh bercinta, tapi tak boleh jatuh cinta.

Open relationship dan poliamori, adalah jenis hubungan non-monogami yang disetujui kedua pihak. Selain open relationship dan poliamori, ada pula swinging, yang merujuk pada hubungan seks antara individu atau pasangan dengan pasangan lain.

Open relationship dapat terjadi di hubungan dalam tahap pacaran, atau bahkan pernikahan. Beberapa pasangan yang pernah atau masih menjalani open relationship, termasuk Angelina Jolie dan Brad Pitt, serta Will Smith dan Jada Pinkett Smith.

Masalah yang muncul dalam open relationship

Open relationship tentu memiliki beberapa risiko, yang harus dihadapi pasangan yang menjalaninya. Risiko tersebut, termasuk kecemburuan serta risiko infeksi menular seksual.

1. Risiko kecemburuan

Kecemburuan terhadap partner seks pasangan, berpotensi muncul dalam open relationship. Biasanya, rasa cemburu muncul pada pihak yang cenderung berasal dari keluarga monogami (berkomitmen untuk satu orang).

Kecemburuan biasanya berakar dari ketidakpuasan pihak tersebut, karena ia berharap pasangannya senantiasa hadir untuk dirinya.

2. Risiko infeksi menular seksual

Karena pasangan boleh berhubungan seks dengan orang lain, risiko penyakit kelamin tentu menghantui orang-orang yang menjalani open relationship.

Sebab, beberapa orang yang menjalani jenis hubungan ini melakukan seks kasual, sehingga mereka tak sepenuhnya mengetahui riwayat kesehatan teman kencannya.

Apabila kamu saat ini tengah menjalani open relationship, menjalani pemeriksaan infeksi menular seksual dengan rutin, sangat disarankan.

3. Risiko perasaan negatif lainnya

Menjalani open relationship juga mungkin menimbulkan perasaan negatif lain, seperti marah dan rasa cemas.

Sebab, menjalani hubungan jenis ini, berpotensi mendorong kamu untuk lebih bernegosiasi dengan pasangan, mengenai perasaan yang tak pernah dirasakan sebelumnya.

Kamu perlu membicarakan perasaan yang muncul dengan pasangan. Berkonsultasi dengan terapi pernikahan, juga sangat disarankan. Sebab, terapi untuk pasangan lebih mampu objektif untuk memahami persoalan pasangan.

Penting untuk diingat, open relationship adalah hubungan yang bersifat konsensual. Artinya, hubungan ini terjadi atas persetujuan kedua pihak.

Apabila pihak pertama tidak sepakat untuk membiarkan pasangannya berhubungan seks dengan orang lain, pihak kedua tentu tak bisa memaksakan hal tersebut.

Open relationship juga bukan untuk semua orang dan pasangan. Sehingga, pada akhirnya, terbuka dan jujur pada pasangan adalah kunci kebahagiaan hubunganmu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/06/212100520/mengenal-open-relationsip-apakah-ideal-untuk-semua-pasangan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke