Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Boenkus", Pengganti Plastik yang Cantik dan Unik Karya Mahasiswa ITB

"Boenkus" adalah pembungkus makanan berbahan beeswax wrap. Bahan tersebut bisa digunakan berulang-ulang selama satu tahun -tergantung pemakaian dan perlakuan.

“Ini digunakan untuk mengganti plastic wrap. Kalau plastik, sekali buang. Kalau ini bisa dipakai berulang kali tinggal dicuci saja.”

Begitu ujar salah satu pendiri "Boenkus", Kezia Nathania Tanzil kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Tak hanya itu, beeswax wrap ini bisa membuat makanan lebih tahan lama.

Setelah beberapa hari, alpukat yang dibungkus memiliki kualitas jauh lebih bagus dibanding yang tidak dibungkus.

Beeswax wrap juga bisa dipasang di atas gelas dan mangkuk berisi air ataupun sayur. Ketika gelas di balik, air tidak akan tumpah.

“Beeswax ini bisa menjadi alternatif untuk plastik dan cling wrap yang sifatnya natural dan reusable food wrapping. Bahannya campuran beeswax, organic oils, dan organic cotton," kata dia.

Ada Human Life, Color Brush, Tropical Fruit, Food, dan lainnya.

Ada pula motif untuk edisi khusus yang limited edition seperti Natal, Lebaran, Women's day, Animal wildlife, serta desain kolaborasi, Chic and darling juga Sagaleh.

Untuk yang edisi khusus, harganya dijual Rp 120.000. Sedangkan, yang biasa Rp 100.000. Harga tersebut terbilang murah.

“Di Australia harga satu lembarnya 40 dollar Australia. Di kami cukup Rp 100.000,” ucap dia.

Itulah mengapa, ada reseller "Boenkus" yang memasarkannya ke Australia. Bahkan ada costumer Estonia, Eropa, yang mengontak dan menyatakan ketertarikannya memasarkan "Boenkus".

Meski terbilang murah, di Bandung, pasar produk ini terhitung kurang bagus. Padahal, produk tersebut lahir di Bandung dengan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan.

Akhirnya, produksi "Boenkus" dipindahkan ke Jakarta. Apalagi pasar terbanyak "Boenkus" ada di Jakarta.

“Pasar kami banyak Jakarta dan Bali. Bandung sendiri kurang, mungkin karena warganya belum aware,” ungkap pendiri lainnya, Erlangga Muljadi.

Balik modal

“Uang tersebut paling banyak dikeluarkan untuk riset dan development. Kami kira dah ok, ternyata belum. Yang gagalnya banyak,” ucap dia.

Setelah berhasil menjadi produk, tak perlu waktu lama untuk menjualnya. Dalam hitungan minggu, mereka sudah 'balik modal'.

Begitu pun saat mereka memutuskan untuk kembali memproduksi, respons pasar bagus.

Salah satu keuntungan dari bisnis ini digunakan untuk membantu saluran air di Desa Muka Payung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Kami ada community project, tugas mata kuliah juga di SBM ITB. Jadi kami membantu beberapa RT di Desa Muka Payung untuk mendapatkan air bersih,” tutur Erlangga.

Saat ini, keenam pendiri "Boenkus" ingin mengembangkan bisnisnya. Salah satunya tas yang ramah lingkungan.

Keenam mahasiswa itu adalah Dianitas Allysia Hadi, Puti Shania Sastrosatomo, Charles Vincent, selain Erlangga Muljadi dan Kezi Nathania Tanzil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/20/113243420/boenkus-pengganti-plastik-yang-cantik-dan-unik-karya-mahasiswa-itb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke