Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polusi Udara Merusak Mata, Benarkah?

Namun, sebuah studi terbaru menemukan daerah-daerah berpolusi kerap dikaitkan dengan kecenderungan perkembangan glaukoma dalam satu lingkungan.

Glaukoma adalah kondisi di mana terjadi kerusakan syaraf optik yang berkaitan dengan kesehatan pengelihatan.

Riset yang dipublikasikan jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science menganalisa data dari 111.370 partisipan dari kelompok studi Biobank Inggris.

Partisipan diminta melakukan tes pengelihatan dan ditanyakan apakah mereka memiliki glaukoma.

Tes pengelihatan juga dilakukan untuk mengukur tekanan intraokular dan ketebalan pusat retina, yang mana keduanya berdampak pada glaukoma.

Tak lupa, partisipan juga diminta menyebutkan alamat tempat tinggal mereka, dan para peneliti melihat tingkat polusi di daerah tersebut.

Hal itu dilihat dengan cara fokus pada partikel halus secara spesifik dan tipe polusi udara dalam bentuk partikel aerosol atmosfer.

Hasilnya, ketika tes glaukoma dan tingkat partikel di area tempat tinggal dibandingkan, ternyata ditemukan satu keterkaitan yang kuat.

Data menunjukkan, mereka yang tinggal di daerah paling berpolusi memiliki risiko menderita glaukoma enam persen lebih tinggi.

Tak hanya itu, mereka secara signifikan berisiko lebih besar memiliki retina lebih tipis.

Retina yang lebih tipis merupakan perubahan umum yang terlihat pada perkembangan glaukoma.

Jadi, apakah partikel polusi tersebut merusak mata?

Salah satu penulis studi, Dr. Sharon Chua dari Institute of Ophthalmology and Moorfields Eye Hospital menjelaskan, polusi udara bisa jadi berkontribusi terhadap glaukoma karena penyempitan pembuluh darah.

Ini berkaitan dengan efek polusi udara terhadap peningkatan risiko masalah jantung.

"Kemungkinan lainnya adalah partikel-partikel pada udara berpolusi memiliki efek beracun yang merusak sistem syaraf dan berkontribusi terhadap peradangan."

Begitu kata dia seperti dilansir laman MindBodyGreen.

Para peneliti sudah lama mencurigai kaitan glaukoma dan polusi, dan studi ini mengonfirmasi hal itu.

Sayangnya, keterkaitan keduanya mungkin lebih kuat daripada enam persen, mengingat studi dilakukan di Inggris, di mana Inggris memiliki polusi materi partikel yang relatif rendah pada skala global.

"Glaukoma akibat polusi udara mungkin bahkan lebih kuat di tempat lain di dunia," kata pemimpin studi Professor Paul Foster yang juga berasal dari UCL Institute of Ophthalmology and Moorfields Eye Hospital.

Polusi udara dalam ruangan dan tempat kerja memang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini, namun hal itu juga umum terjadi.

Polusi mungkin bisa menjadi faktor utama dalam pencegahan glaukoma di masa depan.

Masih banyak yang perlu dipelajari tentang hubungan polusi udara dan glaukoma, namun fakta ini menambah bukti, polusi udara berbahaya bagi kesehatan.

Ini juga artinya kita harus memerhatikan tingkat polusi di tempat tinggal dan lingkungan sekitar.

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan pertama pada orang-orang berusia di atas 60 tahun. Oleh karena itu, fakta ini juga perlu mendapat perhatian lebih.

Secara umum, pastikan kamu menerapkan pola makan dan pola hidup seimbang untuk mendukung kesehatan mata.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/30/180000320/polusi-udara-merusak-mata-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke