Mencicipi Wiski Langka dari Skotlandia Bersama Whiskey Master Ewan Gunn

KOMPAS.com - Wiski menjadi salah satu minuman pilihan bagi kamu pecinta minuman beralkohol. Minuman yang beraroma khas ini menjadi salah satu daya tarik Skotlandia.

Salah satu merek wiski terkenal, Johnnie Walker Blue Label memerkenalkan sebuah pengalaman menikmati wiski yang luar biasa, Johnnie Walker Blue Label Bothy bersama Diageo Global Whisky Master Ewan Gunn.

Bothy adalah sebuah tempat perlindungan yang biasanya terletak di tempat terpencil, di mana siapapun bisa menggunakannya untuk berlindung dari cuaca buruk ataupun hewan buas.

Bothy sangat umum ditemukan di dataran Tinggi Skotlandia. Biasanya, tempat ini akan tampak seperti gubuk atau karavan tua yang akan dibiarkan tak terkunci.

“Tempat ini biasanya digunakan oleh para traveler atau petualang,” kata Gunn dalam acara Johnnie Walker Blue Label Bothy di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Di dalam bothy ini, juga bisa saja memertemukan banyak orang yang tadinya benar-benar asing, namun akhirnya mereka akan bersahabat setelah pergi dari tempat ini.

“Banyak dari mereka yang datang, dari berbagai background, berbagai gender, mereka datang untuk berlindung dan akan berbagi wiski di sana,” ujar Gunn.

“Walaupun datang sebagai orang asing, keesokan harinya mereka akan menjadi teman karena mereka berbagi kehangatan dan berbagi wiski,” imbuhnya.

Pengalaman berdiam di bothy sembari menikmati wiski ini lantas diadaptasi, namun dengan kemewahan.

Kali ini bothy yang dihadirkan akan memadukan wiski dengan hidangan spesial dari Executive Chef of The Ritz- Carlton Jakarta, Pacific Place Sean MacDougall.

Dalam kesempatan ini, Gunn menjelaskan beberapa jenis wiski dari empat wilayah pembuat wiski di Skotlandia yakni Skotlandia, The Island of Islay, Highlands, Speyside, dan Lowlands.

“Setiap wilayah memiliki karakter rasa yang berbeda yang membangun harmoni kaya dan kedalaman tak tertandingi dari Johnnie Walker Blue Label yang memenangkan banyak penghargaan,” ujar Gunn.

Dimulai dengan menikmati Lagavulin 16 Years Old, Gunn menjelaskan bahwa ini jenis wiski yang berasal dari The Island of Islay. Wiski ini harus disajikan dengan dingin.

“Ini adalah salah satu yang terbaik. Dan ini akan terasa smokey, dan saat kamu hirup aromanya, ini seperti aroma pagi setelah badai. Saat kamu minum, akan langsung terasa hangat di dalam dan aroma smokey-nya akan terasa,” kata Gunn.

Selanjutnya, Gunn menyajikan The Singleton of Glen Ord 18 Years Old yang disuling di daerah Highlands. Dalam wiski ini, akan terasa rasa buah dan madu dari wiski ini. “

“Setiap kamu yang minum akan merasaka hal yang berbeda. Ini membuatku merasa kagum. Apapun yang kamu rasakan setelah minum ini, tidak salah, semua punya ceritanya sendiri,” ujar Gunn.

Masuk ke minuman berikutnya, Gunn menjelaskan Mortlach 25 Years Old yang merupakan wiski khas daerah Speyside. Usianya yang sudah masuk seperempat abad membuat wiski ini memiliki aroma yang sangat kuat.

Namun secara mengejutkan, Mortlach 25 Years Old terasa begitu lembut di tenggorokan. Rasa buah yang kuat dan elegan yang merupakan karakteristik unik dari wiski ini.

Menawarkan rasa segar dan lembut, wiski dari daerah Lowlands yakni Glenkinchie 12 Years Old, menjadi sajian berikutnya.

Terakhir, sang primadona, Johnnie Walker Blue Label pun disajikan. Wiski ini menawarkan rasa unik dan dalam yang menawarkan keharmonisan langka dari keempat wilayah utama pembuatan wiski di Skotlandia.

“Memiliki rasa yang unik, tak biasa, dan menantang, dan tentunya menarik. Dibuat dengan proses penyulingan khusus yang membuatnya memiliki rasa berlapis,” kata Gunn.

Ditutup dengan hidangan pencuci mulut berupa cokelat dengan rasa belimbing wuluh ala chef Sean MacDougall, Johnnie Walker Blue Label menutup dengan manis serangkaian sajian.

“Kita mengeringkan belimbing wuluh, dan mencampurnya dengan cokelat. Orang akan menebaknya sebagai pisang atau karamel, padahal ini belimbing wuluh,” ujar chef Dougall.

“Indonesia mempunyai banyak bahan baku yang mengejutkan, asal kita mau mengeksplor,” imbuh chef Doughall.