Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diet Keto atau Diet Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Baik?

KOMPAS.com - Menjelang pergantian tahun, banyak orang kembali sibuk membuat resolusi. Salah satu hal yang sering masuk dalam daftar resolusi adalah menurunkan berat badan. Berbagai jenis diet pun menjadi pertimbangan.

Dari semua jenis diet, yang paling populer belakangan ini adalah diet keto dan diet rendah karbo, yang mana keduanya menawarkan rencana penurunan berat badan secara cepat.

Tetapi pertanyaan tentang komitmen jangka panjang tergantung pada berbagai faktor, seperti kepraktisan dan jumlah energi yang digunakan.

Diet keto membolehkan konsumsi karbohidrat hingga 20 gram atau persen dari asupan harian yang sebagian besar terdiri dari lemak sehat.

Ini untuk memastikan bahwa energi diambil dari lemak dan bukan dari glukosa.

Efek buruk dari diet keto adalah bahwa mengurangi konsumsi karbohidrat secara drastis dapat menyebabkan flu, kelelahan, konsentrasi menurun, hingga bau mulut.

Menjaga jumlah asupan sayuran dan karbohidrat sesuai aturan adalah kunci agar tidak keluar dari kondisi ketosis – ketika tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar, yang mana ini sebenarnya sulit dicapai.

Kim Kardashian dan Gwyneth Paltrow adalah pelaku diet keto, tetapi mereka memiliki tingkat komitmen yang tinggi untuk memertahankannya.

Namun para ahli gizi khawatir jika ini dilakukan orang awam, yang tidak memiliki sumber daya sebanyak yang mereka miliki.


Cerita lain dari ibu empat anak, Terri Ann, yang pernah sangat khawatir tentang berat badannya sehingga hampir patah semangat.

Tetapi kemudian dia menjadi proaktif dan memulai Terri Ann 123 diet pada tahun 2011, yang mendorong orang untuk makan semuanya, tetapi tidak berlebihan.

Sekarang, setelah ia menjadi seorang ahli gizi mapan dengan klien besar, ia menjamin diet rendah karbohidrat dan manfaat jangka panjangnya.

Dia percaya rejimen itu tidak hanya akan mempercepat penurunan berat badan, tetapi juga akan mudah dipertahankan dalam jangka panjang.

Perbedaannya adalah bahwa diet rendah karbohidrat terdiri dari asupan protein yang sehat, yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tetap utuh.

"Diet rendah karbohidrat adalah cara yang sangat sukses untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan,” kata Terri Ann.

“Dalam diet rendah karbohidrat, kamu mengurangi asupan makanan seperti roti, pasta, kentang, dan makanan manis, sementara makanan berprotein seperti daging, ikan, dan sayuran harus ditingkatkan,” lanjutnya.

Sementara itu, National Health Service (NHS) memeringatkan bahwa melepaskan karbohidrat dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dan memerburuk masalah kesehatan jika tidak cukup disubstitusi melalui kelompok makanan lain.

NHS juga mengatakan, bahwa tidak ada bukti produk berbasis gandum yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Kelebihan berat badan dapat terakumulasi dalam tubuh, jika kamu terbiasa menggunakan lebih sedikit energi daripada kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda.

“Mengganti karbohidrat dengan lemak dan sumber protein berlemak tinggi dapat meningkatkan asupan lemak jenuh, yang dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah – dan itu termasuk faktor risiko penyakit jantung,” tulis situs web NHS.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/27/094312020/diet-keto-atau-diet-rendah-karbohidrat-mana-lebih-baik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke