Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Sabun Antibakteri Efektif Membunuh Kuman?

KOMPAS.com - Semoga kamu tak pernah lupa untuk selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah bersin.

Kalau selama ini kamu mengandalkan perlindungan ekstra dari sabun antibakteri, kamu kemungkinan akan terkejut mengetahui bahwa produk-produk tersebut sebenarnya tidak menawarkan pencegahan khusus terhadap kuman.

Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah melarang penjualan sabun yang mengandung bahan kimia antibakteri tertentu, karena produsen produk tersebut belum membuktikan bahwa produknya aman untuk digunakan dalam jangka panjang atau lebih efektif daripada air dan sabun biasa.

Aksi FDA menyertakan 19 bahan kimia yang merupakan bahan dalam sekitar 40 persen sabun, termasuk sabun tangan cair dan sabun batang.

Bahan kimia yang paling umum adalah triclosan, yang sebagian besar digunakan dalam sabun cair, dan triclocarban, bahan yang digunakan dalam sabun batangan.

Menurut FDA, beberapa data menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, bahan kimia antibakteri kemungkinan lebih banyak bahayanya ketimbang kebaikannya.

Penelitian menunjukkan, bahwa paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti resistensi bakteri atau efek hormonal.

“Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air mengalir tetap menjadi salah satu langkah paling penting dan efisien yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit dan mencegah penyebaran kuman ke orang lain,” kata dokter keluarga Daniel Allan, MD.

Cuci tangan dengan benar

“Delapan puluh persen dari semua infeksi ditularkan melalui sentuhan, tetapi kita dapat menghindarinya dengan hanya mencuci tangan dengan cara yang benar,” kata Dr. Allan.

Selain itu jika memungkinkan, pilihlah air hangat untuk mencuci tangan. Air hangat adalah yang terbaik, karena dapat melepaskan minyak dan tanah di tangan.

“Gunakan setidaknya satu sendok teh sabun, dan busakan sabun selama setidaknya lima belas detik sebelum dibilas dengan baik. Lalu keringkan tangan menggunakan handuk bersih,” ujar Allan.


Cuci tangan dengan jangka waktu yang tepat

Penelitian menunjukkan, bahwa kebanyakan orang mencuci tangan kurang dari 10 detik, kata Dr. Allan.

Meningkatkan waktu pencucian dari 15 hingga 30 detik dapat memiliki dampak yang sangat besar - ini dapat mengurangi jumlah bakteri pada kulit hingga sepuluh kali lipat.

Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) juga merekomendasikan untuk mencuci pergelangan tangan, di sekitar tepi kuku, dan bahkan sampai ke lengan bawah, karena area bagian tersebut cenderung membawa sejumlah besar bakteri.

Bahan antibakteri tidak diperlukan

“Sabun khusus tidak diperlukan untuk membersihkan tangan. Ini karena sabun saja tidak membunuh bakteri, termasuk sabun antibakteri,” jelas Allan.

Sebaliknya, peran sabun adalah melepaskan kotoran dan kuman, dan membantu air menghilangkannya dari kulit.

“Tingkat penyakitnya sama antara orang yang menggunakan sabun biasa dan orang yang menggunakan sabun antibakteri,” katanya.

Menurut Allan, jika sabun dan air tidak tersedia, pembersih tangan berbahan dasar alkohol bisa jadi pilihan, produk tersebut mampu membunuh kuman dengan efektif.

Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam waktu 30 detik penggunaan, pembersih tangan berbahan dasar alkohol mampu membunuh 99 persen bakteri di tangan, sehingga secara signifikan dapat mengurangi kemungkinan sakit.

Terkait hal tersebut, CDC merekomendasikan penggunaan hand sanitizer atau pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/28/142357920/benarkah-sabun-antibakteri-efektif-membunuh-kuman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke