Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Korban Banjir, Waspadai Gejala 5 Penyakit Berikut

KOMPAS.com - Air yang menggenangi pemukiman dan wilayah lainnya selama banjir terjadi bisa menyebabkan timbulnya sejumlah penyakit. 

Itulah mengapa menjaga higienitas selama banjir tetap diperlukan. Misalnya, mencuci tangan secata rutin dan menjaga kebersihan makanan.

Ada dua tipe penyakit yang mengintai para korban banjir, yaitu disebabkan oleh makanan atau yang ditularkan dari kondisi air yang tidak bersih.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, banjir bisa menyebabkan peningkatan penyakit vektor (vector borne diseases).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan dalam situs resminya bahwa yang termasuk vektor adalah nyamuk, kutu, dan kutu yang menyebarkan patogen.

Seseorang yang tergigit oleh vektor dan mengalami sakit memiliki penyakit yang ditularkan melalui vektor.

"Banjir bisa secara langsung berdampak pada peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor melalui ekspansi jumlah dan jangkauan habitat vektor," demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berikut lima penyakit umum yang mengintai para korban banjir, sebisa mungkin kamu mengenali gejala-gejalanya:

1. Disentri

Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare parah disertai darah. Dalam beberapa kasus, lendir ditemukan dalam tinja. Penyakit ini biasanya berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Gejalanya meliputi:

- Kram atau nyeri perut.

- Mual.

- Muntah.

- Demam dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih, dan

- Dehidrasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

2. Kolera

Kolera adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi.

Risiko terbesar penyakit ini adalah ketika pasien mengalami dehidrasi. Adapun gejala kolera meliputi:

- Demam ringan.

- Sakit badan.

- Nyeri dan kram perut.

- Kelesuan dan kelelahan.

- Rasa haus berlebihan.

- Sakit kepala, dan

- Hilangnya elastisitas kulit.

3. Demam berdarah

Demam disertai ruam dan nyeri otot adalah gejala umum demam berdarah. Jika dirinci, gejala yang dialami penderita demam berdarah meliputi:

- Demam dengan serangan tiba-tiba, suhu tubuh seringkali meningkat hingga 40 hingga 40,5 derajat Celcius.

- Ruam-ruam yang muncul tiga sampai empat hari setelah timbulnya gejala, mulai dari bagian batang tubuh, menyebar ke wajah, lengan dan kaki. Nyeri otot (mialgia) Nyeri sendi (arthralgia), dan

- Sakit kepala.

4. Mata merah

Salah satu infeksi yang paling umum terjadi adalah konjungtivitis yang juga dikenal sebagai mata merah.

Konjungtivitis adalah infeksi pada konjungtiva atau lapisan di luar kornea yang mengelilingi area putih mata yang disebut sklera. Gejala penyakit ini antara lain:

- Kemerahan di bagian putih mata atau kelopak mata bagian dalam.

- Peningkatan jumlah air mata.

- Kotoran tebal berwarna kuning yang menutupi kulit mata, terutama setelah tidur.

- Keluarnya kotoran berwarna hijau atau putih dari mata.

- Mata yang gatal.

- Rasa terbakar pada mata.

- Pengelihatan kabur, dan

- Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.


 5. Malaria

Malaria adalah penyakit mengancam nyawa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Gejala awal seperti sakit kepala, demam dan kedinginan yang mungkin ringan dan sulit dikenali sebagai malaria.

Jika tidak dirawat dalam waktu 24 jam, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi penyakit parah, seringkali menyebabkan kematian.

Gejala lainnya antara lain:

- Banyak berkeringat.

- Sakit kepala.

- Mual.

- Muntah.

- Sakit perut.

- Diare.

- Anemia.

- Nyeri otot, dan

- Tinja berdarah.

Selain lima penyakit tersebut, sakit akut pada area terinfeksi, kotoran telinga, pusing, sakit kepala bersamaan dengan sakit telinga, hingga sakit tenggorokan merupakan masalah kesehatan yang juga umum terjadi pada korban banjir.

Kepada laman health.com, dokter pengobatan darurat dan senior di Johns Hopkins University Center for Health Security, Amesh Adalja, MD, mengatakan bahwa paparan penyakit tersebut memang tk terhindarkan ketika banjir terjadi. Termasuk untuk menemukan penanganan medis yang layak setelahnya.

Namun, Adalja mengatakan, orang-orang bisa meminimalisasi risiko terkena sakit dengan mencoba mempraktikkan higienitas yang baik sebisa mungkin.

Seperti menghindari paparan air banjir pada mulut, hidung, dan mata.

"Menghindari air banjir dari tubuh kita menjadi langkah terbaik. Itulah mengapa evakuasi adalah hal terbaik yang harus dilakukan," katanya.

Jika kamu mengalami sakit karena terdampak banjir, cobalah komunikasikan dengan dokter dan tenaga medis lainnya jika berkesempatan mendatangi atau bertemu dengan mereka.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/02/100951520/jadi-korban-banjir-waspadai-gejala-5-penyakit-berikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke