Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Fashion Pria 2010-an yang Sebaiknya Kamu Tinggalkan

KOMPAS.com - Bila menengok mundur ke belakang, era 2010-an adalah dekade yang bold dan brilian untuk fashion pria. Saat itu adalah waktu eksperimen, ketika tidak ada aturan baku bagi pria dalam bergaya.

Banyak pria kemudian tampil dengan tailoring, sportswear, dan segala sesuatunya di titik tertentu. Smart dress berubah menjadi kasual, begitu pula pakaian kasual menjadi tampak modis.

Tapi tidak semua dari tren fashion itu keren bukan? Bangkit dari dekade sebelumnya, kita sudah bisa membayangkan beberapa outfit yang kita kenakan sudah tidak pas lagi. Scoop collar t-shirt, top knots dan peacocking tailoring, semua hilang begitu saja.

Bahkan beberapa item klasik mendapat ekspos berlebihan di Instagram. Item tersebut sarat keabadian, tapi kita pasti sudah menjadi sangat terbiasa dengan jaket biker, jaket bomber, chelsea boots, neck roll, serta sneakers minimalis.

Di bawah ini ada daftar tren fashion pria yang waktunya nyaris habis, bersama tren yang bakal menggantikannya.

Shrink-wrap jeans

Jika kamu bukan seorang rock star, tidak memiliki kaki skinny dan tinggi badan kurang dari enam kaki, maka skinny jeans hanya membuatmu terlihat seperti sosis yang terbungkus rapat.

Karena tingkat keberhasilan skinny jeans sangat kecil, dan konsep rock star tak lagi eksis atau relevan, lebih baik kamu tinggalkan item tersebut.

Coba perhatikan. Skinny jeans sulit dipakai dan dilepas, membatasi gerakanmu, kantung yang sangat sempit untuk dimasukkan apa pun, benar-benar tidak nyaman. Membuat bagian atas tampak lebih besar dan kamu terlihat seperti anak kecil. Mari tinggalkan skinny jeans.

Item yang harus dipakai

Bukankah kamu lebih suka bergerak bebas dan duduk sesuka hati? Kalau kamu ingin siluet yang ramping, pakai slim jeans. Namun potongan yang paling bagus adalah straight dan sedikit lancip.

Jeans yang sedikit naik akan tampak memanjangkan kaki, membuatmu terlihat lebih tinggi dan lebih ramping.

Logo yang terlalu besar atau mencolok

Mulai brand skateboard hingga rumah mode ternama, semua menojolkan logo. Bukan hanya t-shirt dan hoodie, melainkan juga tracksuit, tas, dan knitwear. Semuanya menonjolkan logo merek masing-masing.

Maka di jalanan, kita banyak melihat logo semacam Supreme, LV, Fendi, dan lainnya, seolah orang-orang itu memakai papan reklame di busana mereka.

Sekarang, memasuki dekade baru, logo yang terlalu dominan rasanya sudah tidak relevan. Para pemimpin industri fashion seperti Off-White dan Gucci telah membuat versi lain dari logo mereka sendiri, diselingi gambar kreatif yang dicetak di tempat tak terduga.

Logo tidak ketinggalan zaman, tapi memakai item yang membuatmu seperti papan reklame berjalan sebaiknya dihindari.

Item yang harus dipakai

Ciptakan fashion statement dengan cara lain, terlepas dari kemampuanmu untuk membeli outfit dari merek atau desainer tertentu. Warna bold salah satunya.

Cara lainnya yaitu pola all-over. Camo adalah pola pilihan sesungguhnya di dalam streetwear.

Blogger uniform

Lalu, apa yang dimaksud blogger uniform? Itu adalah anomali yang aneh dari pakaian pria, sebagai contoh perpaduan antara slim jeans berwarna hitam dan jaket kulit, atau celana panjang kotak-kotak, loafers, dan camel coat.

Sangat ironis, mengingat bahwa perpaduan itu memberi inspirasi bergaya bagi orang lain, walau terlihat aneh.

Item yang harus dipakai

Alih-alih mengikuti formula itu, kamu bisa tampil lebih simpel. Itu artinya, tidak ada kesempatan untuk menabrakkan pola, atau memakai outer bernuansa kontras demi menarik perhatian.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/09/143025120/tren-fashion-pria-2010-an-yang-sebaiknya-kamu-tinggalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke