Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan yang Perlu Diubah untuk Hidup Bahagia

KOMPAS.com - Sebagian besar orang memulai bulan Januari dengan resolusi yang secara drastis bertujuan menambah kebiasaan sehat agar mereka hidup lebih bahagia, meski tidak selalu berhasil.

Namun, apa yang bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri adalah move on, membiarkan beberapa hal berlalu.

"Tahun baru menawarkan peluang baru, sementara beban masa lalu membuat kita tidak berada di tempat," ujar Olecia Christie, pelatih kehidupan bersertifikat di San Antonio.

Ia menyebut, penting untuk membedakan kapan harus melepaskan hal-hal yang tak lagi membawa pertumbuhan dan kebahagiaan kita sendiri.

Berkaitan akan hal tersebut, ini beberapa kebiasaan yang perlu kamu tinggalkan, menurut Christie dan para ahli lainnya.

Membandingkan hidupmu dengan orang lain di Instagram

Di era media sosial, selalu terlihat bahwa orang-orang menjalani kehidupan terbaik mereka, kecuali dirimu.

Ibinye Osibodu-Onyali, terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di The Zinnia Practice, California, mengingatkan bahwa media sosial adalah bagian kecil dari gambaran besar yang utuh. Membandingkan kehidupan sehari-hari dengan satu gambar yang menangkap momen sempurna bukanlah cara terbaik menggunakan waktumu.

Sebaliknya, ia menyarankan agar kamu terlibat dengan orang-orang yang kamu kagumi.

"Daripada menghabiskan berjam-jam per minggu untuk scroll Instagram, cobalah benar-benar terhubung dengan orang yang kamu kagumi di media sosial. Kirimkan mereka DM, minta nasihat, cari bimbingan yang sebenarnya," kata dia.

"Kamu akan terkejut betapa banyak teman baru yang akan kamu peroleh hanya dengan menjangkau, daripada menjadi penonton yang cemburu."

Membiarkan rasa takut menahan kita untuk tidak melakukan sesuatu

Anthony Freire, pendiri The Soho Center for Mental Health Counseling di New York mengatakan, untuk melepaskan rasa takut, malu, dan bersalah, kamu harus terlebih dahulu "memberikan sorotan" pada mereka.

"Kelak saat hidup kita di dunia berakhir, jangan sampai kita menyesal tak bisa menyelesaikan daftar keinginanmu atas alasan apa pun tetapi karena rasa rasa bersalah, takut, dan malu, karena kita takut berubah," katanya.

Khawatir akan hal yang tak bisa dikendalikan
Sangat tidak realistis untuk berhenti khawatir atau stres. Perasaan ini adalah bagian normal dari kehidupan. Tapi, cobalah fokus pada kekhawatiran yang bisa kamu tangani.

"Fokuskan pikiran pada hal-hal yang dapat kamu ubah. Saat kamu memiliki daftar kekhawatiran, tuliskan apa saja yang bisa dan tidak bisa diubah. Kerjakan situasi yang bisa kamu ubah, dan lepaskan sisanya," kata Osibodu-Onyali.

Perlu banyak waktu dan latihan untuk mempelajari kemampuan ini. Tapi begitu bisa menguasainya, kamu akan menemukan bahwa kamu tidak akan terlalu khawatir, bahkan lebih bahagia.

Dendam lama atau keluhan
Penelitian menunjukkan, menyimpan dendam atau kemarahan lebih dari yang diperlukan bisa menjadi racun bagi kesehatan fisik dan mental.

Ini tidak berlaku pada orang-orang yang telah merusak atau melukaimu, tetapi berguna bagi mereka yang sudah jauh atau tidak lagi membayangkan sebagai bagian dari hidupmu. Kamu dapat memilih bergerak maju atau melepaskan.

Apa yang orang lain pikirkan tentangmu

Ada pepatah berbunyi, "Apa yang orang lain pikirkan tentangmu bukan urusanmu." Penting untuk tahu apa nilai yang kamu punya, sehingga kamu tidak terpengaruh pikiran orang lain.

Osibodu-Onyali mengatakan, dia sering menanyakan kliennya, "Bagaimana jika mereka tidak menyukaimu? Apa yang terjadi selanjutnya?" Kliennya mengatakan, jawabannya biasanya "tidak ada."

"Faktanya, dunia tidak berakhir dan kamu tidak harus disukai semua orang. Tetap berpegang pada kelompok yang benar-benar mencintai dan menghormatimu, dan jangan habiskan waktu untuk mengkhawatirkan orang-orang yang tak begitu mengerti dirimu. Jika mereka tidak mendapatkanmu, tak apa-apa. Kamu tidak bisa menjadi bagian dari setiap kelompok."

Keinginan untuk selalu benar di setiap konflik

Kita semua berusaha memenangkan argumen. Namun itu dapat menyebabkan lebih banyak stres daripada nilainya. Keinginan menang butuh energi yang sangat besar karena orang-orang cenderung ingin menjadi benar.

"Berapa kali kita bertarung dengan seseorang dan kita berjuang untuk menjadi benar? Kita mengatakan hal-hal yang tidak dapat diambil kembali lagi kemudian meminta maaf dan berpikir pada diri kita sendiri 'Saya bereaksi berlebihan' atau 'Kita memperebutkan sesuatu yang begitu bodoh.'

Terkadang hal sepele yang kita hadapi hanyalah manifestasi yang lebih kecil daripada masalah besar."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/09/204454620/kebiasaan-yang-perlu-diubah-untuk-hidup-bahagia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke