Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berpenampilan Menarik, Mungkinkah Menjadi Pelaku Kekerasan Seksual?

JAKARTA, KOMPAS.com - Publik dalam beberapa waktu terakhir dihebohkan dengan kabar seorang warga negara Indonesia, Reynhard Sinaga, yang didakwa melakukan pemerkosaan terhadap hampir 200 pria di Inggris.

Berbagai topik pembahasan mengenai Reynhard dan kasus kekerasan seksual secara umum pun mengemuka. Termasuk ciri-ciri pelaku kekerasan seksual.

Namun, seperti diberitakan oleh berbagai sumber, Reynhard digambarkan merupakan pribadi yang ramah, mudah bergaul, religius, dan memiliki tampilan yang flamboyan.

Banyak orang sekitar, termasuk para korbannya, tak menduga ia akan melakukan tindakan tersebut.

Lalu, apakah memang orang yang berpenampilan menarik dan mudah bergaul termasuk karakteristik orang yang berisiko menjadi pelaku kekerasan seksual?

Dr. Gina Anindyajati, SpKJ menjelaskan beberapa faktor risiko seseorang menjadi pelaku kekerasan seksual.

Salah satunya adalah memiliki keterampilan sosial yang buruk.

Faktor ini sekilas terdengar bertolak belakang dengan pribadi Reynhard yang disebut mudah bergaul dan berpenampilan menarik.

Namun, Gina menegaskan bahwa keterampilan sosial dan tampilan seseorang yang menarik adalah dua hal berbeda.

Ia menjelaskan, keterampilan sosial adalah kemampuan menjalin relasi dengan orang lain.

"Boleh saja menarik, tapi apakah dia punya teman dekat? Bisakah dia menjalin relasi dekat dengan orang lain? Kalau hanya tampak baik sebentar kan bisa saja."

Demikian diungkapkan Gina dalam sebuah seminar bertajuk Waspadai Kekerasan Seksual di Gedung Imeri FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).

Lebih lanjut Gina menjelaskan bahwa keterampilan sosial adalah bagaimana seseorang mampu mengembangkan relasi yang aman, harmonis dan stabil dengan orang lain.

Hal ini tidak hanya berlaku pada relasi perorangan, melainkan dengan pekerjaan dan pendidikan.


Ia memberi contoh seseorang yang sering berpindah kerja hanya karena ketidakcocokan dengan atasan atau rekan kerjanya.

"Kerja baru masuk, keluar karena berantem sama bos, pindah begitu lagi. Artinya orang ini secara sosial tidak terampil karena tidak bisa menjaga relasi," ucapnya.

Selain itu, lihat pula apakah orang tersebut memiliki relasi jangka panjang dengan orang lain. Misalnya, tetap berteman dengan teman-temannya di masa kecil.

"Apakah dia punya long term relationship? Apakah masih bermain dengan teman-teman di masa kecilnya," tambah dokter dari Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi dan Trauma Psikososial Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM itu.

Faktor risiko menjadi pelaku kekerasan seksual

Sama seperti korban, siapapun juga bisa menjadi pelaku kekerasan seksual. Meskipun secara data, laki-laki usia dewasa yang menjadi pelaku kekerasan seksual mencapai 78 persen.

Selain memiliki keterampilan sosial yang buruk, beberapa faktor risiko seseorang menjadi pelaku kekerasan seksual, di antaranya:

- Tidak bisa mengembangkan relasi sosial sehingga mempunyai hubungan yang tegang dengan orang dewasa lainnya.

- Punya perasaan yang tidak berdaya.

- Memiliki hubungan yang tidak memuaskan dengan orang dewasa lainnya. Seperti kerap merasa cemas dan tidak aman.

- Harga diri rendah.

- Mengalami kerentanan dalam hal maskulinitas.

- Memiliki perasaan terhina.

- Kesendirian.

- Masalah keterikatan emosional, dan

- Memiliki masalah seksual.

Namun, Gina menegaskan, bukan berarti orang-orang yang memiliki ciri-ciri tersebut pasti melakukan kekerasan seksual.

Risiko hanyalah kemungkinan. Banyak hal lainnya yang menjadikan seseorang pelaku kekerasan seksual.

"Risiko ada, tapi kalau tidak ada kesempatannya itu juga tidak akan terjadi. Pencegahan itulah yang kita butuhkan," ucapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/10/211151620/berpenampilan-menarik-mungkinkah-menjadi-pelaku-kekerasan-seksual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke