Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Susu Rendah Lemak Mampu Memperlambat Penuaan

KOMPAS.com - Studi terbaru menemukan, beralih ke susu rendah lemak bisa memperlambat penuaan dan membantu kita hidup lebih lama.

Studi ini mengungkapkan bahwa setiap satu persen peningkatan lemak susu yang dikonsumsi menambah lebih dari empat tahun dalam penuaan biologis.

"Mengejutkan betapa besar perbedaannya," kata profesor Larry Tucker dari Brigham Young University, penulis utama studi.

"Jika kita akan minum susu berlemak tinggi, kita harus sadar bahwa hal itu dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi penting."

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity itu menganalisis gen dari hampir 6.000 orang dewasa di AS.

Stres pada sel

Para peneliti menghitung usia DNA dengan melihat panjang telomer, suatu senyawa dalam kromosom manusia yang semakin pendek seiring bertambahnya usia.

Mereka percaya bahwa lemak jenuh dalam susu tinggi lemak memberi tekanan pada sel seseorang, yang memicu kerusakan dan berkontribusi pada kematian jaringan dalam tubuh.

Peneliti menggunakan data dari National Health and Nutrition Examination Survey serta memberi kuesioner pada 5.834 orang.

Hampir setengah dari jumlah responden mengonsumsi susu setiap hari dan seperempat responden lainnya mengonsumsi susu setidaknya sekali setiap minggu.

Kurang dari sepertiga responden mengonsumsi susu murni dan 30 persen lainnya melaporkan minum 2 persen susu.

Sepuluh persen melaporkan mengonsumsi 1 persen susu dan 17 persen minum susu tanpa lemak. Sementara itu, sekitar 13 persen sama sekali tidak meminum susu sapi.

Yang mengejutkan, penelitian ini juga menemukan bahwa orang-orang yang tidak minum susu memiliki telomer lebih pendek daripada orang dewasa yang mengonsumsi susu rendah lemak.

Artinya mereka juga berusia lebih pendek daripada peminum susu skim.

Para peneliti menyebut, untuk setiap satu persen peningkatan lemak susu yang dikonsumsi, setara dengan empat tahun tambahan penuaan biologis.

Bahkan lebih signifikan, ketika studi menganalisis peminum susu ekstrem, peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi susu murni memiliki telomer 145 molekul lebih pendek daripada peminum susu non-lemak.

Itu setara dengan tambahan tahun penuaan biologis, kata mereka.

Susu terdiri atas sekitar dua pertiga dari lemak jenuh, yang diperkirakan memicu peradangan dalam tubuh dan meningkatkan stres oksidatif pada sel.

"Hubungan lemak susu dan penuaan sel yang diidentifikasi dalam penyelidikan ini mungkin sebagian karena peningkatan peradangan dan stres oksidatif yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi lemak jenuh," tulis peneliti.

Makanan kontroversial

Tucker menuturkan, hasilnya membuktikan bahwa susu mungkin adalah "makanan paling kontroversial di AS."

"Jika seseorang meminta saya untuk membuat presentasi tentang nilai minum susu, saya bisa mengadakan presentasi satu jam yang akan membuat kaus kakimu lepas. Kamu akan berpikir, 'Wah, semua orang harus minum lebih banyak susu,'" tutur dia.

"Apabila seseorang mengatakan sebaliknya, saya juga bisa melakukan itu. Paling tidak, temuan-temuan studi ini benar-benar layak dipertimbangkan. Mungkin ada sesuatu di sini yang membutuhkan perhatian lebih."

Namun, Tucker mengatakan temuannya mendukung pedoman diet saat ini yang mendorong orang dewasa untuk mengonsumsi susu rendah lemak dan bukan susu tinggi lemak, sebagai bagian dari diet sehat.

"Bukan hal yang buruk untuk minum susu. Kita hanya harus lebih waspada dengan jenis susu apa yang kita minum," katanya.


https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/18/075919920/susu-rendah-lemak-mampu-memperlambat-penuaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke