Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penting, Tunjukkan Soft Skill Saat Wawancara Kerja

Pada tahap wawancara, pihak HRD atau hiring manager akan mencari lebih teliti untuk kandidat dengan sifat interpersonal menonjol.

Begitu menurut Michelle Armer, Chief People Officer CareerBuilder.

Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, sifat kepribadian, ketrampilan sosial, dan komunikasi.

Keterampilan ini juga menyangkut kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

Sementara hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja.

"Hard skill dapat diajarkan lebih mudah daripada soft skill, dan di pasar tenaga kerja saat ini, pengusaha sering merekrut kandidat yang tidak 100 persen memenuhi syarat demi suatu pekerjaan, tapi berpotensi tumbuh."

"Nah, soft skill dapat membantu HRD menentukan apakah seseorang memiliki potensi itu dan apakah mereka cocok," kata Armer kepada CNBC Make It.

Dalam survei tren perekrutan tahunan, CareerBuilder menemukan, 92 persen pengusaha menganggap soft skill lebih penting pada tahap wawancara kerja ketimbang hard skill.

Sementara, Workplace Learning Report 2020 dari LinkedIn menunjukkan soft skill sebagai salah satu pembeda utama bagi karyawan dalam dekade baru.

Itu artinya, kandidat harus menggunakan wawancara kerja sebagai kesempatan untuk memperlihatkan soft skill terkuat mereka, otentik, dan memberi contoh pendukung.

"Kesalahan umum yang dapat merusak persepsi pewawancara, adalah ketika seorang kandidat hanya menuliskan soft skill yang mereka yakini, tanpa memberi latar belakang," ucap Armer.

"Ini tidak menunjukkan keahlian kita kepada pewawancara, hanya memberitahu mereka."

"Mencari peluang untuk menggambarkan diri dengan contoh nyata adalah penting demi membantu pewawancara paham, kemampuan kita akan membuat kita cocok untuk pekerjaan itu."

Penting juga memastikan setiap tindakan mencerminkan kata-kata.

Sebagai contoh, jika kita mengklaim perhatian besar terhadap detail, pastikan memeriksa email dan gunakan tata bahasa yang benar.

"Salah ketik atau kata yang disalahartikan adalah bendera merah bagi pewawancara, terutama jika kita menyebut berorientasi pada detail," kata Armer.

Tidak ada aturan keras dan cepat yang dibutuhkan para pekerja dengan soft skill. Namun, Armer mencatat kemampuan kolaboratif seperti kerja tim dan komunikasi memiliki peringkat tinggi.

Laporan LinkedIn di tahun 2020 menyebutkan, kreativitas, persuasi, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, dan kecerdasan emosional termasuk soft skill paling dicari tahun ini.

Tentu soft skill tidak datang begitu saja, terutama di lingkungan wawancara kerja. Namun, kata Armer, latihan akan membuatnya sempurna.

"Salah satu cara berlatih adalah tuliskan semua soft skill berbeda yang kita ingin katakan dan beri tiga contoh situasi atau tujuan yang telah kita capai dengan keterampilan ini," kata Armer.

"Latihan akan membuatnya lebih mudah dibahas secara langsung, dan membantu menyiapkan berbicara tentang setiap contoh selama wawancara."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/27/170348720/penting-tunjukkan-soft-skill-saat-wawancara-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke