Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Stres Bisa Membuat Rambut Cepat Beruban

KOMPAS.com - Menemukan uban pertamamu? Sebelum mencabutnya, cobalah memeriksa apakah kamu akhir-akhir ini sering stres? 

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature, stres memicu saraf yang terlibat dalam respons "hadapi atau hindari" yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pigmen di folikel rambut.

"Setiap orang memiliki anekdot tentang bagaimana stres memengaruhi tubuh mereka, terutama pada kulit dan rambut sebagai satu-satunya jaringan yang bisa kita lihat dari luar," kata penulis senior studi itu, Ya-Chieh Hsu, dalam sebuah pernyataan.

"Kami ingin memahami apakah hubungan ini benar, dan jika demikian, bagaimana stres menyebabkan perubahan pada beragam jaringan," ujarnya.

Untuk membuktikannya, Hsu meneliti pigmentasi rambut karena sistem ini mudah diakses dan mudah ditelusuri. "Selain itu, kami benar-benar ingin tahu apakah stres memang mengarah pada rambut beruban,” imbuhnya.

Melalui serangkaian percobaan pada tikus, para peneliti menetapkan bahwa stres menyebabkan sistem saraf simpatik untuk menghasilkan hormon yang disebut noradrenalin, yang diambil oleh sel-sel induk regenerasi pigmen di dekatnya dan menyebabkan mereka bekerja lebih ekstra.

Apa artinya? Senyawa pemberi warna habis sebelum waktunya dan secara permanen.

"Ketika kami mulai mempelajari ini, saya sudah membayangkan bahwa stres itu buruk bagi tubuh, tetapi dampak buruk dari stres yang kami temukan berada di luar apa yang saya bayangkan," kata Hsu.

"Setelah beberapa hari, semua sel induk regenerasi pigmen hilang. Setelah hilang, kamu tidak bisa membuat pigmen lagi. Kerusakannya permanen,” imbuhnya.

Para peneliti berharap bahwa temuan ini juga dapat membantu mereka memahami implikasi stres pada bagian lain dari tubuh.

"Dengan memahami secara tepat bagaimana stres memengaruhi sel-sel induk yang meregenerasi pigmen, kami telah meletakkan dasar untuk memahami bagaimana stres memengaruhi jaringan dan organ lain dalam tubuh," tambah Hsu.

"Memahami bagaimana jaringan kita berubah di bawah tekanan adalah langkah penting pertama menuju pengobatan akhirnya yang dapat menghentikan atau mengembalikan dampak buruk dari stres,” lanjut Hsu.


https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/28/070330620/studi-stres-bisa-membuat-rambut-cepat-beruban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke