Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Mencegah Jadi Korban Bullying di Medsos

JAKARTA, KOMPAS.com - Perundungan siber atau yang sering disebut cyber bullying, menjadi jenis perundungan yang semakin banyak terjadi di masyarakat modern saat ini.

Perundungan sendiri didefinisikan sebagai segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lainnya.

Selain cyber bullying, ada pula jenis lainnya yaitu bullying verbal, fisik, dan relasional.

Adapun cyber bullying adalah segala bentuk tindakan yang menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik.

Seiring berkembangnya teknologi, jumlah cyber bullying semakin meningkat. Komunitas anti-bullying "Sudah Dong", misalnya, menemukan bahwa dalam satu tahun terakhir kasus cyber bullying mencapai sekitar 80 persen.

Hal itu didapatkan lewat fitur Berbagi Cerita yang mereka miliki.

"Kami punya fitur Berbagi Cerita untuk teman-teman bisa cerita kalau punya case bullying. Karena enggak semua orang nyaman untuk cerita."

"Di fitur itu setahun terakhir mungkin kasus terbanyak, 80 persen adalah cyber bullying," kata Perwakilan Komunitas Sudah Dong, Adiyat Yori Rambe ketika menghadiri media briefing bersama TikTok di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).

Yori menambahkan, beberapa indikator bullying di antaranya adanya faktor kesenjangan kekuasan antara korban dan pelaku, dilakukan secara berulang dan ada perasaan tidak nyaman dari orang yang berposisi sebagai korban.

Namun, kita semua bisa mencegah terjadinya bullying terjadi pada diri kita sendiri. Khusus untuk cyber bullying, beberapa tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:

1. Manfaatkan fitur di medsos

Beberapa media sosial memiliki fitur khusus seperti "private" dan "block" yang memungkinkan pemilik akun hanya berkomunikasi dengan orang yang benar-benar dikenal.

Kecuali, jika tujuan membuat akun adalah untuk terkenal atau untuk kepentingan lainnya.

"Menurut kami, segala macam fitur seperti private, block itu justru membuat kita merasa lebih aman. Jadi manfaatkan saja. Karena kita main medsos kan termasuk ingin happy," kata Yori.

2. Berbicara dan laporkan

Bullying terjadi karena seseorang berada ada posisi tertindas secara berulang. Jika kita berada pada posisi tersebut, jangan ragu untuk melaporkan perlakuan tersebut.

Sebab, tak sedikit korban bullying yang berdiam diri berujung pada depresi. Cobalah bercerita pada orang terdekat, bisa kepada orangtua, guru, teman, psikolog, atau lainnya.

"Poinnya adalah cerita saja ke siapapun agar kita tidak sendiri memendam bullying itu. Banyak case yg terjadi sampai meninggal, karena mereka diam dan merasa baik baik saja," ucapnya.

Bahkan, jika memungkinkan kita juga bisa bersuara saat merasakan suatu perlakuan yang membuat tidak nyaman.

"Speak up, berani bilang enggak nyaman. Itu akan menjadi refleksi buat si pelaku," ucap Yori.

3. Menghentikan siklus bullying

Seringkali pelaku bully adalah korban bullying di masa lalu. Siklus ini tidak akan putus jika kita terus melanggengkannya.

"Bully tidak dibalas dengan bully. Ini yang membuat kenapa mata rantai bullying terjadi terus karena saat dia tadinya korban lalu ingin membalas jadinya berputar-putar aja," ungkapnya.

4. Berkumpul dengan lingkar pertemanan positif

Terakhir, berbaurlah dengan orang-orang yang positif dan membuat kita percaya diri, termasuk ketika bergaul di media sosial.

"Dengan mengelilingi kita dengan pertemanan sehat, orang-orang yang baik, kita juga akan lebih enak bermain internet," kata Yori.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/11/172449320/4-cara-mencegah-jadi-korban-bullying-di-medsos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke