Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kampanye #SamaSamaBelajar, "Social Movement" Pakai TikTok

KOMPAS.com – Belum lama ini, jagat maya dihebohkan dengan penampilan Risa Culametan. Seorang siswi SMP yang videonya tentang “culametan” viral di akun TikTok.

Video ini menceritakan tentang seseorang yang suka meminta makanan orang lain.

Risa berdialog dalam bahasa sunda kasar dengan wajah imut, dan suara anak kecil yang khas.

Bukan cuma Risa. Video TikTok tiga gubernur di Indonesia yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil seketika pun viral.

Dengan luwes mereka mengikuti gerakan dalam anysongchallange yang tengah populer di TikTok.

Terkenalnya TikTok membuat pengunduhan digital platform ini makin moncer.

Bahkan pada 2018, TikTok mencatat pengunduhan tertinggi di App Store dan Google Play Store. Sekarang, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1,5 miliar kali.

Mengingat besarnya pengguna TikTok, mereka pun merasa berkewajiban untuk mengajak pengguna khususnya kalangan mahasiswa ikut serta melakukan gerakan perubahan.

“Melalui kampanye #SamaSamaBelajar, kami mengajak generasi muda menciptakan lingkungan positif melalui gerakan perubahan digital yang menghadirkan kenyaman bagi pengguna internet lainnya.”

Hal itu disampaikan Head of Public Policy TikTok Indonesia, Donny Eryastha kepada Kompas.com di Bandung, Jumat (21/2/2020) kemarin.

Jika biasanya orang melihat konten TikTok berupa tarian, nyanyian, atau kreativitas lainnya, kali ini pengguna didorong menciptakan social movement.

Misalnya, kampanye #SaveOurOcean. Video yang telah ditonton 6,7 juta kali ini dibuat untuk pelestarian laut.

Ada juga #BelajarBareng. Kampanye ini bertujuan mempromosikan konten edukatif dan inspiratif di TikTok. Kampanye ini ditayangkan 691,5 juta kali.

“Ada konten di TikTok yang menggambarkan rumus fisika yang rumit menjadi menarik lewat video pendek,” tutur Donny.

Hal-hal positif seperti itu, sangat mungkin dilakukan mahasiswa. Mereka bisa menjadi pionir pemanfaatan teknologi ke arah perubahan positif dengan video kreatif.

Apalagi, generasi Z di Jawa Barat mencapai 200.000 jiwa atau mendominasi jumlah penduduk saat ini.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Parahyangan (Unpar), Gunawan mengatakan, mahasiswa memiliki cara pandang baru tentang eksistensi.

Mahasiswa pun berpotensi memanfaatkan media sosial tidak sekadar sebagai hiburan.

"Tapi juga education, experience, mengubah potongan video menjadi social movement yang luar biasa," sebut Gunawan.

“Sekarang ini tidak perlu orasi menggebu-gebu. Potongan video pun bisa meningkatkan semangat luar biasa."

"Mahasiswa jangan hanya diam dan menjadi peniru, tapi membuat sesuatu,” imbuhnya.

Mahasiswa pengguna TikTok, Irma mengaku awalnya menggunakan TikTok untuk seru-seruan. Tapi kian hari, mulai banyak akun TikTok yang berbau edukasi.

“Tertarik juga buat edukasi-edukasi gitu. Aku masih membuat konsepnya seperti apa, biar konsisten,” kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/22/110000220/kampanye-samasamabelajar-social-movement-pakai-tiktok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke