Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Kisah Romantis Habibie & Ainun di Washington, D.C.

Kehangatan dan antusiasme terasa, di antara mereka yang ingin mengikuti perjalanan cinta Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie dan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie.

Bahkan sebelum itu, ketika KBRI mengumumkan digelarnya acara nonton bareng film “Habibie & Ainun”, pemesanan tempat yang disebar online, langsung penuh hanya dalam waktu sepekan.

“Film Habibie & Ainun sengaja dipilih karena paling sesuai menggambarkan nuansa Hari Valentine dan Hari Presiden di AS, yang jatuh pada tanggal 14 dan 17 Februari 2020."

"Kedua tokoh utama dalam film ini merupakan kombinasi yang tepat menunjukkan bagaimana tulusnya cinta mendukung keberhasilan seseorang dalam pengabdian kepada bangsanya.”

Demikian penjelasan Yudho Sasongko, Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, mewakili Kepala Perwakilan RI di Washington, D.C, dalam keterangan pers untuk Kompas.com.

“Kami berharap film ini dapat membantu warga AS untuk semakin mengenal Indonesia, dan sekaligus membantu mempererat hubungan antarmasyarakat kedua negara yang selama ini sudah berjalan sangat baik,” kata dia.

Film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini diputar dalam Bahasa Indonesia dengan disertai subtitle Bahasa Inggris.

Di bagian awal, penonton bisa tertawa dan tersenyum sambil santai mengunyah beragam camilan.

Namun selanjutnya, film ini mampu mengubah suasana rileks menjadi serius, khususnya ketika tergambar perjuangan Habibie mewujudkan mimpi agar Indonesia mampu membuat pesawat sendiri.

Rasa yang sama pun muncul ketika dia memimpin Indonesia di masa transisi menuju era reformasi.

Tidak hanya itu, film “Habibie & Ainun” juga berhasil menggiring para penonton terharu.

Pilihan hidup Ainun untuk terus mendukung Habibie hingga maut memisahkan, membuat suasana haru. Tidak sedikit di antara penonton yang terus menyeka air mata.

Para penonton yang datang dengan pasangan, beberapa diantaranya tampak saling berpelukan seolah ingin seperti pasangan Habibie-Ainun.

“Dari anakku, aku, hingga kenalanku yang sudah berumur, semuanya meneteskan air mata."

"Film ini menyentuh berbagai dimensi manusia, dari intelektual hingga emosional,” ujar Anna, warga AS keturunan Rusia.

“Percaya kepada cinta lalu mengikuti kebaikan dalam hidup. Pesan film yang sangat kuat,” lanjut ibu rumah tangga yang datang bersama puteri dan kerabatnya.

“Film ini memberikan pesan yang sangat kuat, bahwa hal terbesar dalam hidup sang presiden adalah sang isteri,” ujar Myron, mantan Ketua National Press Club -organisasi prestisius untuk para jurnalis AS.

“Dua minggu lalu kami menyaksikan film peraih Oscar. Namun malam ini kami sungguh beruntung bisa menyaksikan film ini," lanjut pria yang puluhan tahun menjadi wartawan Associated Press dan beberapa kali ke Indonesia.

“Ini film percintaan yang universal. Yang membedakan, film ini dibuat berdasarkan kisah nyata dari salah satu tokoh paling hebat di Indonesia, di mana ada cinta di balik semua tahapan hidupnya.”

Begitu pandangan Jan Du Plain, President & CEO dari DuPlain Global Enterprises, Inc.

“Karena tokoh ini berhasil membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi sebagai negara demokrasi,” lanjut dia.

“Pesan kuat film ini adalah gabungan kecerdasan dan cinta dapat meraih segalanya. Saya juga menangkap adanya pesan spiritual dari sosok hebat ini, bahwa uang dan prestige bukan segalanya.”

Ujar Du Plain -perempuan yang bergerak di bidang kerja sama budaya lintas negara dan kerap bekerja sama dengan perwakilan-perwakilan asing di Washington, D.C.

Selama film diputar, para penonton juga disuguhi aneka jajanan dan camilan khas Tanah Air.

Ada klepon, keripik singkong, aneka gorengan tempe mendoan, dan pisang goreng, hingga berbagai rebusan ubi warna-warni dan kacang rebus.

Suguhan ini membuat suasana nobar makin terasa layaknya layar tancap di Indonesia.

Lalu. segarnya teh melati dan hangatnya wedang ronde, makin melengkapi cita rasa Indonesia yang sangat dinikmati warga AS.

Acara pemutaran film Indonesia melalui program “Movie Night at the Embassy” digelar untuk memperkenalkan khazanah seni budaya Indonesia dan industri kreatif, terutama film, kepada masyarakat AS.

Film "Habibie & Ainun" merupakan edisi kedua dari program ini, setelah pada pemutaran perdana bulan November 2019, film “Pengabdi Setan” besutan Joko Anwar mampu membuat merinding ratusan penonton.

Program ini akan terus berlanjut dengan pemutaran film-film terbaik Indonesia lainnya, yang akan diputar secara tematis, dan dibuat reguler.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/24/192226820/melihat-kisah-romantis-habibie-ainun-di-washington-dc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke