Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas, Olahraga Berlebihan Justru Berbahaya bagi Kesehatan

KOMPAS.com - Olahraga bisa memberikan dampak kesehatan yang positif terhadap tubuh. Namun, alih-alih sehat, olahraga terlalu keras atau berlebihan justru berdampak sebaliknya.

Presenter sekaligus Brand Ambassador merek perlengkapan olahraga Under Armour, Deddy Corbuzier mengatakan dirinya juga membatasi diri agar tak berlebihan dalam berolahraga.

Saat ditemui pada peluncuran sepatu lari Under Armour HOVR Machina, Deddy ditanya mengenai olahraga lari.

Bagi ayah satu anak itu, lari sebagai olahraga kardio sangat penting terutama untuk melatih jantung dan membantu menurunkan berat badan.

Namun, idealnya lari dilakukan secara bertahap.

"Kalau orang baru mulai, jangan terlalu jauh jangan terlalu capek. Kalau lagi capek juga jangan dipaksakan."

"Namanya fitness harus fit (sehat) dulu baru ikut fitness," kata Deddy saat ditemui di Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).

Dari beragam jenis olahraga yang ada, Deddy juga lebih memilih melakukan latihan angkat beban. Baginya, angkat beban merupakan olahraga yang cenderung bisa dikontrol oleh diri sendiri serta tidak bergantung pada orang lain.

Berbeda dengan olahraga permainan, seperti futsal, sepak bola, basket dan lainnya yang lebih kompetitif.

"Kalau angkat beban, saya capek ya saya taruh (bebannya). Istirahat dulu baru angkat lagi. Kalau futsal kadang enggak bisa berhenti atau tidak tahu kalau lagi capek," kata Deddy.

Bahaya olahraga berlebihan

Seperti diberitakan Kompas.com pada 6 Desember 2018, olahraga yang dilakukan dalam kondisi tubuh kelelahan atau kurang istirahat justru akan membawa dampak buruk.

Instruktur zumba dan owner Sana Studio, Laila Munaf menjelaskan, olahraga yang dilakukan saat tubuh berada dalam kondisi kelelahan bisa dapat menaikkan detak jantung menjadi sangat tinggi, sekalipun gerakan yang dilakukan terbilang sederhana.

Apalagi, jika orang tersebut sudah bangun sejak subuh untuk beraktivitas dan melakukan olahraga di malam hari.

Selain berakibat pada jantung, memaksakan olahraga ketika kondisi tubuh tidak bugar juga bisa meningkatkan risiko cedera.

"Kalau badan tidak fit, otot yang biasanya kuat (bisa) menjadi tidak kuat lalu keseleo, lah, punggung tidak enak, pingsan juga bisa, kurang oksigen ke kepala, jantung mendadak berhenti juga mungkin," kata Laila.

Lalu, apa ukuran olahraga dikatakan "berlebihan"?

Laman Business Insider pernah memuat tentang topik ini. Porsi olahraga sebetulnya berbeda bagi masing-masing orang dan bergantung pada faktor seperti usia, kesehatan dan jenis olahraga.

Namun, secara umum Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan orang dewasa untuk melakukan olahraga moderat 5 jam per minggu atau 2,5 jam olahraga intensiras tinggi per minggu atau kombinasi keduanya.

Sebuah riset menemukan, melakukan olahraga lebih dari itu sebetulnya tidak memberi manfaat kesehatan lebih.

Sebuah studi menemukan bahwa pelari ringan hingga moderat memiliki risiko kematian lebih rendah daripada orang yang tidak berolahraga.

Namun, beberapa orang yang berlari dengan kecepatan lebih tinggi dan dilakukan tiga kali seminggu memiliki risiko kematian yang sama dengan orang yang bukan pelari.

Jadi, berlari terlalu banyak dan terlalu intens, justru bisa membatalkan manfaat kesehatan yang didapat dari rutin berlari.

Latihan ketahanan ekstrem, seperti ultra-maraton, juga berisiko menyebabkan kerusakan jantung, gangguan irama jantung dan pembesaran arteri, pada beberapa orang.

Para ahli percaya daya tahan tubuh yang berlebihan akan memberi tuntutan-tuntutan ekstrem pada sistem kardiovaskular.

Satu studi juga menemukan bahwa latihan ekstrem secara berulang dapat "mengubah bentuk" jantung, membuat dinding otot dan jaringan parutnya menebal.

Bagi perempuan, risiko serangan jantung dan stroke melonjak untuk mereka yang berolahraga terlalu keras setiap hari.

Risiko khusus yang mungkin dialami perempuan ketika berolahraga terlalu keras antara lain melewatkan menstruasi, osteoporosis atau kehilangan mineral tulang dan gangguan makan.

Gejala-gejala ini biasanya meningkat dari kombinasi beberapa sesi olahraga berlebih dan pembatasan kalori.

Sementara bagi laki-laki, olahraga intensif terbukti mengurangi libido. Hal ini mungkin karena kelelahan fisik dan kadar testosteron yang lebih rendah.

Jika olahraga moderat bisa meningkatkan sistem imun, olahraga berlebihan justru bisa menekannya. Artinya, virus dan bakteri mungkin akan lebih mudah menyerang dan menginfeksi tubuh.

Di samping itu, atlet yang berolahraga berlebihan juga berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Kita tahu olahraga berlebihan dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh, terutama jantung, tendon, ligamen, dan sistem kekebalan tubuh.

Gejala kecanduan olahraga termasuk penarikan (withdrawal). Pada kondisi tersebut, kita akan merasa cemas atau kelelahan ketika melewatkan sesi latihan.

Kita juga mungkin saja merasa kurang kontrol dan tidak bisa mengurangi olahraga, bahkan ketika kita tahu itu menyakiti tubuh.

Meski begitu, penting untuk dipahami bahwa kita tidak boleh menyerah untuk berolahraga. Kuncinya adalah menjalaninya dalam jumlah yang proporsional dan tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/26/211157920/awas-olahraga-berlebihan-justru-berbahaya-bagi-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke