Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilema antara Manfaat Susu dan Bahayanya

KOMPAS.com – Susu sapi bukan cuma lezat dan menyehatkan karena kandungan kalsium dan proteinnya, tapi ternyata ada risiko yang mengintai di balik “minuman sehat” ini. Menurut studi terbaru, konsumsi susu bisa meningkatkan risiko kanker.

Temuan yang membawa dilema itu disimpulkan dari penelitian yang dilakukan oleh profesor nutrisi dan epidemiologi dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, Walter Willett.

Menurutnya, konsumsi susu terlalu banyak bisa membahayakan tubuh dan juga planet bumi.

“Jika kita ingin merekomendasikan sesuatu, seharusnya berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Rekomendasi dasar asupan kalsium menurut saya secara fundamental kurang kuat,” kata Willet.

Dia melakukan kajian terhadap manfaat dan risiko konsumsi susu dan hasilnya dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine.

Sementara itu, studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Loma Linda University Health menyebutkan, konsumsi susu dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan sampai 80 persen, tergantung pada jumlah yang diasup.

Profesor epidemiologi Elizabeth Jacobs PhD yang melakukan kajian pada rekomendasi asupan susu di Amerika mengatakan, seharusnya susu dan produk turunannya dimasukkan dalam kelompok makanan terpisah. Selama ini susu berada dalam satu kategori dalam protein di piramida makanan.

“Kami tidak mengatakan minum susu itu berbahaya atau membahayakan, apalagi di Amerika saja masih banyak orang yang konsumsi susunya jauh dari rekomendasi,” kata Jacobs.

Dibantah

Tidak semua pakar setuju dengan temuan tersebut. Dalam pernyataannya, Dewan Susu Nasional AS, yang mewakili peternak sapi perah, mengatakan bahwa kajian yang dilakukan oleh Willet itu merupakan bukti yang kuat.

“Susu dan produk turunannya merupakan bagian dari pola makan seimbang dan memberikan nutrisi yang penting bagi manusia, planet, dan masyarkat,” kata ketua bidang sains di National Dairy Council, Gregory Miller Ph.D dalam pernyataannya.

Selain menyehatkan tulang, asupan susu juga terbukti dapat membantu program penurunan berat badan.

Penelitian lain juga mengungkap, produk susu dapat mengontrol tekanan darah, tetapi hanya jika orang tersebut mengadopsi pola makan yang sehat secara keseluruhan.

Secara umum, konsumsi susu bagi kesehatan memang ada manfaat dan sisi negatifnya. Mengenai bahaya kanker, menurut Willet, memang penelitian tidak menyebut susu menyebabkan kanker.

Demikian juga dengan kaitan antara usia harapan hidup dan asupan susu. Studi-studi yang ada hanya menemukan kaitan, bukan sebab akibat.

Jika demikian, menurut pakar nutrisi dan ilmu makanan Marion Nestle, susu “tidak esensial” bagi kesehatan.

“Hal itu menunjukkan bahwa susu adalah sama seperti makanan lain, efeknya tergantung pada faktor lain yang orang makan atau lakukan. Orang yang menyukai susu bisa terus melanjutkan konsumsinya, tetapi yang tidak suka ya tidak perlu. Itu hanya bahan pangan,” ujar Nestle yang tidak terlibat dalam riset tersebut.

Willet setuju dengan pendapat Nestle. Ia mengatakan, jika konsumsi kita kurang dari rekomendasi, tidak perlu khawatir. Jika kita tidak suka minum susu atau turunannya, kita bisa mendapatkan kalsium dari suplemen atau makanan lain.

Bagaimana dengan anak?

Anak-anak membutuhkan kalsium untuk tumbuh kembangnya, bahkan mereka tidak boleh kekurangan. Tetapi, apakah mereka harus mendapatkannya dari susu, hal itu rumit untuk dijawab.

Ada bukti penelitian lain yang menunjukkan anak-anak yang minum susu memang tumbuh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak.

Menurut Willet, asupan kalsium bisa berasal dari banyak sumber, tidak harus susu. Misalnya saja brokoli, kacang-kacangan, atau pun tahu.

Sayangnya, mayoritas anak-anak tidak menyukai sayuran atau kacang-kacangan. Dengan demikian, menurut peneliti nutrisi dan dokter anak Jean Welsh, anak-anak tetap perlu minum susu.

“Konsumsi susu jauh lebih baik dibanding minuman manis, terutama untuk anak,” katanya.

Jika orangtua khawatir dengan kandungan hormon, antibiotik, atau pestisida, pilihannya adalah susu organik. Kandungan nutrisinya sebenarnya sama dengan susu konvensional, hanya susu organik bebas dari pestisida dan zat lainnya.

“Yang kami tahu tentang susu, organik atau bukan, susu merupakan sumber nutrisi yang praktis dan penting untuk anak,” kata Welsh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/05/201237620/dilema-antara-manfaat-susu-dan-bahayanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke