Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Alasan untuk Tidak Melakukan Diet Yoyo

KOMPAS.com - Pernah mendengar istilah diet yoyo? Diet yoyo merujuk pada salah satu tipe diet yang hanya dilakukan ketika sedang ingin menurunkan berat badan di waktu tertentu saja agar penampilan terlihat menarik.

Misalnya saat persiapan pernikahan ataupun ketika ingin liburan ke pantai dengan penampilan yang lebih ramping.

Sekilas diet ini terlihat menyehatkan, tetapi sebenarnya berisiko bagi kesehatan tubuh kita.

Berikut adalah beberapa efek negatif dari diet yoyo yang bisa terjadi pada kita.

1. Kadar lemak tubuh yang tinggi

Saat melakukan diet yoyo, terjadi perubahan berat badan yang naik turun. Perubahan berat badan ini memengaruhi tubuh untuk mengubah makanan yang masuk menjadi lemak, bukannya otot. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki kadar lemak yang tinggi.

2. Berkurangnya massa otot

Ketika kadar lemak naik, massa otot akan menurun saat menjalani diet yoyo. Ini dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot.

3. Peningkatan nafsu makan

Saat berusaha menurunkan berat badan, hormon leptin yang berperan sebagai sinyal bahwa tubuh sudah kenyang akan berkurang dan membuat kita merasa lapar lebih sering.

Hal inilah yang berpotensi membuat seseorang justru malah makan lebih banyak lagi.

Bahkan, diet yang dilakukan dalam jangka pendek justru berpeluang menaikkan berat badan kembali dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun.

4. Memicu kemunculan batu di kantung empedu

Kenaikan ataupun penurunan berat badan yang terlalu cepat dapat memicu pembentukan batu empedu.

Potensi munculnya batu dalam kantung empedu akan meningkat seiring dengan semakin seringnya perubahan berat badan terjadi pada tubuh.

5. Berisiko mengalami diabetes

Jangan menganggap enteng diet yoyo karena kebiasaan ini membuat kita lebih rentan terkena diabetes tipe 2 karena pengaruhnya terhadap sel pankreas dan insulin. Akan tetapi efek diet yoyo ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

6. Berpeluang menderita penyakit jantung

Tidak hanya diabetes tipe 2, kamu juga berisiko mengalami penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner, jika mengikuti diet yoyo.

Semakin besar berat badan yang naik dan turun saat diet yoyo, semakin besar pula peluang seseorang menderita penyakit jantung.

7. Penyimpanan lemak dalam hati

Melakukan diet yoyo dapat memicu penumpukan lemak berlebih di dalam sel organ hati. Penyimpanan lemak dalam hati dapat mengubah pola metabolisme lemak dan gula, meningkatkan risiko mengalami diabetes tipe 2, serta memicu gagal hati kronis.

8. Meningkatkan tekanan darah

Peningkatan tekanan darah dapat diakibatkan oleh siklus kenaikan dan penurunan berat badan akibat diet yoyo. Bahkan, diet yoyo dapat menurunkan efek baik dari penurunan berat badan terhadap tekanan darah.

9. Mengganggu bakteri dalam usus

Tidak semua bakteri dalam usus merupakan bakteri jahat yang dapat mengganggu pencernaan. Ada juga bakteri baik yang membantu proses pencernaan di usus.

Diet yoyo bisa berdampak pada jumlah dan tipe bakteri dalam usus yang pastinya dapat berimbas pada kesehatan.

Dampak-dampak negatif diet yoyo sudah cukup menjadi alasan kita perlu berhenti melakukan diet ini. Alih-alih mendapatkan tubuh ideal, malah akan menderita berbagai efek buruk diet yoyo terhadap kesehatan.

Bila ingin membentuk tubuh dan menurunkan berat badan, terapkan gaya hidup yang sehat, seperti pola makan yang benar, tidur yang cukup, dan olahraga yang teratur.

Gaya hidup sehat harus dijadikan kebiasaan dan bukan hanya dilakukan sesekali saja saat ingin menurunkan berat badan untuk acara-acara tertentu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/06/074601120/9-alasan-untuk-tidak-melakukan-diet-yoyo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke