Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajarlah dari Brad Pitt dan Sadari Problem Maskulinitas "Beracun"

"Saya terkenal sebagai orang yang tidak suka menangis," kata Brad Pitt kepada laman People.

"Saya belum menangis, mungkin selama 20 tahun, dan sekarang saya menemukan diri saya pada tahap terakhir ini (bertambah usia)."

"Saya jadi jauh lebih mudah tersentuh, tergerak oleh anak-anak saya, teman teman, berita. Saya pikir itu pertanda baik," sebut dia.

Inspirasi dari perasaan yang dialami Brad Pitt tentu bisa terkait dengan sebuah penemuan dari penelitian terbaru yang digelar oleh Michigan State University, Amerika Serikat.

Dalam kesimpulan penelitian itu disebutkan, spirit maskulinitas yang "beracun" bisa benar benar berbahaya bagi kesehatan pria.

Di saat banyak film membuat gaya hidup macho tampak memikat, penelitian ini mengungkap temuan yang mengejutkan. 

Pria hipermaskulin dapat menderita sejumlah masalah kesehatan dan problem sosial, seiring bertambahnya usia.

"Penelitian kami menunjukkan bagaimana maskulinitas toksik memiliki konsekuensi merugikan bagi pria yang mengidam-idamkan perasaan itu."

Demikian kata sosiolog Michigan State University, Stef Shuster dalam sebuah pernyataan yang dilansir laman New York Post.

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sex Roles, Shuster mendefinisikan maskulinitas "beracun" sebagai keyakinan seorang pria yang kuat, mandiri dan tidak menunjukkan banyak emosi.

Sebelum tiba pada kesimpulan tersebut, peneliti menganalisa hampir 5.500 pria dan wanita yang lebih tua dan mencoba menentukan tingkat di mana setiap peserta pria memiliki cita-cita tradisional maskulin.

Dari sana ditemukan, individu yang paling macho menderita kesepian, masalah keuangan, dan bahkan kesehatan yang buruk, sebagai akibat dari kecenderungan isolasionis mereka.

“Memiliki orang yang dapat kita bicarakan masalah pribadi adalah bentuk dukungan sosial.”

Begitu penjelasan Shuster, yang dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pria lebih kecil kemungkinan untuk melakoni "curhat" pada orang lain, ketimbang wanita.

"Jika orang hanya punya satu teman yang dapat mereka bagikan informasi, atau terkadang tidak satu pun, pria tidak benar-benar memiliki kesempatan untuk berefleksi dan berbagi."

Shuster lantas menyebut, penolakan untuk mencari bantuan dari luar dapat menyebabkan "penganut" maskulinitas yang "beracun" menjadi tersisihkan dari masyarakat seiring bertambahnya usia.

Memang, pria yang lahir antara tahun 1940 hingga pertengahan 1960-an berjuang untuk mempertahankan dan menjalin persahabatan ketika mereka pensiun.

Dan pada gilirannya, kondisi mereka diperburuk dengan keharusan pindah rumah atau pasangan mereka meninggal dunia.

Penelitian ini harus menjadi peringatan bagi para pria yang mungkin enggan melepaskan konsep maskulinitas toksik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/12/123051320/belajarlah-dari-brad-pitt-dan-sadari-problem-maskulinitas-beracun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke