Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terimbas Wabah Corona, "Saya Terpaksa Batalkan Pernikahan"

Sedianya acara itu bakal digelar pada Bulan April 2020, di kota asal mereka, Tokyo, Jepang.

Namun siapa yang menyangka, penyebaran virus corona yang telah menjadi pandemi global, memaksa sejoli ini harus membatalkan semuanya.

Eason yang adalah seorang guru, tidak mau mengambil risiko jika tamunya terkena infeksi corona.

"Saya tidak bisa memaafkan diri sendiri jika perayaan kami menjadi penyebab kondisi kesehatan yang serius."

"Saya juga khawatir bahwa ayah dan saudara saya tidak akan diizinkan masuk ke Jepang. Kami hanya tidak tahu apa yang terjadi," ungkap perempuan itu.

"Saya tidak akan mau melanjutkan ini, tanpa mereka ada di sini," tegas dia.

Eason jelas merasa frustrasi. Tetapi keselamatan adalah prioritas.

Virus corona yang mulai muncul pada bulan Desember 2019, sekarang sudah menjadi menjadi pandemi global. 

Sedih memang. Apalagi di hari pasangan itu memutuskan untuk membatal acara, undangan pernikahan baru saja tiba di rumah ayah Eason, Mike, di Market Harborough, Leicestershire, Inggris.

"Ini mengejutkan, mengigat usaha yang dia lakukan dalam mengatur hari pernikahannya."

"Tetapi karena saya sudah berusia lebih dari 60 tahun, dia sangat khawatir menempatkan saya, dan yang lainnya dalam risiko," ungkap Mike seperti dilansir BBC.

Masalah tak selesai sampai di sana, Mike mengaku keluarganya kini menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pengembalian uang hotel dan tiket pesawat London-Tokyo yang telah dibeli.

"Kami tidak bisa mendapatkan uang kami kembali untuk penerbangan dan hotel, jadi bersiaplah untuk kehilangan sekitar 5.000 pounsterling (Rp 91,7 juta)."

"Saya telah mencoba untuk mengklaim kembali melalui kartu kredit, tetapi mereka mengatakan tidak ada yang bisa mereka lakukan," sebut Mike.

Keluarga berharap untuk menjadwal ulang pernikahan di kemudian hari, idealnya selama musim semi.

Bagi Saavan Nathwani dan Risha Modi, pernikahan impian mereka di Italia seharusnya menjadi momen paling membahagiakan dalam hidup.

Tetapi Modi, yang berasal dari Harrow, London, mengatakan, "Dalam waktu satu minggu, dunia sudah terbalik, ketika wabah yang terjadi di Italia diumumkan."

"Kami seharusnya menikah di Tuscany, satu bulan lagi. Tapi sekarang kami agak bingung dan tidak tahu apakah itu akan berlanjut atau apakah kami harus menunda atau membatalkan."

"Kami telah merencanakan pernikahan ini selama hampir enam bulan. Satu-satunya hal yang membuat kami terus berjalan adalah mengetahui bahwa kami akan menikah satu sama lain," sebut dia.

Dia mengatakan, mereka memiliki lebih dari 150 tamu yang datang dari seluruh dunia termasuk bayi, kakek-nenek, dan kerabat lansia. Namun, dari semua itu banyak yang kini takut untuk berpergian.

Selain itu -tentu saja, dengan kabar perluasan virus yang terjadi, mereka berpikir, mungkin lebih baik untuk menunda acara itu. 

Berbeda lagi dengan pasangan Lauren Maitland dan Charlotte Armitage, yang masih menyimpan harap, pesta pernikahan mereka bakal bisa tetap digelar di Biara Whitby di Yorkshire pada Mei nanti.

"Ibuku baru-baru ini menjalani prosedur pembedahan di hatinya dan pulih, sementara kakekku berusia 90 tahun," kata Maitland.

Tak hanya itu, Charlotte juga khawatir tentang orangtuanya sendiri setiap hari.

"Di luar itu, kami gugup dengan pertemuan publik besar yang dibatalkan yang berarti upacara kami tidak dapat dilanjutkan."

"Atau memang begitu banyak orang harus mengkarantina diri yang berarti bahwa resepsi di Paviliun Whitby tidak dapat dilanjutkan," sebut dia.

"Kami juga mempunyai teman dan keluarga yang berpergian dari Australia, Selandia Baru, Swiss, Jerman, dan AS. Kami sangat takut mereka tidak akan bisa berpergian."

Kedua perempuan ini telah mengambil asuransi pernikahan dan sudah memiliki asuransi perjalanan untuk bulan madu 10 hari mereka di Orlando, Florida, dan seminggu di kapal pesiar Royal Caribbean.

"Dengan larangan perjalanan saat ini, penutupan dan pembatalan pelayaran, kami sudah pasti mulai merasa cemas tentang apa yang akan terjadi dengan rencana kami," sebutnya.

Pasangan yang tinggal di St Ives, Cambridgeshire mengatakan, mereka kini memilih pendekatan menunggu-dan-melihat.

"Selama semuanya tetap baik dan bebas virus, maka menunda atau membatalkan rencana kita pada akhirnya tidak terlalu penting. Kami hanya ingin semua orang baik-baik saja," tegas dia.

Hal itu mereka lakukan demi memastikan pernikahan mereka dapat tetap berlangsung beberapa minggu lagi.

Pasangan yang telah bertunangan selama lebih dari setahun ini akan mengadakan pernikahan Hindu dengan 500 tamu di Oshwal Center di Potters Bar bulan depan.

Sementara, pernikahan sipil dan resepsi digelar di The Savoy hotel, pada hari berikutnya. Seluruh acara diatur dengan biaya sekitar 100.000 pounsterling atau kira kira Rp 1,8 miliar.

"Ada banyak hal yang membuat kami khawatir tentang pernikahan yang akan datang."

"Ini termasuk tempat dan pemasok membatalkan pada kami pada menit terakhir; kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri, orangtua, dan tamu yang berisiko," kata Deol,

"Faktanya, kami juga memiliki teman dan keluarga yang akan datang dari luar negeri," sambung dia.

Deol mengatakan tamu dari Kanada, Kenya, dan AS sebagian besar sudah menyampaikan kabar pembatalan.

"Kami saat ini sedang dalam proses menulis kepada semua pemasok, bertanya kepada mereka apa rencana kontingensi mereka," sebut dia.

"Sangat sulit untuk mengetahui apakah kita akan mendapatkan pengembalian uang, atau bahkan mencoba membuat rencana nyata karena kondisinya terus berubah," kata dia lagi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/16/175047120/terimbas-wabah-corona-saya-terpaksa-batalkan-pernikahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke