Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polusi Udara dan Penyakit Jantung Tingkatkan Risiko Demensia

KOMPAS.com - Tinggal di tempat yang memiliki tingkat polusi udara rendah merupakan faktor yang berpengaruh besar bagi kesehatan, terutama untuk menurunkan risiko gangguan paru dan juga masalah pada otak.

Menurut penelitian, orang yang punya masalah jantung dan hidup di daerah berpolusi, bahkan walau tingkat polusinya rendah, beresiko tinggi menderita demensia. Ini merupakan penyakit penurunan fungsi kognitif dan ditandai dengan kepikunan.


"Yang menarik, efek berbahaya dari polusi udara di bawah standar," kata Giulia Grande, peneliti di Departement of Neurobiology, Care Science and Society di Karolinska Institutet dalam sebuah pernyataan.

Tingkat demensia yang lebih tinggi ditemukan di area pusat kota Stockholm yang secara konsisten sebenarnya memiliki tingkat polusi udara jauh di bawah batas Eropa dan Amerika Serikat.

Standar polusi itu mengukur tingkat materi partikulat, yakni campuran zat padat dan cair yang ditemukan di udara.

Debu, kotoran dan asap memiliki partikel lebih besar, tetapi ada juga partikel kecil yang dapat dihirup dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Partikel itu disebut PM 2.5 karena ukuran umumnya 2,5 mikrometer atau kurang. Sebagai perbandingan, rata-rata rambut manusia 30 kali lebih besar dari partikel PM 2.5.

Gangguan jantung, polusi udara, dan demensia

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kaitan langsung antara penyakit kardiovaskular dan risiko demensia, sementara penelitian lain menunjukkan hubungan udara yang tercemar dan demensia.

Grande dan timnya berusaha melihat bagaimana penyakit kardiovaskular dan polusi udara jangka panjang memengaruhi fungsi otak saat digabungkan.

Kesimpulan yang dihasilkan Grande itu berdasarkan penelitian yang melibatkan hampir 3.000 orang dewasa dengan usia rata-rata 74 tahun selama 11 tahun.

Seluruh partisipan tinggal di distrik Kungsholmen, Stockholm pusat, di mana tingkat rata-rata tahunan partikel berada di angka lebih rendah dibandingkan standar internasional.

Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan paparan jangka panjang terhadap polusi udara dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi.

Gagal jantung, kondisi di mana otot jantung terlalu sakit atau lemah untuk memompa darah dengan baik, atau penyakit jantung koroner, menjadi faktor kunci antara polusi udara dan demensia.

Hubungan yang paling signifikan adalah stroke, polusi udara, dan demensia. Stroke memicu hampir 50 persen kasus demensia terkait pencemaran udara, menurut studi tersebut.

"Temuan kami menunjukkan polusi udara memainkan peran dalam pengembangan demensia, dan terutama tahap menengah penyakit kardiovaskular dan stroke," kata Grande.

Penemuan ini sangat penting, karena 68 persen dari orang di dunia diprediksi tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2050, di mana mereka terus terpapar polusi udara.

Menurut studi tersebut, pada saat yang sama, jumlah orang yang hidup dengan demensia akan meningkat tiga kali lipat dalam 30 tahun ke depan, menimbulkan tantangan global dalam strategi pencegahan demensia.


https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/31/162858320/polusi-udara-dan-penyakit-jantung-tingkatkan-risiko-demensia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke