Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidur Lebih Nyenyak dan Bebas Mimpi Buruk di Tengah Pandemi Covid-19

KOMPAS.com - Tak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 membuat kita merasa stres, dan itu terbawa sampai kita tidur.

Dari mimpi buruk hingga meningkatnya insomnia, banyak orang mengalami kesulitan tidur sekarang.

"Hal ini masuk akal, karena kita tetap terkoneksi untuk terjaga dalam menghadapi bahaya."

Demikian kata Jennifer Martin, psikolog klinis dan anggota American Academy of Sleep Medicine, serta profesor kedokteran di David Geffen School of Medicine di UCLA, kepada CNBC Make It.

"Dengan begitu, adalah hal yang normal berjuang saat tidur pada situasi yang sulit."

Dilansir dari CNBC, Martin mengatakan, tantangan saat ini adalah ancaman pandemi global yang belum tampak terlalu nyata.

Seringkali saat orang mengalami stres, kualitas tidur mereka akan membaik ketika masalah terselesaikan.

Namun tidak jelas kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, dan hidup kembali normal seperti sebelumnya.

"Kita berada di masa, di mana orang-orang berisiko mengembangkan kebiasaan yang mungkin menyulitkan kualitas tidur mereka untuk kembali normal," kata Martin.


Mengapa mimpi kita terasa nyata?

Menurut Martin, pengalaman yang kita miliki, konten yang kita konsumsi, dan visual yang berinteraksi dengan kita benar-benar dapat memengaruhi mimpi kita.

Ini adalah konsep yang disebut penggabungan mimpi, dan terjadi ketika stimulus yang kita temui dalam kehidupan nyata masuk ke dalam mimpi kita.

"Jika kita menghabiskan dua jam melihat berita, atau membaca tentang Covid-19 sebelum tidur, sangat mungkin hal itu akan muncul dalam mimpi kita di malam hari," kata Martin.

Di sisi lain, jika kita terlibat dengan sesuatu yang lebih netral atau bahkan menyenangkan, tema-tema itu lebih cenderung hadir dalam mimpi kita.

Ada alasan lain mengapa mimpi kita sangat meninggalkan kesan. Sebagian besar mimpi terjadi pada tahap tidur yang paling ringan, yaitu rapid eye movement atau tidur REM.

"Dalam mengingat setiap mimpi kita, kita perlu bangun dari mimpi," katanya.

"Fakta bahwa orang mengingat mimpi mereka lebih nyata, kemungkinan karena tidur mereka lebih terganggu."

Tidur lebih nyenyak dan tidak terganggu mimpi buruk

"Perawatan terbaik untuk mimpi buruk berulang adalah mencoba tidur lebih nyenyak," kata Martin.

Jika tidur kita padat, kita cenderung lebih jarang bangun di malam hari, sehingga mimpi buruk tidak terlalu menyusahkan kita.

Martin mengatakan, meskipun jadwal kerja kita di rumah memungkinkan kita menunda bangun tidur, penting untuk menjalankan aktivitas seperti biasa dan jadwal tidur yang tetap. Bangun teratur di pagi hari dan menjaga waktu tidur konsisten di malam hari.

Perhatikan juga berapa banyak waktu yang kita habiskan di tempat tidur.

"Salah satu hal yang saya dengar adalah orang-orang bosan dan bertahan lebih lama di tempat tidur," katanya.

"Meskipun kita tidur pada waktu yang normal, orang terbiasa bertahan di tempat tidur sampai pukul delapan pagi daripada bangun jam enam pagi dan bersiap untuk bekerja," kata Martin.

Waktu ekstra yang dihabiskan di tempat tidur ini hanya akan membuat kita lebih sulit untuk tidur.

Martin juga menyarankan agar kita menghentikan asupan kafein setidaknya 10 jam sebelum waktu tidur.

"Itu memberi tubuh kita kesempatan untuk memetabolisme sebagian besar kafein," katanya.

Terkait minuman, Martin juga menyebut alkohol dapat mengacaukan tidur kita.

"Alkohol membuat kita merasa santai dan mengantuk pada awalnya, namun metabolisme alkohol sangat mengganggu tidur."

"Mengurangi atau bahkan berhenti mengonsumsi alkohol dapat membantu kita tidur nyenyak."

Hal terakhir, cari rutinitas yang tidak melibatkan scrolling media sosial atau menonton berita.

"Konten yang kita lihat cenderung aktif," tutur dia.

"Barangkali tidak ada gunanya mengecek berita, membaca seberapa buruk situasinya, lalu meletakkan kepala kita di atas bantal dan mencoba tidur."

Ia menyarankan, sekitar setengah jam sebelum kita tidur, lakukan sesuatu yang santai dan tidak akan terbawa mimpi, seperti membaca buku, mengobrol dengan anggota keluarga, atau melihat foto liburan kita.

"Kita dapat memengaruhi konten mimpi kita dengan cara yang positif," ujar Martin.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/06/212553220/tidur-lebih-nyenyak-dan-bebas-mimpi-buruk-di-tengah-pandemi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke