Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Under Armour Alihkan Fokus Produksi untuk Buat APD hingga Fanny Pack

KOMPAS.com - Berbagai merek footwear dan olahraga kini ikut memproduksi masker wajah sebagai bentuk perhatian mereka terhadap pandemi Covid-19.

Salah satunya yaitu Under Armour. Di Lighthouse, kantor mereka di Baltimore, Maryland, AS, kehidupan kerja para karyawan berubah drastis.

Alih-alih merencanakan produk atletik, desainer Under Armour menciptakan sesuatu dengan tenggat waktu lebih ketat, yaitu alat pelindung diri (APD) untuk petugas medis di garda depan yang memerangi virus corona.

"Saat panggilan datang dari penyedia layanan kesehatan kami untuk kebutuhan masker, baju pelindung, dan peralatan medis, kami menjadikannya prioritas utama kami untuk menciptakan barang-barang tersebut untuk mereka," kata Maggie Snoke, desainer apparel di tim inovasi Under Armour.

Karena masker wajah adalah garis pertahanan pertama melawan penyebaran virus, mereka sangat dibutuhkan di setiap rumah sakit di AS.

Awal April 2020, Under Armor mulai memproduksi masker wajah, pelindung wajah, dan fanny pack khusus untuk membantu 28.000 penyedia layanan kesehatan dan staf di University of Maryland Medical System (UMMS).

Mereka juga berjanji akan menyediakan masker kepada LifeBridge, organisasi kesehatan yang berbasis di Baltimore.

Under Armour adalah satu dari sekian banyak perusahaan di industri kebugaran yang mendukung upaya bantuan terkait Covid-19.


Untuk saat ini, semua pengujian dan pengembangan produk telah dihentikan sementara di Lighthouse, sehingga tim Under Armour dapat memusatkan perhatian penuh pada pembuatan peralatan medis.

Namun perubahan ini bukan tanpa masalah, karena Under Armor terkena dampak dari penurunan ekonomi global akibat virus corona.

Perusahaan mengumumkan mereka akan memberhentikan sementara karyawan di 188 toko di Amerika Utara, yang telah ditutup sejak 16 Maret, serta sekitar 600 karyawan di pusat distribusi.

Sementara itu, para eksekutif akan menerima pemotongan gaji sebesar 25 persen.

"Meskipun Lighthouse bukanlah fasilitas produksi massal, tiap mesin memiliki kapasitas untuk memenuhi pesanan pasokan yang besar," kata Snoke.


Bahkan, lebih dari 50 karyawan Under Armour, termasuk peneliti bahan, perancang sepatu, dan perancang pakaian, turut membantu berdiskusi terkait desain masker.

"Karena kami harus bekerja cepat, tidak ada waktu untuk berpikir berlebihan, dan itu membuat kami lebih kreatif," kata Snoke.

"Kami akan membuat sketsa, memotong masker, mencoba, mengevaluasi, lalu mencoba ide berikutnya berdasarkan apa yang kami pelajari."

"Fasilitas Lighthouse adalah kunci utama, karena kami dapat mengevaluasi dan beralih dengan cepat secara real time."

Tantangan terbesar mereka saat ini adalah membuat desain masker yang cocok dengan berbagai bentuk wajah dan dapat diproduksi cepat.

Setelah menguji lebih dari 20 iterasi, tim merujuk satu desain, yaitu model one-piece dengan tampilan lipatan gaya origami yang tidak perlu dijahit.

Faktor tanpa jahitan itu penting, karena memungkinkan tim membuat masker lebih cepat, daripada mereka harus menjahitnya terlebih dulu.

Menggunakan alat pemotong berdaya tinggi, tim desain dapat membentuk 100 masker sekaligus.

Terbuat dari bahan yang memudahkan pernapasan dan tahan kelembaban, masker ini berfungsi menghentikan penyebaran virus dengan menjebak tetesan air liur dan lendir, serta mencegah orang menyentuh wajah mereka.

"Kami dapat menghasilkan sebanyak 100.000 masker per minggu, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk memberikan persediaan ini kepada para profesional medis," kata Snoke.

Under Armour saat ini meluncurkan pengiriman masker ke UMMS. Bulan lalu, perusahaan mengirim 1.300 pelindung wajah ke jaringan rumah sakit.

Tantangan tim Under Armour berikutnya adalah menyediakan fanny pack yang diberi perlengkapan khusus untuk petugas kesehatan.

Bagi Snoke, lulusan desain industri di North Carolina State University, beralih dari mendesain pakaian menjadi APD medis merupakan tantangan yang berat, namun memuaskan.

"Saya tidak berpikir ada orang di tim desain kami yang pernah mengerjakan masker wajah, jadi itu tantangan besar bagi seluruh tim," kata Snoke.

Snoke mengatakan ketika permintaan untuk masker wajah terus meningkat, Under Armor berencana membuat desain masker dan metode mereka tersedia untuk produsen lain.

Perusahaan apparel lainnya, termasuk New Balance, juga tengah memproduksi masker wajah mereka untuk petugas kesehatan.

"Ada kebutuhan kritis untuk membantu mengendalikan virus agar tidak memasuki fasilitas perawatan kesehatan," kata Snoke.

"Kebutuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya menuntut kita semua agar menyumbangkan waktu, desain, fasilitas, dan peralatan kita untuk membuat persediaan ini dengan tujuan menghentikan penyebaran Covid-19."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/07/211625420/under-armour-alihkan-fokus-produksi-untuk-buat-apd-hingga-fanny-pack

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke