Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Bahaya Makanan Manis yang Mengincar di Bulan Puasa

KOMPAS.com - ‘Berbukalah dengan yang manis,’ sudah menjadi jargon yang sering didengar saat bulan puasa. Hal tersebut sebenarnya tidaklah salah.

Makanan manis memang dapat membantu mengembalikan energi yang hilang. Namun, tentu lain cerita jika kemudian Anda mengonsumsinya secara berlebihan.

Tidak hanya dapat menaikkan berat badan, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, hingga mempercepat terjadinya penuaan di kulit. Berikut ini penjelasannya.

Saat berbuka puasa, segala makanan maupun minuman, terutama yang manis, dapat terlihat menggiurkan. Akibatnya, Anda tidak sadar telah mengonsumsinya secara berlebihan.

Agar bisa lebih menahan diri, ada baiknya mengetahui lebih jauh mengenai bahaya makanan manis berikut ini.

1. Membuat kulit berjerawat

Makanan yang kaya akan karbohidrat, termasuk makanan dan minuman manis, sering dikaitkan dengan munculnya jerawat di wajah. Sebab, asupan yang terasa manis dapat memicu kenaikan kadar gula darah dan hormon insulin di tubuh.

Hal ini membuat produksi hormon androgen, produksi minyak di wajah, serta kemungkinan terjadinya peradangan meningkat. Ketiganya memiliki peran dalam terbentuknya jerawat.

2. Memicu penuaan dini

Terlalu banyak mengonsumsi gula juga meningkatkan risiko mengalami penuaan dini. Gula yang kita konsumsi akan menempel pada protein di dalam darah.

Selanjutnya, kedua komponen tersebut dapat membuat suatu molekul yang berbahaya bagi kulit. Molekul inilah yang kemudian dapat memicu terjadinya penuaan dini di kulit.

Hal ini dapat terjadi karena molekul tersebut dapat merusak kolagen, serta elastin yang terdapat di kulit. Padahal, keduanya berguna untuk menjaga kulit agar terlihat tetap kencang dan awet muda.

Dengan rusaknya kedua komponen tersebut, kulit akan terlihat kendur dan keriput.

3. Meningkatkan risiko sakit jantung

Salah satu bahaya makanan manis yang harus kita waspadai adalah peningkatan risiko sakit jantung.

Sebab, makanan manis umumnya akan membuat seseorang mengalami obesitas, serta mengalami peningkatan kadar kolesterol dan kadar trigliserida. Ketiga kondisi tersebut merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak minuman manis juga kerap dikaitkan dengan aterosklerosis, yaitu gangguan jantung yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah arteri di jantung oleh lemak.

4. Meningkatkan berat badan

Semakin banyak Anda mengonsumsi gula, maka kenaikan berat badan yang akan dialami juga semakin banyak.

Individu yang mengonsumsi minuman manis berlebihan, umumnya memiliki berat badan berlebih dan lebih berisiko terkena diabetes tipe 2.

5. Memicu timbulnya kerusakan hati

Bahaya makanan manis lainnya yang dapat terjadi adalah, terjadinya penumpukan lemak di hati.

Selain itu, kebiasaan buruk ini juga dapat membuat hati menjadi resisten terhadap hormon insulin, yang berguna untuk mengubah gula di dalam darah menjadi energi. Hal ini membuat lebih berisiko terkena diabetes tipe 2.

6. Meningkatkan risiko gangguan ginjal

Jika Anda adalah seorang penderita diabetes, terlalu banyak mengonsumsi gula bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan ginjal. Jika tidak segera diatasi, kerusakan ginjal yang terjadi dapat berkembang menjadi gagal ginjal.

7. Berpengaruh pada kesehatan seksual

Banyaknya kandungan gula dalam darah dapat menjadi salah satu penyebab impotensi pada pria. Sebab, kadar gula dalam darah dapat memengaruhi sistem sirkulasi yang mengontrol aliran darah.

Saat ereksi, seorang pria memerlukan aliran darah yang lancar. Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menghalangi proses ini.

Rekomendasi konsumsi gula harian

Seseorang dikatakan terlalu banyak mengonsumsi gula apabila asupan gula hariannya telah melebihi 150 kalori atau sekitar 9 sendok teh (36 gram).

Membaca jumlah nutrisi di kemasan makanan maupun minuman yang Anda konsumsi, bisa menjadi cara untuk membatasi konsumsi gula sesuai rekomendasi harian.

Jumlah gula di kemasan makanan, umumnya dituliskan dalam satuan gram per penyajian.

Namun, Anda perlu memperhatikan, apakah satu kemasan tersebut diperuntukkan untuk satu kali penyajian atau lebih.

Sebagai contoh, jika pada kemasan tertulis kandungan 5 gram gula per penyajian, padahal satu kemasan digunakan untuk 4 kali penyajian, maka jumlah gula totoal mencapai 20 gram per kemasan.

Karena itu, lebih berhati-hatilah dalam memilih pilihan menu sahur dan berbuka. Konsumsi sayur, buah, serta sumber protein lainnya dan dapatkan gizi yang seimbang, agar puasa dapat berjalan dengan sehat dan lancar.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/27/181710720/7-bahaya-makanan-manis-yang-mengincar-di-bulan-puasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke