Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Disfungsi Diastolik, Pemicu Kematian yang Jarang Disadari

KOMPAS.com - Kabar mengejutkan kembali datang dari industri musik Indonesia, musisi Didi Kempot telah meninggal dunia pada hari Selasa (5/5/2020).

Didi meninggal usai dibawa ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, karena mengeluh badannya panas.

Diduga, pria yang dijuluki God Father of Broken Heart itu tutup usia karena serangan jantung.

Hingga saat ini, kematian yang disebabkan oleh jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung.

Salah satu penyakit terkait jantung yang jarang disadari adalah disfungsi diastolik (DD), yaitu kondisi di mana jantung tidak dapat rileks dengan cepat.

Disfungsi diastolik berbahaya dan diyakini berkairan dengan gejala gagal jantung kongestif pada pasien yang memiliki cadangan fraksi ejeksi ventrikel kiri, menurut ahli jantung, Wael Jaber, MD.

Kondisi ini telah lama diasosiasikan dengan hipertensi paru, edema paru, dan penyakit katup.

Disfungsi diastolik dapat memengaruhi kesehatan

Jika kita menderita disfungsi diastolik, kita memiliki peningkatan risiko kematian, bahkan jika fungsi sistolik kita normal dan tidak memiliki masalah lain dengan fungsi jantung, menurut studi yang ditulis Dr. Jaber.

Jika fungsi sistolik normal, itu berarti ventrikel kiri jantung kita dapat berkontraksi dengan baik dan benar dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Jaber mencatat, masalah relaksasi disfungsi diastolik yang terisolasi dengan jantung, meski pengaturan fungsi pemompaan sistolik berjalan normal, akan membawa risiko signifikan untuk kematian.

Penelitian Dr. Jaber dan timnya juga menunjukkan, peningkatan kesadaran di kalangan dokter jantung tentang seberapa signifikan disfungsi diastolik bisa membantu mengenali kondisi sebelumnya pada mereka yang berisiko, terutama sebelum mereka memperlihatkan gejala apa pun.


Bisakah disfungsi diastolik dicegah?

Meski tidak semua jenis gagal jantung dapat dicegah, masih ada langkah-langkah yang bisa kita ambil untuk menurunkan risiko kondisi yang menyebabkan disfungsi diastolik.

Jika kita menunjukkan gejala DD, dokter akan memeriksa dan memutuskan apakah gejalanya ringan, sedang, atau berat.

Menurut penelitian yang dilakukan terkait DD dan risiko penyakit jantung, DD asimptomatik (tidak menimbulkan gejala) adalah umum pada populasi general, bahkan pada pasien tanpa gagal jantung.

Hal ini meningkat seiring bertambahnya usia dan biasa ditemui pada wanita yang lebih tua dengan hipertensi sistemik dan hipertrofi ventrikel.

Disfungsi diastolik terkait berat badan yang berlebihan, diabetes, usia, dan aktivitas fisik yang terbatas atau gaya hidup yang menetap.

"Jantung menjadi kurang efisien untuk rileks seiring bertambahnya usia," kata Dr. Jaber.

"Ketika pasien datang untuk mendapatkan ultrasound jantung (ekokardiogram) setelah mengalami gejala seperti sesak napas, mereka harus bertanya tentang pemompaan dan relaksasi."

Ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mencegah disfungsi diastolik.

Langkah-langkah yang dimaksud antara lain berhenti merokok, membatasi alkohol, mengubah pola makan, penurunan berat badan dan mengendalikan hipertensi, kolesterol tinggi serta penyakit arteri koroner.

Sering berolahraga dan melakukan perawatan diabetes juga harus dipertimbangkan, kata Dr. Jaber.

Kita harus memeriksakan diri ke ahli jantung untuk menentukan penyebab relaksasi yang tidak normal. Ini bisa jadi merupakan sinyal munculnya masalah lain.

Mengetahui fungsi diastolik kita dapat membantu dalam mendiagnosis gagal jantung, kata Dr. Jaber.

"Sebelumnya, ketika seorang pasien datang dengan relaksasi jantung yang abnormal, risiko ini tidak diketahui," katanya.

"Sekarang kita tahu, disfungsi diastolik bukanlah hal wajar. Ini diterjemahkan ke dalam tingkat kematian yang lebih tinggi dan tidak boleh diabaikan."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/05/124500620/mengenal-disfungsi-diastolik-pemicu-kematian-yang-jarang-disadari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke