Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Banyak "Ngemil" Selama Masa Karantina

KOMPAS.com - Camilan memang tak bisa dipisahkan dari keseharian kita. Menurut data, orang Indonesia memang suka ngemil, bahkan 23 persen lebih banyak daripada rata-rata global.

Di masa karantina ini tanpa sadar frekuensi ngemil kita ikut meningkat. Saat bekerja, menonton TV, maupun membaca buku kita kerap mencari ‘teman’ untuk dikunyah. Hal itu terjadi bukan semata karena lapar tapi bosan.

Psikolog Klinis Tara De Thouars mengamini bahwa kebiasaan ngemil berlebih di masa pandemi ini dipicu oleh rasa bosan atau kondisi emosi tidak stabil karenak perubahan kebiasaan yang mendadak, ataupun ketakutan akan pandemi itu sendiri.

Cara ngemil seperti ini lebih dikenal dengan sebutan emotional eater. Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang mirip seperti rasa lapar.

“Sebenarnya sinyal tersebut hanyalah respon terhadap perasaan yang menjadi pelarian dari emosi negatif. Jika dorongan tersebut terus diikuti, tubuh akan kelebihan asupan dan tentunya akan semakin beresiko jika dilakukan secara berulang,” jelas Tara.

Menghindari ngemil memang sulit, namun kita bisa mengurangi dampak buruknya dengan lebih bijak memilih jenis camilan dan mengonsumsinya dengan penuh perhatian.

“Cara ini juga membantu kita mendapatkan kepuasan dalam ngemil, sehingga tidak menyesal setelahnya. Juga bisa menghindari ngemil secara berlebih karena kita memperhatikan isyarat tubuh,” kata Tara.

Tara memberikan tiga tips ngemil lebih bijak:

1. Kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.

2. kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.

3. Perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil. Ini berarti jangan ngemil sambil melakukan kegiatan lain seperti main gadget.

“Kegiatan ngemil sebaiknya dilakukan secara sadar agar manfaat bisa didapatkan. Makanlah secara perlahan dan nikmati setiap gigitannya. Ajak seluruh indera tubuh Anda terlibat, mulai dari memperhatikan bentuk, mencium aroma, menikmati rasa, hingga sensasi suara saat menggigit atau mengunyah camilan,” kata Tara.

Tara menjelaskan bahwa kebiasaan ngemil sesungguhnya bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kalori harian dan menjaga stabilitas metabolisme tubuh, asal dilakukan dengan bijak.

Memasuki bulan ramadan, kebiasaan ngemil pun perlu disesuaikan mengingat terbatasnya waktu makan.

Namun, sebagian orang terkadang tidak bisa makan banyak saat sahur ataupun berbuka sehingga lebih berisiko akan kekurangan asupan kalori. Padahal kebutuhan kalori harian tubuh tetap sama, baik berpuasa ataupun tidak.

Kampanye #NgemilBijak

Mondelez Indonesia meluncurkan kampanye #NgemilBijak agar setiap orang lebih bijak mengkonsumsi camilan sehingga bisa mendapatkan manfaat secara lebih seimbang, baik untuk tubuh maupun pikiran.

Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia menjelaskan, kampanye #NgemilBijak merupakan inspirasi agar masyarakat memilih camilan yang tepat, mengkonsumsinya pada waktu yang tepat, serta menikmati camilan tersebut dengan cara yang tepat pula.

“Kampanye ini sejalan dengan tujuan global dari Mondelez International, yakni ‘Empower People to Snack Right’, untuk terus menginspirasi masyarakat mengkonsumsi camilan secara lebih bijak melalui produk-produk kami yang ikonik", jelas Khrisma.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/17/144835520/penyebab-banyak-ngemil-selama-masa-karantina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke