Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Candu Gadget, Perhatikan Tips Asuh Anak di Era Digital

Ketika aktivitas belajar di sekolah dilakukan dengan bantuan media internet, maka -seperti tak ada pilihan, anak pun menjadi kian terbiasa dengan layar gadget di depan matanya.

Bagi banyak orangtua, keadaan ini tentu mendatangkan kecemasan tersendiri.  Mau tak mau, bagi orangtua, era ini menjadi masa pengasuhan anak yang kian sulit.

Ada kewajiban orangtua untuk menemukan keseimbangan yang baik dalam hal teknologi dan kehidupan lain dalam konteks pengasuhan anak. 

Tak sedikit orangtua yang lantas membatasi waktu layar anak mereka semaksimal mungkin. Namun, ada saat di mana orangtua memang tak bisa melarang pemakaian gawai.

Namun, alih-alih melihatnya sebagai hal yang buruk, waktu layar dan paparan konten digital sebenarnya dapat membantu balita dan anak prasekolah untuk belajar.

Selain itu, sebagai orangtua kita pun tentu tak ingin melihat anak ketinggalan secara keterampilan digital, apalagi hal itu kini menjadi primadona di banyak tempat kerja.

Masalahnya adalah, konten seperti apa dan bagaimana mengekspos anak sehingga dia akan mengambil keterampilan yang berguna dari kebiasaan memakai gadget tadi.

Apa yang salah dengan "menghibur" anak dengan smartphone?

Mungkin bagi sabagian dari kita, memberikan waktu kepada anak untuk bermain gawai bisa membuat kita bisa melakukan aktivitas lainnya, tanpa diganggu.

Selain itu, pada saat yang bersamaan anak pun akan merasa terhibur.

Era digital ternyata menimbulkan kekhawatiran di benak banyak orangtua, ketika anaknya terus tepapar dengan perangkat digital.

Sebuah penelitian tentang bagaimana teknologi mempengaruhi hubungan keluarga menemukan itu beberapa hal.

Yang pertama teknologi ternayta menjadi semacam "co-parent".

Lalu, terlalu banyak waktu menonton bisa menghambat perkembangan anak dan menggusur kegiatan lain, misalnya untuk bermain di luar ruangan dan interaksi antarpribadi.

Selain itu, obsesi orangtua terhadap perangkat mereka pun merusak komunikasi dengan anak-anak.

Namun, selain risiko tersebut, juga perlu diingat bahwa ada peluang untuk belajar dan tumbuh di dunia online bagi anak dengan kebiasaan ini.

Internet sangat kaya dengan konten untuk belajar, bersosialisasi, dan juga hiburan.

Itulah sebabnya ketika anak-anak belajar mengakses, menggunakan, dan bahkan membuat konten, penting bagi orangtua untuk memastikan mereka melakukannya dengan aman dan bertanggung jawab.

Lagipula, anak-anak mendapat kesempatan belajar terbaik adalah melalui interaksi dengan orangtua atau anggota keluarga mereka.

Nah, demi mencegah anak bergantung pada perangkat digital, orangtua wajib mendorong mereka untuk menumbuhkan hobi dan minat lain.

Pada saat yang sama, letakkanlah penggunaan teknologi sebagai suplemen atau bantuan untuk membantu menumbuhkan aspirasi, minat, dan pembelajaran.

Lalu, jika teknologi akan digunakan untuk belajar, orangtua harus menggunakan media tersebut bersama dengan anak.

Terutama ketika mereka masih kecil, karena hal ini berguna demi memaksimalkan setiap peluang belajar yang mungkin muncul dari program yang disaksikan.

Selanjutnya, mulailah menerapkan aturan yang mudah diikuti seperti zona bebas gadget dan waktu bebas gawai.

Model semacam ini akan lebih efektif jika seluruh anggota keluarga juga dapat berpartisipasi dalam komitmen yang sama untuk memberikan contoh yang baik kepada anak-anak.

Seperti yang dibahas secara singkat sebelumnya, orangtua dapat menggunakan waktu bebas gawai untuk mengadakan lebih banyak kegiatan di luar ruangan.

Misalnya berolahraga bersama, bermain ular tangga, halma, luco, atau aktivitas fisik lainnya.

Anak-anak dengan gaya hidup yang lebih seimbang akan terhindar dari potensi kecanduan gawai di masa depan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/05/145107620/hindari-candu-gadget-perhatikan-tips-asuh-anak-di-era-digital

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke