Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, Multitasking Tingkatkan Risiko Obesitas, Mengapa?

Meski terdengar efisien, namun ternyata kebiasaan ini bisa mengganggu kesehatan jangka panjang. Kebiasaantersebut sering dikenal dengan istilah multitasking.

Multitasking bisa seperti dua sisi koin. Ketika melakukan sejumlah pekerjaan dalam satu waktu, seseorang cenderung akan lupa berolahraga, makan tepat waktu, dan memilih camilan tidak sehat.

Tumpukan pekerjaan seringkali juga membuat mereka membaca, berselancar di internet, atau mengurus masalah pekerjaan sambil makan.

Kondisi tersebut kerap membuat mereka berakhir dengan makan berlebih.

Ketika kita makan lebih banyak kalori, dan kelebihan kalori tersebut tidak dibakar lewat olahraga, kalori akan disimpan menjadi lemak.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Braim Imaging and Behavior menemukan, orang yang sering multitasking cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi, daripada mereka yang tidak melakuan multitasking.

Penelitian ini juga menemukan, ketika foto-foto makanan yang menggemukkan ditunjukkan pada orang-orang yang sering multitasking, aktivitas otak mereka menjadi lebih besar.

Di saat bersamaan, ada aktivitas otak yang lebih rendah di bagian otak yang mengatur soal kontrol diri.

Di samping itu, multitasking menyebabkan otak terkuras setelah beberapa saat, sehingga kita tidak dapat fokus pada area lain dalam hidup.

Termasuk untuk berolahraga, menjaga rutinitas makan sehat, dan lainnya.

Jadi, jika berat badan atau tingkat lemak tubuh kita naik, mungkin kita bisa mencoba untuk menghentikan perilaku multitasking dan fokus pada kesehatan.

Beberapa tindakan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Pastikan tetap aktif

Daripada duduk diam sambil menelepon, bermain ponsel, atau menonton televisi, kita bisa memperbanyak porsi gaya hidup aktif dan buatlah menjadi rutinitas.

Kita bisa membuatnya menjadi "me time", di mana kita bisa fokus pada diri sendiri dan rutinitas lainnya, seperti makan atau olahraga.

2. Tidak melewatkan sarapan

Orang-orang yang melewatkan sarapan cenderung akan kelaparan di waktu makan berikutnya. Mereka juga cenderung memilih makanan yang tinggi lemak dan gula.

Cobalah untuk tetap makan sarapan, dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah gula untuk menjaga tubuh tetap aktif dan terjaga.

Terapkan mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran. Jangan membaca email atau pesan kantor saat sedang makan.

Agar lebih kenyang dan puas, cobalah nikmati setiap sendok makananmu, rasakan aromanya dan kunyah perlahan.

Membaca atau menonton sesuatu sambil makan bisa membuat tubuh berubah ke mode auto-pilot, sehingga berisiko makan terlalu banyak, tidak puas, hingga tidak memahami rasa lapar.

Sebelum makan camilan favorit, minumlah air untuk memeriksa apakah kita benar lapar atau hanya haus.

3. Prioritaskan diri sendiri

Ingat, diri kita sendiri adalah prouek terpentingnya. Pastikan untuk meluangkan waktu berolahraga dan melakukannya sesuai jadwal.

Patuhilah jadwal itu seperti sebuah janjian dengan klien paling penting.

Selain itu, pastikan untuk makan tepat waktu, mindful, dan tidak menonton atau membaca apa pun selama makan.

Pastikan pula kehidupan dan pekerjaan berjalan seimbang dengan melakukan hanya satu aktivitas dalam satu waktu. Sebab, multitasking terlalu sering bukanlah hal yang baik.

Cobalah sesekali menghindari penggunaan alat elektronik, terutama untuk multitasking dengan alat elektronik tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/12/074215420/waspadai-multitasking-tingkatkan-risiko-obesitas-mengapa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke