Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Urban Farming, Hobi yang Kini Tengah "Hype"

Apalagi setelah urban farming digelorakan beberapa tahun belakangan, termasuk di Kota Bandung.

Tak sedikti warga yang mulai melakukan hobi ini, dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai sayuran, seperti kangkung, bawang, hingga wortel.

Hasil panennya, meski masih kecil, namun cukup membantu untuk membantu pemenuhan kebutuhan sayur keluarga.

Apalagi, di masa pandemi Covid-19, ketika distribusi pangan dan banyak aspek kehidupan lainnya menjadi terganggu.

“Saya nanam cabe, bawang daun, tomat, kangkung, dan terong. Kalau butuh, tinggal petik aja. Malah kalau sedang banyak, saya bagikan ke tetangga,” ujar Irna, warga Riung Bandung, Selasa (16/6/2020).

Urban farming, sambung Irna, tidaklah sulit. Modalnya hanya niat dan keinginan kuat untuk merawat tanaman tersebut.

Sebab, segala kebutuhan -mulai dari bibit hingga media tanam, sangat mudah diperoleh.

Apalagi kini ada jaringan YouTube ataupun Google, yang memungkinkan siapa pun mencontoh konten-konten yang sudah ada.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengakui, hingga kini belum ada kajian detail tentang manfaat urban farming.

Namun, hasil kajian beberapa waktu lalu menyebutkan, urban farming mengurangi 5-6 persen ketergantungan masyarakat terhadap produk pangan dari luar Kota Bandung.

“Tentunya kajian ini harus diperbaharui dan ditinjau ulang,” tutur dia.

Budikdamber

Saat ini, selain pertanian, urban farming di Kota Bandung semakin dikembangkan ke arah budidaya ikan air tawar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Herawanto mengungkapkan, budidaya tersebut menggunakan konsep aquaponic sederhana.

Program ini dinamakan Budi Daya Ikan dalam Ember (Budikdamber), berupa ikan lele yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran kangkung.

“Selain masyarakat dapat memenuhi kebutuhan protein dan nabati secara mandiri, dalam skala lebih besar, urban farming dapat dijadikan sumber penghasilan untuk menopang konsumsi dan kesejahteraan masyarakat,” tutur dia.

Urban farming ini pun menjadi bagian dari Kampung Inflasi Kota Bandung.

Intinya, memanfaatkan lahan terbatas Kota Bandung menjadi lahan pertanian produktif hijau.

Herawanto mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian Jawa Barat, termasuk Kota Bandung.

Dari sisi inflasi, Jawa Barat pada Mei 2020 mencatat deflasi 2,93 persen (year on year-year-YOY). Sementara Kota Bandung mencatat deflasi 2,50 persen (YOY).

Walau tercatat deflasi, persoalan inflasi perlu disikapi dengan langkah-langkah berkelanjutan.

Sehingga, kata dia, daya beli masyarakat yang turun sebagai dampak dari pandemi dapat diimbangi dengan ketersediaan pangan yang memadai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/18/083326420/mengintip-urban-farming-hobi-yang-kini-tengah-hype

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke