Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Quick Lock” Tas Pannier Kreuz Asal Bandung, "Curi" Teknologi Jerman

Namanya berkibar setelah sepeda lipat produksinya yang disebut sebagai "Brompton made in Bandung" menjadi buruan para penikmat sepeda. 

Pemilik Kreuz, Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37) mengatakan, ide pembuatan sepeda lipat tersebut sebenarnya muncul tanpa disengaja.

Suatu ketika, mereka ingin memakai Brompton -sepeda lipat handmade asal Inggris- untuk memajang produk tas pannier bikinian Kruez.

Tetapi, karena tidak memiliki dana yang cukup, dan harga Brompton pun mulai naik seiring dengan kasus penyelundupan sepeda di pesawat Garuda, maka niat itu diurungkan.

Keduanya lalu mendapat ide untuk membuat replika sepeda Brompton, untuk memajang tas pannier tadi.

“Bisnis awal kami, tas pannier untuk touring,” ujar Yudi kepada Kompas.com, belum lama ini.

Tas pannier buatan Yudi, diklaim memiliki banyak keunggulan.

Antara lain, dibuat dari bahan berkualitas dari Korea, di-press tanpa jahitan sehingga tahan air, aman dari cipratan, banjir, bahkan bisa dijadikan pelampung, hingga diisi air.

Yudi mengaku terpaksa menggunakan bahan impor, karena beberapa kali mencoba bahan lokal, selalu gagal dalam proses pressing.

Akhirnya, pilihannya jatuh kepada bahan dari Korea, yang kemudian di bagian dalam dilapisi latex agar hasilnya lebih maksimal.

Keunggulan lain dari produk ini adalah adanya sistem quick lock. Dengan fitur quick lock ini, tas tersebut dapat dikunci dengan mudah di rak sepeda, namun tidak akan terjatuh saat dikendarai. 

“Awal bikin quick lock tahun 2018 selama setahun. Diuji coba dulu ke sana kemari, hingga akhirnya kami produksi 2019,” tutur Yudi.

Teknologi quick lock yang digunakan ini mirip dengan fitur serupa pada tas buatan Jerman, Ortlieb. 

Sebab awalnya pun, kata Yudi, mereka akan bekerja sama dengan orang Jerman.

Namun, karena kesibukan dan ada anggapan orang Indonesia tidak akan mampu membuat quick lock system, kerja sama itu tidak terwujud.

Tak ingin menyerah, Yudi dan Jujun bergerak menciptakan quick lock sendiri.

“Kami buat sendiri mesinnya. Kami coba, coba, dan coba terus sampai akhirnya berhasil."

"Enggak terhitung yang gagal berapa banyak. Tidak apa, karena kami ingin buat produk berkualitas,” imbuh dia.

Meski produknya berkiblat pada teknologi Jerman, harga yang ditawarkan hanya Rp 750.000, sepasang. Jangankan dibandingkan dengan Ortlieb, dibandingkan produk China pun, harga pannier Kreuz ini masih lebih murah. 

Yudi menyebut, pannier buatan China dibanderol rata-rata Rp 900.000 per pasang.

“Karena target kami memang mengalahkan produk China. Makanya saat tas ini diluncurkan, lumayan bikin kaget banyak orang,” tutur dia.

Selain pannier, ada sejumlah tas sepeda yang ditawarkan. Ada tas untuk minum, daypack, dan lainnya. Harganya dari Rp 100.000-850.000.

Untuk warna, produk Kreuz didominasi warna netral. Namun untuk mereka yang menginginkan warna cerah, Kreuz memiliki sejumlah warna yang pilihan, seperti merah, pink, kuning, hingga abstrak.

Hal lain yang menggembirakan, Kreuz memberikan garansi seumur hidup dengan mengganti tas baru selama itu adalah kesalahan produksi.

“Garansi tidak berlaku jika kerusakan terjadi karena kesalahan customer. Misal tergunting, kena cairan tumpah, dan lainnya,” sebut Yudi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/23/102527120/quick-lock-tas-pannier-kreuz-asal-bandung-curi-teknologi-jerman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke