Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Enggan Pakai Masker? Lihat Percobaan Ini!

KOMPAS.com - Dalam menghadapi pandemi Covid-19, WHO telah meminta masyarakat untuk melakukan langkah preventif yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Sayangnya, tak semua masyarakat mengindahkan peringatan ini dan tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar.

Hal ini tidak terjadi di Indonesia saja, warga Amerika, khususnya mereka yang berpandangan konservatif, begitu terobsesi pada kebebasan sehingga cenderung tidak mau diatur.

Ribuan orang Amerikamengabaikan langkah sosial dan menolak memakai alat pelindung diri (APD) seperti masker wajah atau sarung tangan karet.

Alasannya, karena mereka tidak menyukai ketidaknyamanan dan karena hal itu dianggap hak setiap orang untuk memilih memakai masker atau tidak.

Akibatnya Amerika membayarnya dengan kenaikan jumlah warga yang terinfeksi virus corona yakni hingga lebih dari 2,5 juta kasus di AS saja.

Memakai masker memang membuat kita merasa tidak nyaman. Namun untungnya beberapa orang mau mengorbankan rasa tidak nyamannya itu demi menjaga kesehatan bersama.

Tapi, buat kamu yang masih suka ngeyel dan enggan memakai masker, seorang ilmuwan Amerika baru-baru ini berbagi eksperimen yang membuktikan betapa bergunanya APD dalam mencegah penyebaran penyakit, dan mengapa masih sangat penting untuk memakai masker.

Rich Davis, seorang ahli mikrobiologi dari negara bagian Washington, membagikan 'demo sederhana' ini untuk menunjukkan seberapa efektif masker dalam menghentikan tetesan pernapasan.

Ketika kamu batuk, bersin, atau bahkan berbicara, pada dasarnya kamu sudah menyebarkan bakteri atau virus ke udara. Itulah mengapa sangat penting untuk menutup mulut saat bersin, karena jika tidak, maka kamu telah menembakkan kuman ke udara.

“Saya menyadari bahwa demo sederhana ini bukan cara untuk mengultur virus atau mendefinisikan model penyebaran SARS-CoV-2. Tetapi koloni bakteri normal dari mulut / tenggorokan saya menunjukkan penyebaran droplet, dan bagaimana masker dapat menghambatnya,” ujar Davis dalam Tweetnya.

Bersamaan dengan Tweet tersebut, Davis membagikan gambar bagaimana bakteri terlihat dalam droplet yang disebarkan manusia karena satu kali bersin, menyanyi selama satu menit, berbicara selama satu menit dan batuk sebanyak dua kali.

Hal ini seakan menunjukkan bahwa masker terbukti efektif mengurangi kemungkinan kita tertular penyakit.

Sejujurnya, percobaan ini sedikit menjijikkan, tapi, itulah intinya. Masker adalah alat yang efektif dalam menahan penyebaran penyakit, dan kamu yang tinggal di hotspot virus corona sebaiknya harus menggunakannya.

Tapi masker hanyalah salah satu bagian dari pencegahan. Selain memakai masker, kamu juga diharapkan untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan secara teratur dan benar, bekerja dari rumah dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Selain itu, kita juga diminta untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dengan makan yang sehat dan berolahraga. Ini semua adalah langkah-langkah penting (dan mudah) yang bisa kita ambil untuk mencegah penyebaran virus ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/01/102919320/masih-enggan-pakai-masker-lihat-percobaan-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke