Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, 5 Jenis Makanan Ini Bisa Sebabkan Peradangan

KOMPAS.com - Dari sisi kesehatan, peradangan adalah pedang bermata dua. Peradangan membantu menyembuhkan kerusakan sel di tubuh, tetapi terlalu banyak peradangan di dalam tubuh juga berbahaya dan dapat menyebabkan radang sendi, penyakit jantung, serta kondisi kesehatan lainnya.

Ahli diet terdaftar Erin Coates menjelaskan, bahwa munculnya peradangan bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan bahwa peradangan sering dipicu sebagai cara untuk melindungi kesehatan, ketika sistem kekebalan tubuh mendapati sesuatu yang asing di dalam tubuh.

Peradangan sesekali dapat melindungi tubuh, tetapi peradangan kronis membuka pintu bagi banyak penyakit serius.

"Jika kamu ingin memerangi peradangan, mulailah dengan memerhatikan isi dapurmu. Dan ketika kamu membuat daftar belanjaan, pilih lebih sedikit makanan penyebab inflamasi,” kata Coates.

“Dan konsumsi lebih banyak makanan anti-inflamasi seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan berlemak," lanjutnya.

Coates berbagi daftar makanan penyebab peradangan yang perlu kita hindari saat pergi ke supermarket:

1. Gula

Setiap hari, orang Amerika mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan. Masalahnya adalah asupan harian yang disarankan 6 sendok teh atau kurang.

Sedangkan di Indonesia, sekitar 53,1 persen orang Indonesia mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula lebih dari satu kali per hari.

Padahal, asupan gula yang disarankan adalah 50 gram atau setara empat sendok makan gula per hari.

Karena produsen makanan menambahkan gula dalam dosis besar untuk meningkatkan rasa pada berbagai makanan kemasan, maka banyak orang kesulitan untuk menghindari tambahan gula tersebut.

Mengapa harus menghindarinya: "Ketika kamu mencerna sesuatu, gula akan memasuki darah. Insulin kemudian memasukkan gula ke dalam sel tubuh untuk memberi mereka energi," kata Coates.

"Tetapi, ketika ada terlalu banyak gula pada satu waktu, insulin akan menyimpan kelebihan gula dalam sel-sel lemak, yang kemudian menyebabkan mereka menjadi lebih besar. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau resistensi insulin, yang terkait dengan kondisi metabolisme lainnya."

"Tubuh kita tidak dirancang untuk memproses jumlah tambahan gula yang berlebihan sepanjang hari, jadi kita harus lebih sadar ketika (kita) memilih produk dan membaca label (nutrisi)," tambahnya.


2. Lemak Trans

Melalui proses yang disebut hidrogenasi, produsen makanan berhasil membuat lemak trans.

"Menambahkan hidrogen ke dalam lemak mengubah tekstur, konsistensi, dan umur simpannya," kata Coates.

"Tetapi para peneliti telah menemukan, bahwa tidak ada tingkat lemak trans yang aman untuk dikonsumsi. Jadi usahakan untuk mengonsumsi kurang dari satu gram lemak trans setiap hari."

Coates mengatakan, lemak trans ada dalam makanan restoran cepat saji dan makanan yang dipanggang seperti kue dan kerupuk.

Mengapa harus menghindarinya: Coates menjelaskan, lemak trans meningkatkan kolesterol LDL "buruk" dan menurunkan kolesterol HDL "baik", keduanya merupakan tindakan yang dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

3. Daging Merah dan Daging Olahan

Untuk mempertahankan rasa, daging olahan telah diasinkan, difermentasi atau diasapi. Daging olahan dan daging merah mengandung banyak lemak yang menyebabkan peradangan.

Daging merah gtermasuk daging sapi, babi, dan kambing, sedangkan hot dog, sosis, dan bakso adalah contoh daging olahan.

Mengapa harus menghindarinya: "Penelitian telah menunjukkan, asupan daging merah dan daging olahan dalam jumlah tinggi berisiko menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan stroke, yang semuanya berjalan seiring dengan peradangan," lapor Coates.

4. Omega-6

Digunakan sebagai energi, omega-6 memang tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga dapat diperoleh melalui makanan.

Asam lemak ini ditemukan dalam minyak seperti minyak canola, minyak jagung, dan minyak bunga matahari, serta dalam mayones.

Mengapa harus menghindarinya: Menurut Coates, asam lemak omega-6 diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, serta bahwa mereka juga berkontribusi pada jenis peradangan yang baik dalam tubuh yang membantu penyembuhan.

Namun, kamu membutuhkan keseimbangan omega-6 yang sehat dalam tubuh. Mengonsumsi omega-3 antara lain dalam salmon, kenari, dan biji rami membantu mencapai keseimbangan itu.

“Jika di dalam tubuh tidak memiliki cukup omega-3 tapi banyak omega-6, tubuh akan membuat respons pro inflamasi dan inflamasi yang konsisten," tambahnya.

5. Karbohidrat Olahan

Coates mengatakan, karbohidrat olahan seperti kentang goreng, nasi putih, dan produk tepung putih lainnya tidak diberi nutrisi, minim serat, dan menjadi "andalan" dalam pola makan banyak orang.

Mengapa harus menghindarinya: Karbohidrat olahan mirip dengan gula yang ditambahkan, karena tidak ada yang memperlambat penguraiannya.

Mereka menghantam aliran darah dengan cepat dan meningkatkan gula darah. Kemudian peningkatan gula darah menciptakan respons peradangan.

"Tubuhmu sedang mencoba mengeluarkan gula dari darahmu, sehingga merangsang peradangan itu," jelas Coates.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/08/231002220/hati-hati-5-jenis-makanan-ini-bisa-sebabkan-peradangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke