Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turun Berat Badan 90 Kilogram karena Jadi Vegan, Mau Coba?

Ia tumbuh besar di tengah keluarga pemburu, yang mana semuanya terbiasa mengonsumsi daging.

Selain daging, makanan favorit dia adalah ikan-ikan laut dan kerang yang semuanya diproses dengan cara digoreng.

Bahkan, sesekali keluarganya juga gemar membeli makanan cepat saji. Selain itu, dulunya Josh juga senang minum bir.

Kebiasaan selama bertahun-tahun membuat bobotnya pernah mencapai 190 kilogram, dengan tinggi badan 182 centimeter.

Ketika menginjak usia 32 tahun, Josh menyadari kebiasaan yang dibangun dalam keluarganya tidak baik.

Pada bobot tersebut ia juga mulai merasakan sakit sendi, mulai dari sakit pergelangan kaki, kaki bengkak, sulit untuk duduk dan bangkit, dan sulit bergerak gesit.

Lalu, yang paling terasa berat baginya adalah tubuhnya tidak muat di kursi pesawat.

Selain itu, nenek Josh juga meninggal di usia 67 tahun karena penyakit jantung, dan ayahnya nyaris kehilangan nyawa, juga karena serangan jantung.

Ia lalu memutuskan untuk membuat perubahan dalam hidup dengan menjalani pola hidup vegan.

Pola hidup itu belakangan juga diikuti oleh seluruh anggota keluarganya.

Perubahan pola hidup sejak 2011 lalu membuat dia bisa menurunkan bobot lebih dari 90 kilogram.

"Menurunkan berat badan menyelamatkan hidupku," ungkap Josh dalam sesi wawancara eksklusif bersama the Beet.

Tidak hanya berhasil menurunkan berat badan dan menjadi lebih sehat, Josh kini bahkan menjadi atlet ultramarathon.

Dalam satu tahun, dia berpartisipasi dalam setidaknya empat perlombaan marathon dan dua ultra-marathon.

Ia bahkan sudah menyelesaikan perlombaan 50K dan 100K, yang mana sulit dicapai bahkan oleh para atlet paling ramping dan bugar sekalipun.

Capaian ini pula yang membuatnya pernah menjadi model sampul majalah Runner's World.

Bagaimana Josh bisa mengubah hidupnya begitu drastis?

Kuncinya, kata Josh, adalah bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan diri sendiri dan memotivasi diri untuk "bertarung" dan meraih target yang diinginkan.

Dalam sebuah wawancara bersama anggota Physicians Committee for Responsible Medicine, Chuck Caroll, Josh menceritakan rangkaian usaha untuk menurunkan berat badan.

Di awal perjalanan, dia sempat menjajal olahraga di gym dan bermain bola. Ia juga mengonsumsi whey protein karena mengira itu akan sangat bekerja untuk tubuhnya.

Josh juga menjalani pola makan rendah karbohidrat dan makan lebih sedikit kalori.

Bahkan, ia juga pernah mengonsumsi suplemen diet yang belakangan dianggap berbahaya dan ditarik dari peredaran.

Meski makan lebih sedikit, namun Josh menyadari bahwa langkah itu tidak sehat untuk tubuhnya.

Namun ia tak merasa kecewa dengan kegagalan. Baginya, keberhasilan selalu dimulai dari kesalahan dan kegagalan.

Di tengah periode itu, Josh mulai berolahraga dan mulai lari.

Lagi-lagi, ia memiliki pemahaman yang salah saat itu, bahwa "lari dalam jumlah banyak akan bisa membuatmu makan apa saja".

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk makan bersih sembari tetap menjalani rutinitas olahraga.

Setelah melakukan sejumlah riset, Josh pun menerapkan pola makan vegan.

Ia menjelaskan, melepaskan produk hewani dan makanan tinggi kalori sangat penting untuk menurunkan berat badan.

"Daging adalah makanan olahan, mereka perlu memahami bahwa itu membuat kita lebih berat dan lebih meradang daripada makanan nabati."

Begitu kata pria yang kerap membagikan aktivitas hariannya lewat akun Instagram @joshlajaunie ini.

Langkah itu ternyata membawa dampak besar terhadapnya, tak hanya sekadar membantunya menurunkan berat badan.

Josh juga mempelajari bagaimana pola makan sangat berhubungan dengan risiko penyakit kronis.

"Seiring dengan perubahan pola hidup, saya juga berbicara tentang apa yang saya pelajari tentang sistem kardiovaskular."

"Juga tentang bagaimana dan mengapa produk hewani tidak baik untuk pembuluh darah, jantung kita, otak, dan segala hal lain dalam tubuh kita yang membutuhkan darah," tutur dia.

Kini, ia berkeliling ke banyak negara bagian untuk mengedukasi orang lain tentang diet dan membagikan pengalamannya.

Pola makan harian

Josh bangun pukul 03.30-04.00 ketika merencanakan latihan lari, dan pergi tidur setiap pukul 21.30.

Ia mencatat segala yang dia konsumsi agar tubuhnya sehat dan berenergi, namun mengakui bahwa dia tidak terlalu perhatian dengan jumlah kalori yang dikonsumsinya setiap hari.

Meski begitu, ia selalu berupaya makanan tinggi serat dan mengenyangkan.

Josh mengatakan, ia mendapatkan kesenangan dari kenyamanan diri atas tubuhnya dan dari pola makan plant-based.

"Aku tidak akan mengatakan bagaimana kamu harus menjalani hidup. Namun, aku akan mengatakan bagaimana perasaanku dulu tidak pernah mencapai kebahagiaan saat ini," ungkap dia.

Beberapa contoh menu makan Josh dalam sehari, antara lain:

- Pukul 07.00: semangkuk oat mentah dan smoothie dengan berries, pisang dan ceri kering sebagai topping.

- Pukul 07.30:  camilan ubi sebelum pergi kerja.

- Pukul 10.30:  segenggam anggur.

- Pukul 11.00: semangkuk penuh kacang dan nasi hangat, dengan kubis Brussel di atasnya.

- Pukul 13.50: semangkuk kacang dan kubis Brussel.

- Pukul 14.50: dua buah apel.

- Pukul 19.00: semangkuk selai kacang dengan sereal gandum dan kale.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/10/115814620/turun-berat-badan-90-kilogram-karena-jadi-vegan-mau-coba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke