Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Ibu Hamil Bebas Minum Kopi?

Lantas bagaimana dengan kopi? Minuman ini, dalam berbagai kemasan, jenis, dan cara penyajian tengah menjadi kian hits dalam kehidupan warga modern di kota-kota besar.

Emily Oster, seorang profesor bidang ekonomi dari University of Chicago beberapa tahun lalu, pernah memberikan pandangan personalnya tentang hal ini.

Dia mengatakan, ibu hamil bisa meminum kopi. Emily mengaku mengungkapkan pandangan ini dengan niat untuk menghilangkan mitos berlebih soal ibu hamil.

Emily pun ingin memberikan pendekatan yang lebih santai terkait kehamilan, dalam dalam bukunya Expecting Better.

Seperti dilansir laman Daily Mail, dalam buku itu Emily menyatakan, meminum kopi yang jumlah banyak juga tidak akan membahayakan bayi.

Emily bahkan mengatakan, perempuan berhak memutuskan apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri.

"Sebenarnya ukuran seberapa banyak kopi, bisa dilakukan berdasarkan keinginan ibu hamil,” ujar dia.

Bahasan yang dia ulas dalam bukunya tersebut, berawal dari masa kehamilannya, di mana ia sempat disarankan untuk mengurangi kebiasaannya minum kopi empat cangkir sehari.

Saat itu Emily mengaku merasa frustrasi dengan banyaknya aturan untuk ibu hamil. Dia lalu memutuskan untuk mengabaikannya.

Namun sebelumnya, dia mencoba mencari tahu, dan mendapati adanya penelitian yang menyatakan, mengaitkan konsumsi kopi dengan tingkat keguguran yang tinggi, sebenarnya tidak valid.

"Saya akhirnya memutuskan bahwa bukti-bukti yang ada tidak cukup dapat membatasi saya meminum kopi,” sambung dia.

Efek kopi pada ibu hamil

Kendati demikian, laman American Pregnancy Association, menyebutkan, kandungan kafein dalam kopi bersifat stimultan.

Artinya, saat ibu hamil mengonsumsi kafein, tekanan darah dan detak jantung ibu hamil dapat meningkat.

Tak hanya bersifat stimultan, kafein juga bersifat diuretik. Artinya, mengonsumsi asupan berkafein dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Peningkatan frekuensi buang air kecil dapat menurunkan kadar cairan dalam tubuh.

Sehingga, apabila tidak diimbangi cairan yang cukup, ibu hamil bisa mengalami dehidrasi.

Selain itu, kafein juga dapat menembus plasenta.

Ibu hamil mungkin bisa mengatasi kafein bagi tubuhnya. Namun, tidak demikian dengan jabang bayi di dalam kandungan.

Metabolisme bayi di dalam rahim ibu belum sepenuhnya mampu mencerna kafein. Akibatnya, pola tidur atau pola pergerakan bayi di tahap akhir kehamilan dapat terganggu.

Perlu diingat, kafein bukan hanya terdapat dalam kopi. Namun, kandungan kafein juga terdapat dalam teh, soda, cokelat, sampai obat pereda sakit kepala.

Lantas, benarkah kafein dapat menyebabkan keguguran?

Riset terkait kafein pada kehamilan menyimpulkan sejumlah jawaban.

Penelitian di tahun 2008 yang dirilis di American Journal of Obstetrics and Gynecology menyingkap data yang berbeda dengan keyakinan Emily.

Disebutkan, ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 200 miligram kafein setiap hari, memiliki risiko keguguran dua kali lipat lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak mengonsumsi kafein.

Namun, penelitian lain di tahun yang sama, dan dirilis Epidemiology menyebut, tidak ada risiko keguguran bagi ibu hamil yang mengonsumsi kafein antara 200-350 miligram per hari.

Jadi, bolehkah ibu hamil minum kopi?

Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, ibu hamil disarankan membatasi asupan kafein kurang dari 200 miligram per hari, atau setara satu cangkir kopi berukuran 350 mililiter.

American Pregnancy Association menyarankan ibu hamil dan ibu menyusui untuk menghindari atau meminimalkan kafein selama masa kehamilan dan menyusui.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/27/162929620/apakah-ibu-hamil-bebas-minum-kopi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke