Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Probiotik Membantu Mengusir Sedih dan Gejala Depresi

KOMPAS.com—Probiotik menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebagian pakar mengelompokkannya dalam makanan super yang punya banyak manfaat.

Kita mungkin sudah makan banyak makanan probiotik, seperti yogurt atau kimchi, atau suplemen.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ahli telah mengalihkan perhatian mereka ke kelompok probiotik khusus, kadang-kadang disebut psikobiotik. Bakteri ini berpotensi membantu mengobati berbagai kondisi kesehatan mental, termasuk depresi, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

Bagaimana kerjanya?

Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana bakteri yang dikenal untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dapat berdampak pada gejala kesehatan mental. Banyak ahli percaya ada hubungan yang kuat antara usus, yang mengacu pada saluran pencernaan, dan otak.

Koneksi ini disebut gut-brain axis (GBA). Ini menghubungkan sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang, ke saluran pencernaan.

Para ahli percaya mikroorganisme yang hidup di usus, termasuk probiotik, memainkan peran penting dalam GBA, yakni:

1. Memproduksi dan mengekspresikan neurotransmitter yang dapat memengaruhi nafsu makan, suasana hati, atau kebiasaan tidur mengurangi peradangan di tubuh, yang dapat berkontribusi pada depresi.

2. Mempengaruhi fungsi kognitif dan respons tubuh terhadap stres.

3. Tidak jelas bagaimana probiotik menjalankan fungsi-fungsi ini, tetapi sebuah review penelitian 2015Trusted Source menyarankan GBA mungkin menjadi "mata rantai yang hilang" dalam pemahaman kita tentang depresi dan penyebabnya. Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung tentang topik ini.

Apa yang dikatakan penelitian?

Penelitian yang ada pada probiotik untuk depresi dan masalah kesehatan mental lainnya sebagian besar menjanjikan, tetapi banyak dari penelitian yang juga menyebutkan efek probiotik kecil pada kesehatan mental. Ini membuat para ahli sulit untuk mengetahui seberapa efektif probiotik untuk depresi.

Dalam sebuah studi kecil di tahun 2016, orang dengan depresi berat menggunakan suplemen probiotik yang mengandung tiga jenis bakteri selama delapan minggu. Pada akhir penelitian, sebagian besar memiliki skor lebih rendah gejala depresi.

Probiotik juga tampaknya bekerja paling baik bila digunakan bersama dengan perawatan lain, termasuk obat-obatan dan psikoterapi.

Para ahli saat ini bekerja untuk mengidentifikasi probiotik tertentu yang mungkin memiliki manfaat kesehatan mental. Probiotik tidak identik, jadi penting untuk mengetahui strain mana yang paling cocok untuk hal-hal tertentu.

Bagaimana saya bisa mencoba probiotik untuk depresi?

Jika kamu mempertimbangkan untuk mencoba suplemen probiotik untuk depresi, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter, meski probiotik dianggap aman untuk digunakan.

Dalam uji klinis, bakteri Lactobacillus dan Bifidobacterium tampaknya paling membantu kesehatan mental.

Jika enggan mengonsumsi suplemen, kamu bisa mencoba makan makanan yang mengandung probiotik seperti yougurt, tempe, sup kedelai Jepang, tahu dan kol parut.

Probiotik mungkin membantu, tetapi ini tidak bisa menggantikan terapi, pengobatan, atau perawatan depresi lainnya. Kamu mungkin melihat perubahan gejala setelah mulai mengonsumsi probiotik, tetapi penting untuk tetap mengikuti pengobatan lain.

Probiotik umumnya tidak menimbulkan efek samping. Jikapun ada, efek samping yang ditimbulkan biasanya ringan, misalnya kembung atau diare ringan.


https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/29/180818020/probiotik-membantu-mengusir-sedih-dan-gejala-depresi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke