Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kantongi Omset Berlipat dengan Jual Bokser Saat Pandemi

KOMPAS.com – Sempat mengalami penurunan penjualan di awal masa pandemic, kini Cottonology, merek busana siap pakai khusus pria, kembali bangkit, bahkan mengantongi omset berlipat setelah banting setir menjual celana bokser.

Pandemi Covid-19 memang mengubah banyak hal, termasuk dalam cara kita berpakaian. Ketika hampir semua orang lebih banyak beraktivitas dari rumah, kebutuhan akan baju yang nyaman dan santai pun meningkat.

Pendiri Cottonology, Carolina Danella, mengatakan produk celana tidur ini sebenarnya sudah diproduksi sebelum pandemi.

“Waktu itu kami memang ingin membuat produk baru, karena penjualan kemeja sudah bagus. Sejak awal kami tidak menduga celana bokser ini akan booming,” kata wanita yang lebih akrab disapa Olin ini dalam wawancara dengan Kompas Lifestyle secara virtual.

Walau ada pandemi, menurut Olin, ternyata daya beli konsumen tidak terlalu turun. Namun, memang ada pergeseran.

“Kalau dulu kita membeli baju baru untuk hangout, sekarang yang dibeli baju-baju rumah,” kata wanita yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang politik dan ekonomi dari University of Caroline, Berkeley ini.

Ia mengatakan, sejak pandemi penjualan bokser dari Cottonology mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Ia pun sampai menambah tenaga penjahit dengan memberdayakan masyarakat sekitar.

“Sebelum pandemi, kami punya penjahit kurang lebih 10 orang. Sekarang sejak ada peningkatan pembelian, jadi dua kali lipat. Kami mengajarkan pada tetangga sekitar untuk menjahit sesuai standar kami,” katanya.

Sama seperti wirausaha fesyen lain, ia pun mengaku sempat memproduksi masker di awal pandemi agar bisnisnya dapat bertahan.

Menawarkan kualitas

Olin mengaku Cottonology berani bersaing dengan merek fesyen dari luar negeri karena memberikan produk berkualitas tinggi.

“Semua produksi kami handle sendiri, mulai dari benang, warna yang pewarnanya kami impor dari Jepang, hingga jadi kain dan dijahit. Kami bisa mengontrol kualitas produk,” paparnya.

Cottonology yang didirikan tahun 2017 ini merupakan bagian dari PT GM Textile, perusahaan yang telah eksis di Indonesia lebih dari 60 tahun dengan fokus pada produksi kain tenun.

Harga celana bokser berbahan katun yang ditawarkan Cottonology berkisar dari Rp 75.000 – Rp 200.000, sementara kemeja mulai dari Rp 90.000.

“Bagi kami bisnis berarti menjaga kepercayaan. Kami ingin agar terus kembali membali produk kami dan itu terbukti, bounce rate kami sekitar 60 persen,” katanya.

Dengan menyasar kelompok mahasiswa hingga dewasa muda, Cottonology menawarkan busana pria dengan desain yang simple namun tetap mengikuti gaya dan nyaman dipakai. Saat ini Cottonology memiliki tim desain yang terdiri dari tiga orang.

“Kami tidak menggunakan motif yang heboh. Justru yang laku itu kemeja dan jaket warna-warna polos,” katanya.

Dalam memasarkan produknya, Cottonology bekerja sama dengan toko-toko busana ritel dan juga online.

“Selama pandemi hampir sebagian besar penjualan lewat online. Kami bahkan mendapat penghargaan dari Shopee sebagai satu dari lima brand lokal dengan penjualan terbaik,” katanya bangga.

Tidak hanya itu, Cottonology juga berhasil masuk sebagai produk lokal dengan penjualan tertinggi di beberapa platform penjualan online lainnya.

Setelah sukses memposisikan diri sebagai merek busana pria, kini Cottonology sedang bersiap memperluas pasar ke busana wanita dan anak-anak.

“Untuk produk pria pun kami menambah lini dengan penjualan aksesoris seperti tas dan juga parfum,” katanya.

Penjualan produk busana pria menurutnya saat ini sudah kembali stabil seiring dengan dilonggarkannya PSBB.

“Item busana yang sudah mengalami peningkatan adalah penjualan outer atau jaket,” katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/30/195148820/kantongi-omset-berlipat-dengan-jual-bokser-saat-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke