Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Dirut Garuda Indonesia, Berat Badan Susut di Tengah Pandemi

“Banyak yang nanya saya diet apa. Saya jawab, kamu jadi Dirut Garuda sekarang deh, pasti kurusan.”

Begitu kata Irfan sambil tertawa dalam acara Webinar Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Senin (10/8/2020).

Irfan menceritakan, salah satu indutri yang terkenda dampak sejak awal pandemi adalah penerbangan. Penurunan revenue-nya mencapai 90 persen.

Saat-saat sibuk seperti umrah, mudik, liburan sekolah Juni-Juli, bahkan haji yang biasanya mengantongi 250 juta dollar AS sekarang "nihil". 

“Ada implikasi langsung dari peak season."

"Suatu hari saya baca berita umrah dibatalkan. Seumur hidup saya, baru kali itu WhatsApp (ponsel) saya jatuh. I can’t believe it,” tutur Irfan dengan mata berkaca-kaca.

Ia lantas mengumpulkan karyawannya. Ucapan pertama yang ia sampaikan adalah jangan mengeluh.

“Dunia memang gelap buat kita, tapi jangan mengeluh. Mari kita lihat apa yang kita punya,” ucap Irfan mengenang ucapannya di awal pandemi.

Irfan kemudian memutuskan untuk tetap terbang dengan mengurangi banyak frekuensi penerbangan.

Sebab, dia mengaku sadar, Garuda Indonesia bukan hanya perusahaan komersial. Ada tanggung jawab dari negara untuk tidak mengabaikan warganya yang ada di luar negeri.

Berangkat dari alasan itulah, Garuda tetap terbang untuk menjemput orang Indonesia di luar negeri di masa pendemi.

Apa yang dilakukan Garuda disambut baik Kementerian Luar Negeri. Sebab, dengan demikian Pemerintah tidak harus mengirimkan pesawat menjemput rakyatnya.

Begitu pun orang asing yang ada di Indonesia, mereka ingin berkumpul bersama keluarganya di saat seperti ini.

“Garuda sempat terbang ke Kolombia. Kami mendapatkan ucapan terima kasih dari Presiden Colombia karena sudah mengantarkan mereka,” ucap dia.

Saat ini, ada maskapai di beberapa negara yang menyatakan diri bangkrut. Garuda Indonesia masih berupaya bertahan dengan melakukan berbagai inovasi.

Di antaranya restrukturisasi financial, pengaturan SDM yang terlalu gemuk, memaksimalkan potensi yang dimiliki seperti pesawat kargo.

Kemudian, pengoptimalan teknologi HEPA (High Efficiency Particulate Airfilter) di pesawat - di mana sebagian udara dalam kabin dihisap, dan kemudian dibuang ke luar.

Garuda juga menyelesaikan dampak buruk dari kasus hukum yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang melilit direksi Garuda sebelumnya.

Produk baru yang diluncurkan Garuda di antaranya “KirimAja” dan “PesanAja”.

Layanan ini memungkinkan UMKM Indonesia mendapatkan keuntungan dari selisih biaya pengiriman barang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/10/154513420/cerita-dirut-garuda-indonesia-berat-badan-susut-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke