Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah "Toko Permen" Turki Berusia 240 Tahun...

Tidak lama kemudian, Bekir diangkat menjadi Kepala Pembuat Kue untuk Sultan. Setelah masa itu, kelanjutan perjalanan hidup Bekir pun menjadi sejarah, yang dikenal hingga kini. 

Kini, sejarah panjang itu berlanjut di tangan Leyla Celalyan, seorang perempuan berusia 30 tahun yang menjadi pemimpin Haci Bekir -toko penganan lima generasi.

Seperti yang disebutkan di awal, manisan tradisional khas Turki yang ada di gerai itu sudah ada sejak zaman Kekaisaran Ottoman.

“Ini adalah bisnis keluarga tertua di Turki, dan sifat bisnisnya adalah tentang kebahagiaan dan menyebarkan kebahagiaan,” kata Leyla dengan antusias.

Meskipun terkenal dengan beragam permen tradisional, kreasi utama di toko otu tak lain adalah "Turkish Delight", yang menurut Leyla adalah penemuan kakek buyutnya, Bekir Effendi.

Sebagai penganan utama di Kekaisaran Ottoman, konon Bekir Effendi memiliki hak istimewa untuk berkeliling Eropa demi mempromosikan budaya Ottoman dan masakannya.

Selain itu, kesempatan itu pun dia pakai untuk menemukan teknik dan inovasi memasak baru.

Sekitar awal abad ke-19, ketika tepung jagung dan gula rafinasi diperkenalkan, Bekir pun mengubah resep aslinya dengan  memasukkan bahan-bahan baru ini.

Kandungan itulah yang kemudian menciptakan kekenyalan khas Turkish Delight yang disukai semua orang.

Nah, resep ini yang hingga saat ini tetap dijaga dan dilestarikan.

"Memang, tidak adil menyebut dia sebagai inovator Turkish Delights, karena itu sebenarnya  adalah resep anonim."

"Tapi dia adalah penemu 'Turkish Delight' modern yang kami produksi dan makan sekarang," tegas Leyla.

The Turkish Delight atau "lokum" adalah kubus kecil berbentuk jeli yang terbuat dari tepung jagung dan gula. Lalu, potongan tersebut ditaburi gula bubuk agar tidak saling menempel.

Potongan "lokum" bisa dibumbui dengan air mawar, lemon dan lainnya, atau bisa pula disuguhkan dengan isian seperti pistachio, hazelnut atau kenari.

“Manisan paling populer adalah 'Turkish Delight' dengan pistachio -yang klasik. 'Turkish Delight' dengan mawar juga memiliki penggemar yang cukup banyak,” ujar Leyla.

Dia menyebutkan, 'Turkish Delight' yang enak tidak boleh terlalu manis hingga menyengat tenggorokan.

Penganan ini harus lembut dan kenyal, tetapi tidak menempel pada gigi.

“Saya sangat bangga karena kami melakukan segalanya untuk menjaga rasanya tetap sama."

"Kami tidak selalu berpegang pada resep standar karena bahan-bahan berubah, iklim berubah. Tapi kuncinya ada pada kontrol ketika membuatnya," ujar perempuan itu.  

Toko utama Haci Bekir berada di Eminonu -lokasi asli selama 200 tahun terakhir, yang menjadi contoh besar dalam warisan bisnis yang bisa bertahan dalam berbagai jaman.

“Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, lokasi ini sangat penting karena dekat dengan istana."

"Semua perdagangan dilakukan di sini, juga karena dekat dengan pelabuhan perdagangan lama Golden Horn."

"Itu tempat yang penting dan masih menjadi lingkungan yang penting,” kata Leyla.

Meskipun kini suguhan lezat Haci Bekir bisa dibeli secara online, atau bahkan menemukannya di toko-toko tertentu di luar negeri, namun tidak ada yang mengalahkan sensasi menikmati di gerai aslinya.

Toko ini memiliki suasana dunia lama yang menawan. Dekorasi asli dipertahankan, dengan masih menggunakan stoples dan peralatan yang sama.

Meskipun lokum adalah produk paling populer dari Haci Bekir, toko ini juga menjual permen keras, pasta kacang dan halva, serta biskuit, kue, dan kue kering.

“Nenek saya adalah satu-satunya anak perempuan yang mengambil alih bisnis. Dan kemudian datanglah bibi dan ibuku. Sekarang saya di sini, jadi ini adalah hal yang menyenangkan."

"Haci Bekir adalah nama yang sangat maskulin dan tradisional, tetapi jika kita melihat perusahaannya, kebanyakan perempuan yang menjadi kepalanya," kata dia lagi.

Bagi Leyla, tumbuh dewasa dengan menyaksikan para wanita di keluarganya mengelola bisnis adalah sesuatu yang dia cita-citakan.

“Saya memiliki mimpi masa kecil. Saya bisa mengatakan itu karena saya dikelilingi oleh permen dan permen sepanjang waktu."

“Bayangkan bekerja di tempat di mana kita dapat mencicipi setiap jenis makanan manis yang kita buat. Sungguh menakjubkan. Dan ,sekarang saya melakukan apa yang selalu ingin saya lakukan."

Dengan lima toko yang beroperasi di Istanbul, ditambah bisnis online yang berkembang pesat, ada banyak tekanan bagi Leyla untuk berhasil dalam perannya sebagai manajer.

“Saya merasakan tekanan sepanjang waktu karena ini adalah perusahaan yang bertahan selama 242 tahun."

"Di dalamnya ada dua perang dunia, banyak perang saudara, dan krisis ekonomi."

"Tantangannya sekarang adalah tetap relevan dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan,” ujar dia.

Bermitra dengan restoran mapan di Istanbul, seperti Pandeli, juga telah membantu Haci Bekir memperluas jangkauannya dan mendiversifikasi bisnisnya.

“Kami memiliki hubungan dekat dengan Pandeli karena kami adalah tetangga dekat di Eminonu."

"Pelanggan bisa menemukan produk kami di sana, terutama manisan ketumbar, makanan penutup khas Turki untuk setelah makan, ditambah 'Turkish Delights' dan hard candy kami yang paling terkenal,” ungkap dia.

Meski merupakan produk warisan, namun Leyla mengaku tidak takut untuk mencoba bahan yang tidak biasa seperti kopi, cabai, dan jahe.

Faktanya, ada beberapa rasa permen yang lebih unik, termasuk rasa yang terbuat dari kayu manis, dan wijen.

Dia juga membuat lini kecil bebas gula untuk penderita diabetes.

Menurut dia, salah satu tantangan terbesar adalah melestarikan warisan Haci Bekir.

“Pelanggan yang lebih tua, mereka memperingatkan kami, ‘kamu Haci Bekir. kamu tradisional, kamu tidak bisa semodern ini."

"Tapi menurut saya sangat penting untuk memadukan unsur-unsur modern dengan tradisional untuk menjaga tradisi tetap hidup,” tegas Leyla.

Dengan konsumen yang semakin sadar kesehatan, Leyla mengaku harus menciptakan rasa baru untuk memenuhi selera yang cerdas.

Terus bereksperimen, dan mempelajari resep dan makanan penutup lokal lama dari budaya lain juga dilakukan untuk melihat adakah unsur yang dapat dimasukkan ke dalam manisannya.

“Rumah tangga semakin kecil dan orang-orang mengonsumsi lebih sedikit permen. Kami sedang mengerjakan hal-hal baru untuk mengikuti generasi baru,” ungkap Leyla.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/18/124501920/kisah-toko-permen-turki-berusia-240-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke