Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Genitri, Buah yang Dianggap Tetesan Air Mata Dewa

KOMPAS.com - Di Indonesia, terdapat tak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan dan baru 200 di antaranya yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat tradisional.

Salah satu tanaman herbal yang belum banyak disentuh untuk kesehatan masyarakat Tanah Air adalah buah genitri atau dikenal juga dengan rudraksha.

Genitri (Elaeocarpus sphaericus Schum) adalah jenis tumbuhan berbiji yang pohonnya bisa tumbuh hingga ketinggian 25-30 meter.

Batang pohon ini tegak dan bulat berwarna cokelat, sementara daunnya bergerigi di sepanjang bagian tepinya dan meruncing di bagian ujung.

Buah genitri sendiri berbentuk gandul (bulat dan kecil) dengan diameter sekitar 2 centimeter. Kulit buahnya berwarna hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi biru cerah ketika sudah matang.

Di India, negara yang paling banyak menggunakan buah ini, pohon genitri juga tumbuh subur dan disebut sebagai tanaman rudraksha.

Orang Hindu meyakini pohon rudraksha tumbuh berkat adanya tetesan air mata Dewa Siwa yang jatuh di atas tanaman tersebut.

Sekalipun merupakan negara yang paling banyak memanfaatkan genitri, India bukanlah penghasil buah yang satu ini.

Negara yang paling banyak memproduksi buah genitri adalah Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.

Kandungan buah genitri

Meski banyak tumbuh di Indonesia, buah genitri belum banyak dimanfaatkan untuk industri obat, sekalipun pada level obat herbal.

Sejauh ini, pohon genitri hanya dijadikan sebagai perindang di tepi jalan, sedangkan kayunya dimanfaatkan dalam industri petukangan sebagai bahan baku alat musik, yakni gitar dan piano.

Sementara itu, biji buah genitri kerap dimanfaatkan sebagai produk kerajinan tangan maupun perhiasan, seperti pembuatan gelang, kalung, dan tasbih. Di India, biji genitri kerap dijadikan salah satu sesajen dalam upacara.

Meskipun demikian, beberapa penelitian awal di Indonesia sudah banyak mengkaji tentang kandungan dan potensi manfaat buah ini untuk kesehatan manusia.

Dari segi fisik, warna biru pada kulit buah genitri mengindikasikan adanya kandungan zat antioksidan jenis antosianin.

Sayangnya, antosianin buah genitri masih lebih rendah dibanding buah lain, seperti anggur, stroberi, cranberi, raspberi, bahkan maqui-beri yang berasal dari keluarga yang sama dengan buah genitri.

Buah genitri mengandung zat metabolit sekunder, seperti seperti flavonoid, karbohidrat, protein, tanin, pitosterol, lemak, dan alkaloid. Berdasarkan kandungan tersebut, buah jenitri dipercaya memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.

Potensi manfaat buah jenitri untuk kesehatan

Karena kandungannya yang kurang diketahui, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan buah genitri untuk mencegah maupun mengobati berbagai jenis penyakit.

Beberapa penelitian awal sendiri menyatakan buah genitri memiliki potensi manfaat bagi kesehatan manusia, seperti:

1. Meringankan diare

Diare ditandai dengan buang air besar yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Banyak hal dapat mengakibatkan diare, salah satu yang cukup sering terjadi adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus maupun Salmonella sp.

Jika tidak ditangani secara cepat, diare dapat mengakibatkan dehidrasi. Namun, efek ini dapat dicegah dengan mengonsumsi banyak cairan.

Nah, kandungan flavonoid, alkaloid, dan tanin yang terdapat dalam buah genitri secara teori mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut sehingga diare tidak bertambah parah.

2. Menormalkan fungsi organ tubuh

Dalam pengobatan tradisional Hindu, biji buah genitri dipercaya dapat mengontrol fungsi organ tubuh.

Jus buah genitri juga diyakini dapat meredakan stres dan kecemasan, mencegah peradangan di dalam tubuh, meringankan rasa nyeri, dan menurunkan kadar gula darah.

Meskipun demikian, manfaat buah genitri di atas masih perlu dikaji lebih lanjut dan belum bisa dijadikan sebagai obat alternatif pengganti resep dokter.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/21/185751420/mengenal-genitri-buah-yang-dianggap-tetesan-air-mata-dewa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke