Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berhasil Turunkan Berat Badan, Wanita Ini Jadi Juara Triathlon

KOMPAS.com - Keuntungan dari menurunkan berat badan adalah tubuh lebih sehat dan kita pun bisa bergerak lebih lincah. Bahkan, seorang wanita yang dulu obesitas kini bisa menjuarai triathlon.

Sepuluh tahun lalu, Sue Reynolds sulit melakukan kegiatan sehari-hari seperti ke restoran  atau memakai sepatu. Semua disebabkan oleh berat badan Reynolds saat itu yang mencapai 151 kilogram.

Setelah menikah dan mempunyai anak, ia bekerja di organisasi nirlaba yang didirikannya. Ia pun sering tidur larut malam dan mengonsumsi camilan manis seperti kue dan permen. Kebiasaan itu ia lakukan selama bertahun-tahun.

Pada suatu hari, ia berdiri di dapur dan mengatakan kepada dirinya bahwa ia sudah lelah menghadapi kegemukannya.

Dimulai dengan jalan kaki

Reynolds telah mencoba berbagai jenis diet selama bertahun-tahun dan berhasil mengurangi berat badannya hingga 27 kilogram, namun berat badannya naik lagi.

"Saya kesal karena tidak dapat melakukan hal-hal yang saya inginkan," kata Reynolds kepada Bicyling.

Akhirnya, ia berolahraga pertama kalinya dengan berjalan kaki sekitar 100 meter ditemani oleh sang suami, Brian.

Saat itu, ia merasa seperti menggendong orang lain di tubuhnya. Selesai berjalan kaki 100 meter, tubuh Reynolds lemas dan berkeringat, namun ia mengaku gembira.

"Ini adalah salah satu hal tersulit yang pernah saya lakukan," ujarnya.

Reynolds tetap berolahraga dengan menambah jarak yang ditempuh sedikit demi sedikit, sehingga ia bisa berjalan kaki sejauh 4,8 km.

Namun, perjuangannya untuk menurunkan berat badan di dua tahun berikutnya tidak selancar apa yang ia bayangkan.

Setelah berhasil turun hingga 122 kilogram berkat mengurangi kalori dan berjalan kaki, berat badannya kembali naik. Ia harus mengambil cuti kerja selama 11 bulan untuk menjalani diet sehat.

Kemudian, ia bersama temannya mendaftarkan diri di kelas Meltdown Bootcamp. Selain melatih kekuatan otot inti dan kardio, ia merencanakan pola diet serta menimbang berat badannya setiap dua minggu sekali.

Reynolds mengunduh aplikasi Run 5K dan menambahkan sedikit interval lari dalam olahraganya.

Ia juga mengikuti kelas spin bike dan aerobik air, serta melakukan beberapa putaran tambahan di kolam renang. Reynolds sadar jika latihan yang ia lakukan terdiri dari tiga bagian triathlon.

Tidak lama kemudian, ia bisa berenang, mengayuh spin bike hingga 19 km, dan berjalan kaki sejauh 4,8 km.

Ia mengaku sangat bangga karena tidak pernah menyangka bisa melakukannya.

"Di saat kita mempunyai tujuan dari olahraga kita, itu akan membuat olahraga jauh lebih menyenangkan," katanya.

Triathlon pertama 

Di usianya yang menginjak 59 tahun, Reynolds mendaftarkan diri mengikuti triathlon pertamanya di Indianapolis, Amerika, pada Juli 2013. Hanya suaminya yang mengetahuinya.

Selama perlombaan, ia sempat malu jika orang lain melihatnya memakai pakaian renang, meski berat badannya turun menjadi 102 kg.

Guna meningkatkan kondisi mentalnya dalam perlombaan, Reynolds berusaha menghilangkan kebanggaan dan rasa takut.

"Saya sadar seberapa besar kebanggaan bisa menghalangi antara sesuatu yang ingin saya capai dan menyelesaikan hal itu atau tidak," kata Reynolds.

"Pada balapan pertama itu, saya memasang sebuah dinding mental. Saya berada di satu sisi dinding dan kebanggaan ada di sisi lain."

Reynolds berenang dengan gaya dog paddled atau gaya anjing, dan ia finish di posisi terakhir.

Perlombaan pertama tidak membuat dia menyerah. Ia kembali mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan lain, dan mendapatkan pelatih triathlon berusia 27 tahun bernama Brant Bahler.

Bahler mengatakan, sejak awal Reynolds merasa dia tua dan kegemukan. Namun, ia tetap melatih Reynolds.

Di musim panas berikutnya, ia ikut lomba triathlon di U.S nationals di Milwaukee. Reynolds finis di urutan ke-29 dari 44 peserta wanita dalam kategori usia yang sama dengannya. Ini sekaligus membuktikan ia punya kemampuan untuk bersaing melawan peserta lain.

Pada tahun 2015, dia mengubah porsi latihannya dari 20 menit selama lima hari dalam seminggu menjadi latihan 10 jam selama enam hari seminggu.

Berat badannya turun menjadi 65 kilogram. Reynolds juga lolos kualifikasi ke tim USA untuk pertama kalinya dan berangkat ke ITU World Triathlon Grand Final di Cozumel, Meksiko.

Di ajang tritathlon itu, ia berhasil finis di urutan ke-11.

Pencapaian terbaik Reynolds terjadi di tahun 2017, saat ia menempati posisi keenam dunia dan posisi puncak di AS.

Berat badannya juga kembali turun, menjadi 61 kilogram. Dan ia semakin yakin jika dirinya adalah seorang atlet.

Konsumsi makanan

Dalam hal mengonsumsi makanan, Reynolds konsisten dengan asupan makanannya setiap hari. Ia mengonsumsi yogurt, oatmeal, roti gandum, buah-buahan, dan sayuran.

Namun, ia terkadang melakukan "cheating" dengan mengonsumsi wafel dan sirup maple satu kali dalam seminggu.

Jika rencana dietnya tidak berjalan lancar, ia tidak menganggapnya sebagai masalah.

"Saya tinggal memulainya kembali. Saya kembali ke rencana diet, dan saya tidak menyalahkan diri saya," tutur dia.

Pensiun

Selama pandemi Covid-19, Reynolds yang telah pensiun dari dunia triathlon tidak berhenti berolahraga.

Ia juga menerbitkan sebuah buku berjudul "The Athlete Inside", yang menjelaskan secara rinci perjalanannya dalam menurunkan berat badan serta bagaimana ia bisa menyaingi atlet profesional lain.

Buku itu dijual di situs Amazon dan Barnes & Noble, dan hasil penjualannya disumbangkan ke USA Triathlon Foundation untuk mendukung atlet triathlon penyandang disabilitas dan tunanetra.

Sang pelatih, Bahler, merasa bahwa Reynolds masih bisa menjadi lebih kuat, meski sudah berusia 66 tahun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/25/161841420/berhasil-turunkan-berat-badan-wanita-ini-jadi-juara-triathlon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke